Pembangunan di wilayah terus digencarkan khususnya di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Masyarakat adat bersama pemerintah berkolaborasi mendorong perekonomian hingga pembangunan infrastruktur di Papua.
Di Kabupaten Puncak, berbagai kegiatan strategis dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan komitmen untuk membangun dari timur Indonesia. Program-program ini mencakup bantuan modal usaha bagi penggerak ekonomi kecil, penguatan kelembagaan adat, serta pembangunan fasilitas sosial yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Bentuk dukungan dari pemerintah pusat seperti pembangunan dan renovasi rumah bagi kepala suku, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama sebagai penguatan peran sosial dan kesejahteraan. Adapula pembangunan fasilitas umum dan sosial, seperti air bersih, gereja, sekolah, dan kantor Lembaga Masyarakat Adat (LMA) sebagai penguat pelayanan publik dan kelembagaan adat.
Selain itu ada bantuan usaha, berupa peternakan, perkebunan, modal usaha, dan kios dagang untuk mendukung ekonomi lokal. Termasuk pemberdayaan sosial, melalui sembako, biaya pendidikan, layanan kesehatan, dan sarana mobilitas masyarakat yang mendukung aktivitas sehari-hari.
“Dukungan tidak hanya diberikan di Kabupaten Puncak, tetapi juga dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Papua. Program bantuan ini telah terintegrasi dan mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat, sehingga saling mendukung dan tidak tumpang tindih,” kata Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua (LMAP) Lenis Kogoya dalam keterangannya, Kamis (13/11/2025).
Lenis menganggap wilayah Papua penuh nilai sosial yang hangat dan inklusif, termasuk di Ilaga, Kabupaten Puncak. Kebiasaan sapaan sopan dari warga lokal, ditambah dengan senyuman tulus, menjadi ciri khas yang memberikan kenyamanan bagi warga pendatang maupun turis lokal dan mancanegara.
“Kehangatan ini menjadi modal sosial yang memperkuat semangat gotong royong dalam setiap program pembangunan,” tambah Lenis yang juga Staf Khusus Menteri Pertahanan tersebut.
Menurut Lenis, beberapa program saat ini masih dalam tahap penyelesaian, termasuk rencana pemberdayaan ekonomi bagi penggerak usaha kecil di Jalan Moko, Kampung Yenggerbaga, Distrik Ilaga. Rencana pemberian bantuan kios dagang bagi pelaku UMKM telah dikomunikasikan secara intensif.
Penentuan lokasi, kebutuhan material, dan isi kios menjadi bagian dari proses partisipatif yang melibatkan masyarakat secara langsung. Kios ini bukan sekadar tempat berdagang, tetapi simbol kemandirian ekonomi lokal yang tumbuh dari akar komunitas.
“Kabupaten Puncak tidak hanya bergerak secara fisik, tetapi juga secara sosial dan spiritual. Ini adalah wajah baru Papua: bangkit, bersatu, dan membangun dari dalam,” tegas Lenis.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Salah satu penerima bantuan di Distrik Sinak merupakan Kepala Suku Besar Daebenus Murib Aibon sebagai penerima bantuan. Daebenus turut memimpin kegiatan sosialisasi Program Unggulan Pemerintah Kabupaten Puncak yang diikuti oleh sekitar 100 warga.
Dalam pidatonya, Daebenus menyampaikan dua program utama yang akan direalisasikan. Salah satunya Koperasi Merah Putih, yang akan dibentuk di tiap kampung sebagai wadah ekonomi kolektif masyarakat dalam menunjang roda perputaran ekonomi warga Sinak.
Selain itu ada pemeriksaan kesehatan Gratis yang saat ini sudah berjalan di Puskesmas Sinak dan akan diperluas dengan dukungan dari Pemprov Papua Tengah. Kegiatan pembangunan juga menyentuh sektor kesehatan spiritual, seperti pembangunan Klinik Kesehatan Sekolah Alkitab (Fasum Pdt. Lenis Kogoya), sebagai bagian dari pelayanan publik berbasis nilai-nilai keimanan.
Setiap kegiatan selalu disambut dengan semangat gotong royong. Masyarakat terlibat aktif, memberikan tenaga dan waktu mereka sebagai bentuk dukungan terhadap Program Strategis Nasional.
Keterlibatan para tokoh masyarakat menjadi katalis antusiasme warga, membuktikan bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal rasa memiliki dan kebersamaan.
Pemkab Puncak turut berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto. Hal itu disampaikan Staf Ahli Bupati Bidang Kesra Setda Puncak, Ferry Laheba didampingi Kepala Bagian Umum Baerty Baragain dan Kepala Bagian Tata Pemerintahan Jhon Kogoya.
“Kegiatan yang telah dilaksanakan dengan melibatkan kepala suku dan masyarakat adat secara swadaya, serta partisipasi berbagai pihak, telah memberikan dampak kebaikan bersama. Harapannya, seluruh program ini dapat berkelanjutan dan menjadi fondasi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan,” demikian keterangan dari Pemkab Puncak.








