Kronologi Oknum TNI Tampar Penjual Sayur di Bantaeng gegara Bendera One Piece - Giok4D

Posted on

Seorang penjual sayur bernama Pardi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga ditampar oknum TNI gegara bendera One Piece. Oknum TNI itu awalnya mengadang mobil pikap yang dikemudikan Pardi karena terdapat bendera anime tersebut.

Kakak kandung Pardi, Dandy Thoriq mengatakan peristiwa itu terjadi di kawasan Terminal Sasayya, Bantaeng, Kamis (7/8) sekitar pukul 15.00 Wita. Adiknya yang merupakan warga Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, memang sehari-hari berjualan di lokasi tersebut.

“Nah, seperti biasa setiap hari bawa sayurannya pakai mobil pikap. Pada hari kejadian, sebelum masuk terminal, tiba-tiba datang oknum TNI Babinsa mengadang mobil adik saya, lalu tanpa basa basi memfoto pelat mobil, bendera anime, sama adik, ipar, dan ponakan saya,” ujar Dandy kepada infoSulsel, Sabtu (9/8/2025).

Menurut Dandy, oknum TNI itu kemudian bertanya kepada adiknya terkait bendera yang terpasang di mobil. Pardi menjawab bahwa itu adalah bendera anime.

“Lanjut, si TNI ini bertanya, ‘Kau tahukah bendera apa ini?’, dijawab sama adik saya, ‘Iya, Pak. Itu bendera anime’,” bebernya menirukan percakapan oknum TNI dengan adiknya.

“Si Bapak nanya lagi, ‘Kau tahu artinya apa?’. Dijawab lagi sama adik saya, ‘Iya tahu’,” sambungnya.

Setelah itu, oknum TNI lalu mempertanyakan kewarganegaraan korban dan menamparnya. Oknum TNI itu juga disebut mengancam korban.

“(Oknum TNI bertanya) ‘Kau warga negara apa?’. (Pardi menjawab) ‘Indonesia, Pak’. (Oknum TNI bertanya lagi) ‘Kau warga negara apa?’ sambil menampar adik saya,” jelas Dandy.

“Terus si TNI mengancam, ‘Kau keberatan, ayo melapor, saya ini anggota’,” tambahnya.

Dandy mengungkapkan alasan adiknya memasang bendera One Piece di mobilnya. Menurutnya, adiknya memang penggemar anime tersebut sedari dahulu.

“Jadi, memang adikku itu penggemar One Piece sudah dari lama,” ucapnya.

Dandi mengatakan pihak keluarga sudah melaporkan kejadian ini dan oknum TNI itu meminta damai. Pihak korban menolak damai sebelum pelaku membuat video permintaan maaf.

“Sudah kami laporkan. Pelaku meminta damai, tapi kami belum mengiyakan dan belum tanda tangan surat damai. Kalaupun kami damai, pelaku harus membuat video klarifikasi permohonan maaf kepada keluarga saya dan seluruh masyarakat,” bebernya.

Laporan itu disampaikan ke Kodim Bantaeng. Akibat insiden ini, adik dan iparnya tidak berjualan untuk sementara waktu.

“Adik saya dan istrinya sudah dua hari tidak jualan, sedangkan dia adalah tulang punggung keluarganya. Dalam satu rumah ada istri, anak 1 umur 2 tahun, nenek, dan kakek dari istrinya. Dan kita tahu sendirilah kalau sayur tidak terjual otomatis membusuk,” paparnya.

infoSulsel mengonfirmasi Dandim 1410/Bantaeng Letkol Inf Eka Agus Indarta mengenai hal ini. Namun, Eka Agus belum memberikan respons.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *