Komika Eky Priyagung menduga ada banyak korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru mengajinya yang mengajar di salah satu masjid di Kota , Sulawesi Selatan (Sulsel). Eky mengaku sudah menerima 40 aduan korban lain dari pelaku yang sama sejak videonya yang mengalami dugaan pelecehan seksual itu viral di media sosial.
“Kalau total yang saya dengar lagi, yang sudah mengaku ke saya dan ke perantara jadi total ada 40-an. Bisa jadi lebih lagi (dari 40), bisa ratusan sebenarnya kalau terungkap semua,” ujar Eky kepada infoSulsel, Sabtu (26/4/2025).
Eky mengaku dugaan pelecehan dialaminya kerap dijadikan materi stand up comedy. Teman dekat dan keluarganya sudah mengetahui kejadian tersebut.
“Sebagai komika cerita ini sudah jokes, komedi sehari-hari, sudah saya anggap biasa mi saja karena teman-temanku sudah tahu semua, keluargaku juga sudah tahu,” ujarnya.
Niatannya untuk speak up terkait dugaan pelecehan seksual lewat video di media sosial bermula ketika membuat konten perjalanan di Makassar. Saat itu dia bertemu dengan teman-teman remaja masjid masa kecilnya.
“Fokusnya (konten) adalah ada remaja masjid ajak ka untuk percaya agama lagi karena sempat ka tinggalkan masjid. Saya tidak mau ada lagi trauma,” tutur Eky.
Sejak mengunggah konten itu, ternyata banyak korban lain yang dilecehkan oleh pelaku yang sama. Hal inilah mendorong Eky untuk berbicara lebih terbuka di media sosial.
“Ku-upload di story, tapi lebih blak-blakan. Kalau sebelumnya cuma cerita implisit, ini saya benar-benar speak up,” paparnya.
Videonya pun mendapat respons dari warganet hingga Eky menerima banyak pesan dari korban lain, baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan dia menemukan fakta baru bahwa ada lebih dari satu pelaku di lingkungan tersebut.
“Ternyata itu korban perempuan-perempuan bukan dari pelaku yang sama, tapi di masjid yang sama. Ada dua pelaku,” ujar Eky.
Eky menegaskan bahwa tujuannya speak up untuk membangkitkan semangat korban lain agar berani bicara. Apalagi kasus yang dialaminya 16 tahun lalu itu mungkin sulit diproses secara hukum.
“Tujuan speak up ini bukan sebagai penuntut dari korban, tapi untuk pembangkit korban lain yang mungkin masih bisa diproses hukum,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Eky mengalami dugaan pelecehan seksual oleh guru mengajinya berinisial SU yang mengajar di salah satu Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di masjid di Kecamatan Rappocini, Makassar. Kejadian itu dialaminya saat masih berusia 13 tahun atau 2009 silam.
Eky menceritakan, pelecehan terjadi saat dipanggil guru mengajinya di rumah. Dia dipanggil untuk tes membaca Al-Qur’an dengan dalih ujian kenaikan tingkat.
“Saya diajak untuk naik tingkat, saya dulu juga pembina di masjid di situ, diajak naik tingkat untuk mengajar di situ. Nah, si pelaku ini undang saya ke rumahnya malam-malam ketika istrinya lagi ke mal,” katanya.
Namun saat tiba di rumah pelaku, Eky justru tidak dites membaca Al-Quran. Dia diminta membuka celana guru mengajinya hingga terjadi dugaan pelecehan seksual tersebut.
“Terus setelah dibegitukan (dilecehkan) disuruh sumpah Al-Qur’an. Jika mengaku, menceritakan ke orang lain atau ada yang tahu saya akan celaka,” imbuh Eky.