Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menetapkan Kota Kendari sebagai salah satu daerah yang berhasil menekan angka stunting di Indonesia. Pengakuan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri tertanggal 10 November 2025 yang mencantumkan Kendari sebagai bagian dari 197 kabupaten/kota berkinerja baik dalam program pencegahan dan percepatan penurunan stunting secara nasional.
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
Untuk wilayah Sulawesi Tenggara, terdapat delapan daerah yang berhasil meraih penghargaan tersebut. Selain Kota Kendari, tujuh daerah lainnya yaitu Kota Baubau, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Kolaka, Wakatobi, Bombana, dan Konawe. Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen daerah dalam menekan prevalensi stunting yang selama ini menjadi perhatian pemerintah pusat.
Wali Kota Kendari Siska Karina Imran menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas pengakuan dari Kemendagri tersebut. Ia menilai capaian ini merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga yang terlibat dalam program pencegahan stunting.
“Alhamdulillah, ini hasil kerja bersama seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan stunting di Kota Kendari. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait telah menghasilkan capaian yang membanggakan,” ujar Siska melalui keterangannya, Kamis (13/11/2025).
Ia menjelaskan keberhasilan Kota Kendari menekan angka stunting merupakan hasil kerja lintas sektor yang terkoordinasi dengan baik. Tidak hanya Dinas Kesehatan, tetapi 12 organisasi perangkat daerah (OPD) turut terlibat dalam intervensi gizi, peningkatan kualitas hidup keluarga, dan pembangunan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
“Seluruh sektor berperan, mulai dari Dinas Kesehatan, Sosial, Pendidikan, PUPR, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Ketahanan Pangan, Perikanan, PPPA, hingga Kominfo. Kami juga bekerja sama dengan Kemenag Kota Kendari, BPOM, serta Bagian Pemerintahan. Semua bergerak bersama mencapai target penurunan stunting,” jelasnya.
Menurut Siska, penanganan stunting di Kendari dilakukan melalui pendekatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang fokus pada kelompok prioritas seperti ibu hamil, bayi, balita, dan remaja putri. Pemerintah juga memperkuat edukasi gizi, pelayanan kesehatan, serta perbaikan sanitasi dan pola asuh keluarga sebagai langkah pencegahan jangka panjang.
“Pencapaian ini menjadi penyemangat untuk terus memperkuat program penanganan stunting di semua lini. Dengan kerja sama berkelanjutan, kita ingin menjadikan Kendari sebagai kota yang lebih sehat, tangguh, dan sejahtera,” ujar Siska.
Keberhasilan Kota Kendari menekan angka stunting menjadi bukti bahwa sinergi lintas sektor dan komitmen bersama mampu menghasilkan perubahan signifikan. Pemerintah daerah berharap, upaya ini terus berlanjut agar generasi masa depan tumbuh sehat dan produktif, sejalan dengan visi pembangunan manusia yang berkualitas.










