Mahasiswi Putus Kuliah Karena Beasiswa Ditilap Dosen, Dimintai Ganti Rugi | Info Giok4D

Posted on

Seorang mahasiswi berinisial AS (20) terpaksa putus kuliah di Universitas Andi Sudirman (Uniasman), Bone, lantaran beasiswanya senilai Rp 4,8 juta ditilap dosen berinisial AN dan I. Ironisnya, AS kini dimintai ganti rugi karena keputusannya tidak melanjutkan kuliah.

AS mengaku seharusnya menerima uang beasiswa Rp 4,8 juta untuk setiap semester. Namun beasiswa tersebut tak kunjung diterimanya hingga dia terpaksa berhenti kuliah karena keterbatasan biaya.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Untuk semester 1 saya tidak tahu siapa yang ambil. Cuma saya tidak ada ambil (tidak pernah menerima) sedikit pun. Kalau untuk semester 2 diambil sama dosenku Ibu AN dan Pak I,” ujar AS kepada infoSulsel, Senin (1/6/2025).

AS sebelumnya mulai kuliah pada Program Studi (Prodi) Biologi, Uniasman pada 2024 lalu. Awalnya, AS ditawari beasiswa kurang mampu oleh kepala program studi (Kaprodi).

“Saat masuk, ada beasiswa gratis sampai wisuda na tanyakan ka Kaprodi. (Katanya) Bagus ini kuliah karena ditanggung sampai selesai,” ujar AS.

Hingga akhirnya AS mengurus persyaratan administrasi beasiswa tersebut dengan dibantu dosen AN. Kendati tercatat sebagai penerima beasiswa, AS tidak pernah menerima uang beasiswa tersebut.

“Setelah 8 minggu masuk kuliah, ku tanya kaprodiku, tidak bisa ma kuliah, karena tidak ada uangnya mamaku,” kata AS.

Dosen AN yang mengetahui AS memilih berhenti kuliah pada awal 2025 akhirnya turun tangan. Dia meminta AS untuk membatalkan niatnya.

“Itu dosenku na bujukka bilangnya kenapa mau berhenti, ada ji beasiswa ta,” sambung AS.

Meski begitu, AS terpaksa tetap pada keputusannya lantaran sudah kehabisan biaya. Hingga akhirnya AS dimintai ganti rugi oleh dosen AN.

“Ibu AN sama temanku selalu ki na datangi, minta ganti rugi Rp 4,8 juta karena tidak dilanjutkan kuliah. Kalau misalnya mau diganti tidak tahu ka mau ambil uang di mana,” ungkapnya.

Hingga memasuki semester dua, AS mengaku masih kerap dicari oleh dosen AN. Bahkan, AS didatangi oleh AN hingga ke tempat kerjanya.

“Saat itu saya sementara sibuk kerja, baru itu dosenku na dapat ka di tempat kerjaku. Tapi saat itu ditanya sama bosku jam istirahat pi baru datang, dan itu dosen tidak tenang, seakan-akan gelisah terus,” jelasnya.

“Alasannya itu dosen ke bosku mauka na ajak ke kampus ada mau ditandatangani, tapi ternyata itu dosen na bawa ka ke bank. Pasku sampai di bank Ibu AN na kasih ka KTP-ku dengan buku rekeningku, dia bilang ke satpam ki,” sambung AS.

AS mengaku dirinya sama sekali tidak menerima beasiswa sebesar Rp 4,8 juta. Sementara, dosennya tersebut terus menuntut ganti rugi, bahkan meminta gajinya disisihkan ke dosennya.

“Tidak ada sama sekali saya terima beasiswa. Bu AN masih menuntut ganti rugi ke saya, dan dia kirim nomor rekeningnya Pak I ke tantenya bosku, dia bilangnya gaji saya harus dipotong Rp 350 ribu, karena gaji saya Rp 700 ribu per bulan. Tapi bosku tidak mau karena bukan rekening kampus,” katanya.

AS menambahkan bahwa dia juga sempat didatangi oleh dosen AN pada Mei lalu di rumahnya. Saat itu, dosen AN meminta AS untuk tanda tangan pengunduran diri di sebuah kertas.

“Di kertas itu semacam surat pengunduran diri, baru na suruh ka bikin keterangan saya sudah tidak bisa melanjutkan kuliah. Pas mau pulang Bu AN na kasih ka buku, baru juga na kasih ka buku rekening, KTP, dan ATM,” sebutnya.

Saat menerima buku, AS mengaku diberitahu oleh dosen AN bahwa permasalahan mereka telah selesai. Hanya saja, AS yang merasa janggal akhirnya melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.

“Saya sudah lapor di Polsek Tanete Riattang pada bulan Mei kemarin,” katanya.

infoSulsel mengonfirmasi kasus tersebut kepada Rektor Uniasman M Yasin. Namun hingga kini M Yasin belum memberikan tanggapan. mahasiswa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *