Miris 18 Siswa PAUD di Mamuju Tengah Telantar gegara Sekolah Disegel Kades

Posted on

Kepala Desa Lamba-lamba, Ariming Semmang di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), menyegel sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) Kasih Bunda. Akibatnya 18 murid di sekolah itu telantar hingga numpang belajar di teras rumah warga.

Diketahui, Ariming menyegel gedung PAUD Kasih Bunda sejak Selasa (22/7/2025). Ariming mengklaim gedung tersebut merupakan aset pemerintah desa (pemdes) dan pihak yayasan tidak memiliki izin untuk menggunakannya.

“Sekolah itu bukan kami sebenarnya segel, justru yayasan yang menerobos itu bangunan, karena sudah 1 tahun tidak pernah ditempati. (Kemudian) tanpa ada izin pemerintah desa dia tempati itu gedung, sementra gedung itu dibangun dari dana desa, anggaran 2017,” ujar Ariming kepada wartawan, Jumat (25/7).

Ariming mengatakan masalah sekolah bermula pada tahun 2023, saat itu ketua yayasan telah terangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Warga kemudian menyoroti keputusan ketua yayasan yang mengangkat anaknya sebagai kepala sekolah.

“Begini, pertama masalah PAUD sesuai laporan masyarakat setelah mamaknya ketua yayasan terangkat PPPK, kenapa tiba-tiba anaknya langsung naangkat (dia tunjuk sebagai) kepala sekolah. Sementara satu, anaknya tidak berdomisili di Desa Lamba-lamba, kedua tidak pernah mengajar,” terangnya.

Ariming mengaku berulang kali mengundang ketua yayasan untuk berunding di kantor desa namun tidak pernah datang. Ariming lantas menutup gedung sekolah dan baru dibuka kembali setelah ketua yayasan membatalkan penunjukan anaknya sebagai kepala sekolah.

“Ternyata berjalan (waktu), keluar ijazahnya anak-anak, masih anaknya (ketua yayasan sebagai) kepala sekolah. Maka 2023 kami ambil alih lagi gedung, (dan) kami juga buka lembaga (sekolah) TK,” katanya.

Ariming menyebut pada 2024 gedung tidak terpakai dan PAUD Kasih Bunda sempat vakum satu tahun karena tidak ada pendaftar. Namun ia heran karena tiba-tiba gedung sekolah kembali digunakan beberapa waktu lalu.

“(Saat itu) tidak ada mi mendaftar anak-anak di sekolahnya, yayasannya. Jadi satu tahun itu vakum, kenapa terakhir ini dibuka gedung tanpa sepengetahuan pemerintah desa,” ucapnya.

Ariming menegaskan tidak akan membuka gedung meski siapapun yang datang menemuinya. Disisi lain, ia membenarkan jika lahan tempat gedung dibangun memang merupakan hibah dari keluarga ketua yayasan untuk kepentingan pendidikan.

“Siapapun yang datang tidak akan pernah kubuka (saya buka) kan itu gedung, karena kenapa, sangat disayangkan ketua yayasan dia buka gedung, (kemudian) nalaporkan ki tidak sesuai fakta di lapangan,” imbuhnya.

Ia juga membantah tudingan jika penyegelan itu berhubungan dengan perbedaan pilihan saat Pilkades. Ia menyebut informasi itu tidak benar.

“Bukan itu (soal pilkades), itu persepsi yang salah. Tidak benar,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Mateng, Marhuding mengatakan pihaknya telah meninjau lokasi PAUD, Kamis (24/7) pagi. Ia menyebut penyegelan diduga dipicu soal perbedaan pilihan saat Pilkades dan sekolah diklaim milik pemdes.

“Saya dengar ini dari masyarakat dipicu dengan persoalan beda pilihan kemarin (saat Pilkades) itu akhirnya. Banyaklah terjadi, mungkin salah komunikasi, akhirnya larinya ke gedung. Jadi sepertinya dia beda pilihan,” kata Marhuding.

Dia menegaskan jika Disdik Mateng akan mengambil sejumlah langkah terkait permasalahan itu. Pihaknya pertama akan memastikan proses belajar mengajar PAUD Kasih Bunda tetap berjalan.

“Kemudian kedua, kami sudah menyampaikan bahwa kalau memang tetap Pak Desa ini mengambil alih asetnya sebagai aset desa, maka kami menyampaikan bahwa insyaallah tahun depan kita akan berikan bantuan, kita akan carikan anggaran melalui APBD, yang penting disiapkan lokasi yang ada,” ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya juga akan menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD Mateng terkait masalah itu. Pihaknya akan mengusulkan agar kades legawa menyerahkan gedung ke PAUD Kasih Bunda.

“Kalau kami dari Dinas Pendidikan ini sangat berharap, ya anak-anak ini jangan kita terganggu, karena kasihan kalau masih di usia-usia begitu, sudah merasakan ada konflik-konflik internal, itu akan bisa terganggu psikologinya anak-anak kita di sana,” tandasnya.

Ketua Yayasan KB Kasih Bunda, Anugrah mengatakan penyegelan gedung itu membuat proses belajar mengajar terganggu. Saat ini para guru dan 18 murid numpang di rumah warga.

“(Jumlah murid) 18,” kata Anugrah.

Menurutnya, penyegelan ini bukan pertama kali terjadi. Namun hingga kini ia tidak mengetahui motif penyegelan itu.

Sekarang Kades Lamba-lamba kembali menyegel sekolah. Pihak sekolah belum mengetahui apa penyebabnya karena saat melakukan aksinya tidak memberikan alasan,” katanya.

Disisi lain, ia menyebut gedung yang disegel itu berdiri di lahan hibah milik keluarganya. Saat itu pihak keluarga memberikan tanah untuk dikelola pemerintah desa sebagai tempat pendidikan.

Disdik Mateng Turun Tangan

18 Murid PAUD Telantar

Gambar ilustrasi

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Mateng, Marhuding mengatakan pihaknya telah meninjau lokasi PAUD, Kamis (24/7) pagi. Ia menyebut penyegelan diduga dipicu soal perbedaan pilihan saat Pilkades dan sekolah diklaim milik pemdes.

“Saya dengar ini dari masyarakat dipicu dengan persoalan beda pilihan kemarin (saat Pilkades) itu akhirnya. Banyaklah terjadi, mungkin salah komunikasi, akhirnya larinya ke gedung. Jadi sepertinya dia beda pilihan,” kata Marhuding.

Dia menegaskan jika Disdik Mateng akan mengambil sejumlah langkah terkait permasalahan itu. Pihaknya pertama akan memastikan proses belajar mengajar PAUD Kasih Bunda tetap berjalan.

“Kemudian kedua, kami sudah menyampaikan bahwa kalau memang tetap Pak Desa ini mengambil alih asetnya sebagai aset desa, maka kami menyampaikan bahwa insyaallah tahun depan kita akan berikan bantuan, kita akan carikan anggaran melalui APBD, yang penting disiapkan lokasi yang ada,” ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya juga akan menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD Mateng terkait masalah itu. Pihaknya akan mengusulkan agar kades legawa menyerahkan gedung ke PAUD Kasih Bunda.

“Kalau kami dari Dinas Pendidikan ini sangat berharap, ya anak-anak ini jangan kita terganggu, karena kasihan kalau masih di usia-usia begitu, sudah merasakan ada konflik-konflik internal, itu akan bisa terganggu psikologinya anak-anak kita di sana,” tandasnya.

Ketua Yayasan KB Kasih Bunda, Anugrah mengatakan penyegelan gedung itu membuat proses belajar mengajar terganggu. Saat ini para guru dan 18 murid numpang di rumah warga.

“(Jumlah murid) 18,” kata Anugrah.

Menurutnya, penyegelan ini bukan pertama kali terjadi. Namun hingga kini ia tidak mengetahui motif penyegelan itu.

Sekarang Kades Lamba-lamba kembali menyegel sekolah. Pihak sekolah belum mengetahui apa penyebabnya karena saat melakukan aksinya tidak memberikan alasan,” katanya.

Disisi lain, ia menyebut gedung yang disegel itu berdiri di lahan hibah milik keluarganya. Saat itu pihak keluarga memberikan tanah untuk dikelola pemerintah desa sebagai tempat pendidikan.

Disdik Mateng Turun Tangan

18 Murid PAUD Telantar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *