Mahasiswa Demo di Kantor Bupati Pangkep Tuntut BBM Langka di Pulau Terluar

Posted on

Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Liukang Tangaya (Himalaya) menggelar aksi menuntut ketersediaan BBM di wilayah kepulauan terluar Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka menyebutkan kelangkaan BBM sudah terjadi selama 5 bulan terakhir.

“Kelangkaan BBM sudah 5 bulan di pulau. Nelayan menjerit karena mau melaut tidak ada BBM,” kata Korlap Himalaya, Rafiuddin kepada infoSulsel, Kamis (8/5/2025).

Aksi sejumlah mahasiswa tersebut digelar di perempatan lampu merah jalan poros Pangkep-Makassar, Kabupaten Pangkep, Sulsel, Kamis (8/5) pukul 14.00 Wita. Para mahasiswa sempat menutup sebagian badan jalan dan membakar 2 buah ban bekas. Para mahasiswa melanjutkan aksi mereka di Kantor Bupati Pangkep.

Rafi menuturkan, warga pulau yang mayoritas bekerja sebagai nelayan terancam kehilangan pekerjaan karena tidak bisa melaut. Untuk bisa bertahan hidup, para nelayan terpaksa membeli BBM dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kuota terbatas.

“Satu-satunya mata pencaharian bagi warga pulau adalah nelayan. Tapi kalau tidak ada BBM mereka tidak bisa melaut. Terpaksa kita beli di NTB tapi itu kuotanya sedikit,” ucapnya.

Rafi mengatakan, membeli BBM dari wilayah NTB pun tidak semudah yang dibayangkan. Karena selain harus berlayar belasan jam, mereka juga main kucing-kucingan dengan risiko tertangkap aparat hukum jika membeli BBM di wilayah NTB.

“Ada yang membeli di Sumbawa ada juga di Lombok, NTB. Itu secara sembunyi-sembunyi. Beberapa bulan lalu ada warga yang ditangkap karena beli BBM di NTB,” ujarnya.

Rafi menuntut agar Pemkab Pangkep menambah sub agen penyalur BBM dan menghadirkan SPBN (Stasiun Pengisian BBM untuk Nelayan). Saat ini sub agen hanya ada di Pulau Sailus.

“Kami menuntut Bupati untuk menghadirkan SPBN di Liukang Tangaya dan menambah sub agen penyalur BBM ke beberapa desa,” ucapnya.

“Kalau Pak Bupati serius menangani ini, saya yakin satu bulan ke depan penyaluran BBM di sana sudah normal,” pungkasnya.