Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu perayaan keagamaan yang paling dinanti umat Islam. Peringatan ini dilakukan untuk mengenang kelahiran Rasulullah sebagai teladan bagi seluruh umat manusia.
Menurut laman resmi Kementerian Agama RI, Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal 571 M. Tanggal tersebut kemudian dijadikan acuan bagi umat Islam untuk memperingati Maulid Nabi sebagai wujud cinta dan penghormatan kepadanya.
Di Indonesia, pemerintah juga menetapkan hari libur nasional pada momen Maulid Nabi SAW, bahkan pada tahun ini bertepatan dengan akhir pekan. Sehingga memberi kesempatan bagi umat muslim untuk merayakannya sekaligus beristirahat.
Lantas, kapan tepatnya Maulid Nabi 2025 diperingati dalam kalender Masehi?
Simak informasi lengkap tentang tanggal Maulid Nabi 2025, jadwal libur nasional, dan peluang long weekend berikut ini!
Merujuk pada Kalender Hijriah Tahun 2025 yang dirilis Kementerian Agama RI, 1 Rabiul Awal 1447 H bertepatan dengan 25 Agustus 2025. Dengan demikian, Maulid Nabi SAW 12 Rabiul Awal 1447 H jatuh pada Jumat, 5 September 205.
Momen ini biasanya dimanfaatkan umat muslim untuk menyelenggarakan perayaan Maulid dengan meriah. Mulai dari pengajian, selawat bersama, tabligh akbar, hingga berbagai kegiatan sosial yang penuh makna.
Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025, peringatan Maulid Nabi ditetapkan sebagai tanggal merah atau hari libur nasional.
Libur Maulid Nabi tersebut tidak diikuti dengan cuti bersama sehingga hanya berlangsung satu hari saja. Meski begitu, libur ini berdekatan dengan libur akhir pekan Sabtu dan Minggu.
Dengan demikian, masyarakat bisa merasakan libur panjang atau long weekend selama 3 hari. Mulai Jumat, 5 September 2025 hingga Minggu, 7 September 2025.
Berikut rinciannya:
Menukil buku Polemik Perayaan Maulid Nabi SAW karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi, tradisi memperingati Maulid Nabi sebenarnya belum ada pada masa Rasulullah SAW. Perayaan ini baru muncul ketika Bani Ubid Al-Qaddakh atau kaum Fathimiyyun memasuki Mesir pada tahun 362 H dan mulai menyelenggarakan Maulid Nabi di sana.
Tradisi tersebut kemudian menyebar ke berbagai wilayah lain, termasuk Irak. Di sana, Syaikh al-Mushil Umar Muhammad al-Mula mengadakan perayaan Maulid pada abad ke-6. Pada abad ke-7, Raja Midhafir Abu Said Kaukabari, penguasa Irbil di Irak, juga turut menggelarnya.
Dalam buku Maulid Imam As-Suyuthi: Tujuan Baik dalam Amaliah Maulid Nabi karya Sya’roni As-Samfuriy disebutkan bahwa Raja Irbil dikenal sebagai sosok agung dan dermawan. Ia merayakan Maulid dengan megah.
Raja Ibril menyediakan aneka hidangan dalam jumlah besar, di antaranya 5.000 kepala kambing, 10.000 ekor ayam, 100 ekor kuda, 100.000 burung zabadiyah, hingga 30.000 bejana besar berisi manisan. Dari perayaan besar yang ia lakukan inilah, tradisi Maulid semakin meluas dan mulai dirayakan secara meriah oleh umat muslim.
Sementara itu, menurut Jurnal IAIN Kediri berjudul Tradisi Melempar Koin Memperingati Maulid Nabi, perayaan Maulid Nabi di Nusantara dibawa oleh Wali Songo sebagai sarana dakwah. Sejak saat itu, tradisi Maulid berkembang di berbagai daerah di Indonesia dan hingga kini identik dengan peringatan warga Nahdlatul Ulama (NU) setiap 12 Rabiul Awal.
Disadur dari buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriyah karya Siti Zumratus Sa’adah, peringatan Maulid Nabi merupakan ungkapan rasa senang dan gembira atas kelahiran Rasulullah SAW. Momen ini juga dipandang sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah berupa hadirnya sang penerang dunia.
Dengan demikian, makna dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah rasa cinta dan kegembiraan atas kelahirannya. Hanya saja, cara merayakannya bisa berbeda-beda di kalangan umat muslim.
Ekspresi perayaan bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan asal tetap mengandung makna kegembiraan. Seperti berpuasa, berbagi makanan, berkumpul untuk berzikir, membaca selawat Nabi, maupun mendengarkan kisah tentang Rasulullah SAW (syama’il).
Bergembira atas kelahiran Rasulullah SAW juga sangat dianjurkan, sebagaimana firman Allah SWT:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: “Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk bergembira atas rahmat yang diberikan dan Rasulullah SAW adalah rahmat terbesar sekaligus anugerah paling berharga. Maka, bergembira atas kelahiran beliau menjadi bentuk syukur yang semestinya dilakukan.
Itulah ulasan mengenai Maulid Nabi SAW 2025 mulai dari tanggal, jadwal libur, hingga long weekend-nya. Semoga berguna!