Koordinator BEM Nusantara Provinsi Gorontalo, Harun Alulu (28) mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal (OTK) usai menyoroti kasus tambang ilegal di Kabupaten Pohuwato. Harun telah melaporkan kasus tersebut ke polisi.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
“Iya, saya melapor kemarin di Polres Gorontalo kasus penganiayaan,” ujar Harun Alulu kepada infocom, Rabu (14/5/2025).
Alulu mengaku dianiaya di Jalan Simpang Tiga, Kompleks Hanthaleya Cafe, Kelurahan Kayubulan, Kecamatan Limboto, Gorontalo pada Selasa (13/5) sekitar pukul 00.10 Wita. Dia dianiaya saat hendak ke tempat tongkrongannya.
“Dari kejauhan saya melihat dua orang pria berpakaian hitam, menutupi seluruh tubuh layaknya kostum ninja dan dua lainnya sementara mengendarai sepeda motor Yamaha Nmax tanpa plat nomor,” tutur Harun.
“Tiba-tiba mereka langsung menghantam punggung saya dari belakang dengan menggunakan balok kayu dan mereka langsung kabur. Saat ini saya masih merasakan nyeri, di persendian punggung belakang sebelah kanan memar-memar,” sambungnya.
Harun menduga penganiayaan itu dipicu aksinya yang sering menyoroti kasus tambang ilegal di Kabupaten Pohuwato. Bahkan pihaknya sering melakukan demo terkait pertambangan ilegal.
“Iya, karena selalu menyoroti kasus tambang ilegal di Pohuwato diduga ada sindikat jahat penambang dan aparat penegak hukum (APH) diduga terlibat,” katanya.
Atas kejadian itu, Harun melaporkan kasus ini ke polisi pada Selasa (13/5) sekitar pukul 02.15 Wita. Laporan tersebut bernomor: LP/B/77/V/2025/SPKT/Polres Gorontalo tertanggal 13 Mei 2025.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gorontalo Iptu Faisal Ariyoga A Harianja membenarkan terkait laporan korban. Dia mengatakan kasus tersebut masih dalam penyelidikan.
“Iya benar sudah masuk laporannya. Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan terkait hal tersebut,” kata Faisal yang dikonfirmasi terpisah.