Oknum Kadis Pemprov Sulbar Dipolisikan Anak Kandung Dugaan KDRT

Posted on

Seorang oknum kepala dinas (Kadis) Pemprov Sulawesi Barat (Sulbar) dilaporkan ke polisi oleh anak kandungnya, wanita berinisial L (26) terkait kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). L mengaku dipukul usai cekcok soal dugaan perselingkuhan sang ayah.

“Iya (ayah saya kadis). Kejadian sebenarnya waktu ketahuan 17 Desember 2024, di situ pertama, waktu itu bapak kepergok antarkan itu perempuan beserta anaknya,” ujar L kepada wartawan di Polresta Mamuju, Senin (7/7/2025).

Kasus ini berawal saat L dan keluarganya mendengar desas-desus jika ayahnya selingkuh dengan teman kantornya. Saat itu, L bersama ibu dan adiknya membuntuti ayahnya ke rumah perempuan tersebut.

“Nah itu perempuan tidak terima dituduh selingkuhan, dia bilang stafnya bapak. Terus di situlah bapak pukuli ka sama ibu, adekku juga sempat waktu itu, sempat kayaknya didorong atau bagaimana begitu,” terangnya.

Peristiwa itu membuat ayah L minggat dari rumah. Namun pada Maret 2025, L mendapati ayahnya berada di depan mall dan menduga telah mengantar wanita selingkuhannya.

“Bulan Ramadan, Maret 2025, saya ketemu bapak di depan mall, saya masuk ke mobilnya, di situ bapak ketahuan sebenarnya mengantarkan itu perempuan, nah saya suruh bapak antarkan saya pulang,” beber L.

Saat di perjalanan, L mengaku kembali terlibat cekcok dengan ayahnya. Saat mereka cekcok, L lantas dipukul oleh ayahnya karena tidak mau turun dari mobil.

“Setelah saya di kompleks rumah, bapak melakukan pemukulan karena saya tidak mau turun dari mobil. Bapak juga mengancam untuk tabrakkan mobil kalau saya nda mau turun, akhirnya saya ditinju lah sama bapak,” ucap L.

L telah melaporkan kasus kekerasan itu di Polresta Mamuju dan teregister dengan nomor laporan LP/B/ 87/ III/ 2025/SPKT/Resta Mamuju/Sulbar. Sejauh ini L menyebut pernah bertemu ayahnya dalam proses mediasi namun berakhir buntu.

Sementara Kasi Humas Polresta Mamuju Ipda Herman Basir membenarkan adanya laporan tersebut. Kendati begitu, pihaknya belum merinci identitas terlapor.

“Sudah ada (laporannya), masih berproses, cuman (saya) dalam perjalananka,” singkat Herman Basir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *