Manuver KKB di Balik Bentrokan Maut Antarpendukung Paslon Pilkada Puncak Jaya

Posted on

Bentrokan antara dua kelompok pendukung calon bupati dan calon wakil bupati , Papua Tengah, mengakibatkan satu orang meninggal dunia. Konflik Pilkada Puncak Jaya ini semakin mengkhawatirkan karena situasi tersebut diduga dimanfaatkan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Kericuhan massa dari dua kelompok pendukung paslon ini merupakan insiden berulang sejak Pilkada Puncak Jaya bergulir. Terakhir, bentrokan kembali terjadi di dua titik yang berbeda di Puncak Jaya pada Selasa (3/6) siang.

Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan menganggap, situasi sudah relatif aman meski ketegangan masih terasa. Potensi terjadinya bentrokan lanjutan maupun aksi sabotase seperti pembakaran rumah masih rawan terjadi

“Situasi menjadi lebih kompleks dengan adanya laporan bahwa KKB mulai memanfaatkan kekacauan ini untuk melakukan manuver,” ungkap AKBP Achmad dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).

Achmad mengungkap adanya pergerakan KKB yang diduga hendak masuk ke daerah rawan bentrokan. Aparat meningkatkan pengawasan untuk mencegah KKB bertindak lebih jauh.

“Aparat mencatat adanya pergerakan KKB di jalur Kampung Karubate menuju Kampung Yalinggua dan telah melakukan pengejaran guna mencegah potensi serangan terhadap aparat maupun warga sipil,” bebernya.

Sejumlah personel pun diturunkan untuk melakukan patroli malam secara berkala. Aparat gabungan menggelar operasi keamanan terpadu termasuk melakukan penyekatan di sejumlah wilayah rawan.

Bentrokan ini merupakan buntut dari ketegangan berkepanjangan antara dua pendukung paslon. Dua kubu yang terlibat bentrok adalah pendukung paslon nomor urut 1, Yuni Wonda-Mus Kogoya dan paslon nomor urut 2, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga.

Ketegangan yang sudah lama mengendap ini kembali meletus di Kampung Karubate pada Senin (3/6) sekitar pukul 11.00 WIT. Massa 01 yang berasal dari Distrik Sinak menyerang kelompok massa 02 yang saat itu sedang memasak di lokasi.

“Serangan diawali dengan dilepaskannya dua anak panah oleh pihak massa 01 meskipun meleset namun cukup untuk menyulut amarah dan memicu aksi saling kejar yang kemudian berkembang menjadi bentrokan terbuka,” ujar Achmad.

“Dalam insiden tersebut, seorang warga bernama Gum Enumbi (48), ASN di Dinas Dukcapil, tewas dalam bentrokan dan langsung dikremasi di tempat oleh pihak keluarga,” tuturnya.

Insiden itu juga mengakibatkan pelajar inisial PM (17) luka terkena panah di tulang kering kaki kanannya. Selain itu seorang ASN, David Enumbi (45) juga luka terkena panah di jempol kaki sebelah kanan.

“Aparat gabungan dari TNI dan Polri langsung mengambil langkah tegas dengan melakukan penyekatan dan patroli intensif di sejumlah titik rawan bentrokan, terutama pada malam hari,” jelas Achmad.

Achmad menduga bentrokan ini bukan hanya akibat rivalitas antar massa. Dia menganggap situasi turut diperkeruh oleh oknum-oknum dari luar Kota Mulia yang sengaja menciptakan konflik antara pendukung pasangan calon kepala daerah.

“Keberadaan warga luar, khususnya dari Distrik Sinak yang juga menjadi basis dari massa 01 memunculkan kecurigaan dan memperbesar potensi konflik,” tutur Achmad.

Pemerintah daerah setempat pun diharap turun tangan memediasi persoalan ini. Persoalan ini dikhawatirkan berlarut-larut jika tidak ada upaya mempertemukan dua kubu yang bertikai.

“Hingga kini belum ada kejelasan dari Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya dan Pemerintah Provinsi Papua Tengah terkait pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih,” ujarnya.

Prosesi adat pemotongan kayu panah, yang merupakan bagian penting dari tradisi rekonsiliasi pasca-konflik Pilkada, juga belum dilaksanakan. Sebelumnya hanya sempat dilakukan acara belah kayu doli sebagai prosesi ada perdamaian.

“Kekosongan ini menciptakan ruang yang rentan dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab,” ungkap Achmad.

Pemerintah daerah pun didesak untuk segera mengambil tindakan konkret demi mencegah konflik meluas. Dalam hal ini mempertemukan tokoh-tokoh dari kedua kubu pendukung serta mempercepat pelaksanaan prosesi adat sebagai jembatan damai.

Kronologi Bentrokan Tewaskan 1 ASN

Pemerintah Diharap Turun Tangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *