Lagu “Gugur Bunga” merupakan salah satu lagu wajib nasional yang memiliki makna mendalam bagi bangsa Indonesia. Lagu ini dinyanyikan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi bangsa Indonesia.
Dirilis pada 1945, lagu “Gugur Bunga” merupakan salah satu karya dari Ismail Marzuki. Lagu ini kerap dinyanyikan pada peringatan hari bersejarah Indonesia, salah satunya saat Hari Pahlawan 10 November.
Syairnya yang menyentuh hati dengan tempo yang pelan, membawa pendengar pada suasana haru dan rasa syukur atas perjuangan para pahlawan.
Tidak hanya sekadar lagu perjuangan, “Gugur Bunga” juga menjadi simbol rasa cinta tanah air. Melalui lagu ini, generasi muda diingatkan untuk terus menghargai perjuangan dan meneruskan semangat juang para pahlawan bangsa.
Untuk itu, berikut infoSulsel akan menyajikan informasi mengenai:
Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini pelipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Reff:
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti
Berikut adalah notasi angka dan chord lagu “Gugur Bunga” yang dilansir dari buku Terlengkap Kumpulan Lagu Wajib Nasional, Lagu Daerah, dan Lagu Anak Indonesia karya Wildan Bayudi:
Bagi infoers yang membutuhkan file-nya dalam format PDF, bisa mengunduhnya melalui tautan berikut:
Melansir jurnal Universitas Semarang berjudul “Analisis Semiotika Makna Mengenang pada Lagu Gugur Bunga Karya Ismail Marzuki”, setiap lirik yang dituangkan pada lagu “Gugur Bunga” memiliki makna yang sangat mendalam untuk menghormati pengorbanan para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Lagu ini menggambarkan rasa kehilangan sekaligus kebanggaan terhadap para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Berikut penjelasan pada masing-masing bait lagu Gugur Bunga:
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Pada bait pertama, lagu ini ingin menyampaikan rasa sedih dan kehilangan yang mendalam. Lirik “Betapa hatiku takkan pilu, telah gugur pahlawanku” menunjukkan kesedihan seorang hamba atau rakyat kecil yang menyaksikan gugurnya para pejuang di medan perang. Kata “gugur” sendiri memiliki arti meninggal, di mana para pahlawan telah tumbang selama memperjuangkan masa depan bangsa.
Kemudian, dalam lirik “Betapa hatiku takkan sedih, hamba ditinggal sendiri”, tergambar rasa sedih dan kehilangan yang amat dalam. Seorang hamba merasa ditinggalkan oleh pahlawan yang selama ini menjadi pelindung dan harapan mereka.
Pada bait kedua, lagu ini mengajak untuk merenungkan kembali akan pentingnya sosok pahlawan bagi kehidupan bangsa. Dalam lirik “Siapakah kini pelipur lara, nan setia dan perwira” menggambarkan situasi yang membingungkan serta merasa hilang arah setelah kepergian para pejuang.
Selanjutnya, pada lirik “Siapakah kini pahlawan hati pembela bangsa sejati” menceritakan ketika pahlawan gugur, bangsa kehilangan pembela sejati yang selalu setia menjaga kehormatan tanah air.
Pada bait ketiga, lagu ini menegaskan bahwa perjuangan para pahlawan tidak akan pernah sia-sia. Lirik “Gugur satu tumbuh seribu, tanah air jaya sakti” menjadi simbol semangat juang yang tidak pernah padam.
Meskipun satu pahlawan gugur, akan lahir ribuan pejuang baru yang siap melanjutkan perjuangan demi kemerdekaan dan kejayaan bangsa. Bagian ini menekankan bahwa dalam keadaan terpuruk sekalipun akan selalu ada harapan untuk menang.
Pada bait keempat, lagu ini ditutup dengan pesan keikhlasan dan kebanggaan atas pengorbanan para pahlawan. Lirik “Gugur bungaku di taman bakti, di haribaan pertiwi” menunjukkan bahwa perjuangan mereka telah memberikan keharuman semangat bagi bangsa. Pengorbanan para pahlawan diibaratkan bunga yang gugur, namun meninggalkan keharuman yang abadi bagi tanah air tercinta.
Itulah infoers ulasan mengenai lirik lagu “Gugur Bunga” lengkap dengan maknanya. Semoga bermanfaat!
