Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi infocom
Dari jantung peradaban Luwu Raya yang legendaris, di antara pegunungan hijau dan air jernih Danau Matano yang menakjubkan, muncul satu suara kuat dari masyarakat: ‘Kami tidak minta istana, kami hanya ingin pintu langit yang membuka masa depan!’
Kabupaten Luwu Timur, wilayah yang menjadi tulang punggung energi, industri, dan peradaban di ujung timur Sulawesi Selatan, kini menyerukan kepada pemerintah pusat untuk memberikan izin pembangunan Bandara Komersial Luwu Timur.
Bukan sekadar infrastruktur, tetapi gerbang strategis nasional yang akan menghubungkan tiga provinsi sekaligus-Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah-melalui jalur udara yang cepat, efisien, dan aman.
Luwu Timur bukan hanya wajah Bumi Batara Guru, tetapi halaman depan dan tulang punggung masa depan Sulawesi Selatan. Dari sinilah Indonesia Timur mengirim energi, menyalakan lampu, dan menjaga keseimbangan alam.
Masyarakat Luwu Timur tidak menuntut banyak, hanya meminta negara hadir dengan kebijakan yang adil dan visioner. Karena bandara bukan kemewahan, melainkan simbol kehadiran negara dan keadilan pembangunan.
“Berilah kami satu bandara, dan kami akan tunjukkan bagaimana Luwu Timur bisa menerbangkan masa depan Indonesia.”
Suara masyarakat Luwu Timur, 2025.
Oleh Prof. Dr. Ir. Zakir Sabara HW, ST., MT., IPM., ASEAN Eng., APEC Eng.
Dosen sekaligus Wakil Rektor II Universitas Muslim Indonesia, Makassar







