Anggota Komisi E DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Yeni Rahman mendukung langkah Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel yang menyiapkan skema pengiriman guru negeri ke sekolah swasta. Kendati demikian, dia menekankan pentingnya menghitung rasio guru dan murid serta dampaknya terhadap keberadaan guru swasta.
“Saya pikir rencana itu cukup bagus, tapi memang ada beberapa pertimbangan yang harus kita perhatikan,” ujar Yeni kepada infoSulsel, Jumat (20/6/2025).
Yeni mengatakan skema itu bisa menjadi solusi jika dilakukan secara tepat. Dia mengemukakan dua hal yang perlu diperhatikan sebelum guru negeri ditempatkan di sekolah swasta.
“Pertama, apakah guru untuk di negeri itu sudah terpenuhi? Yang kedua, kehadiran teman-teman guru negeri yang ditempatkan di sekolah swasta ini tidak menggeser guru-guru yang sudah ada di swasta,” katanya.
Menurutnya, jika hal itu terpenuhi, kebijakan ini bisa menghidupkan sekolah swasta yang kekurangan tenaga pengajar. Namun, dia menegaskan perlu ada kajian menyeluruh sebelum skema ini diterapkan.
“Kalau itu terpenuhi, saya pikir itu salah satu solusi yang cukup bagus. Jadi, persoalan itu kita harus telusuri lebih jauh seperti apa,” ucapnya.
Yeni juga menyoroti perlunya perhatian terhadap peningkatan kapasitas guru-guru swasta. Dia menilai anggaran pemerintah untuk pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) guru swasta masih minim.
“Tapi, sebenarnya yang paling penting juga kita harapkan adalah guru-guru yang ada di swasta juga perlu diberikan selalu semacam bimtek untuk menambah kompetensinya. Ini saya melihat anggaran kita untuk itu masih sangat sedikit,” ungkapnya tanpa menyebut besaran anggaran.
Yeni menilai akar masalah yang membuat skema ini muncul adalah keterbatasan daya tampung sekolah negeri. Kondisi ini membuat banyak siswa tidak tertampung dan orang tua menjadi khawatir.
“Banyak anak-anak yang tidak terakomodir, banyak orang tua yang sedih,” sebutnya.
Oleh karena itu, Yeni mendorong agar sekolah swasta dihidupkan dan diberi dukungan. Namun, dia meminta Disdik tidak serta-merta mengirim guru ke swasta tanpa memetakan kebutuhan yang sebenarnya.
“Apakah di swasta itu kekurangan guru atau seperti apa? Kita mau tanya dulu apa kebutuhan mereka. Jangan sampai ini akan membuat sekolah-sekolah terancam guru-gurunya. Kalau nggak, ya, tidak apa-apa. Kalau swasta kekurangan guru, baru disubsidi, pasti kita senang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Yeni sepakat dengan Disdik bahwa keberadaan guru negeri di swasta juga membantu menjaga rasio ideal antara jumlah murid dan guru. Hal ini juga berkaitan dengan pemenuhan jam pelajaran guru bersertifikasi.
“Iya, karena memang ada rasio. Berapa jumlah murid dan berapa ketersediaan guru,” tambahnya.
Yeni berharap ke depan kualitas sekolah di Sulsel bisa lebih merata agar orang tua tidak hanya terfokus pada sekolah-sekolah unggulan tertentu. Menurutnya, pemerataan kualitas ini merupakan tantangan utama Disdik.
“Ini menjadi tantangan di Dinas Pendidikan sebenarnya bagaimana kualitas pendidikan di semua sekolah itu harusnya hampir merata. Ini tantangan kita semua bagaimana caranya cari formulasi. Kita harus punya frame yang sama, yakni semua anak harus mendapatkan pendidikan yang layak,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Disdik Sulsel menyiapkan langkah untuk menampung siswa lulusan SMP yang tak tertampung di sekolah negeri pada Sistem Penerimaan Murid Baru (PPDB) 2025. Salah satu skema yang tengah disiapkan dengan mengirim guru-guru dari sekolah negeri ke sekolah swasta.
“Ada langkah-langkah yang kita mau lakukan, sekarang yang kita lakukan malah, itu kita mengirim guru-guru yang ke swasta, guru-guru sekolah negeri sekarang, supaya nanti swasta ini juga bisa meningkatkan kualitasnya,” ujar Kepala Disdik Sulsel Iqbal Nadjamuddin kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (16/6).
Iqbal mengatakan langkah ini ditempuh untuk mendukung sekolah swasta dalam menerima limpahan siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri. Pasalnya, daya tampung SMA/SMK negeri di Sulsel terbatas, termasuk di Kota Makassar.
“Kan, tidak mungkin sekolah negeri bisa menampung semua (siswa). Kuotanya saya belum tahu berapa sekarang, yang jelasnya nanti mekanisme kita yang tidak tertampung nanti setelah selesai SPMB ini, kita nanti mau arahkan nanti dia masuk ke sekolah swasta. Karena kalau swasta yang diikutkan itu lebih (kuota) sebenarnya,” katanya.