Sholat Idul Adha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari Hari Raya Idul Adha, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah. Sholat ini biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid, lapangan atau tempat yang lapang.
Adapun tata cara pelaksanaannya sedikit berbeda dengan sholat sunnah lainnya seperti tahajjud, dhuha, dan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tata cara pelaksanaan yang benar.
Selain itu, mengingat sholat ini hanya dilaksanakan setahun sekali, tak jarang ada juga yang lupa atau dengan cara pelaksanaannya. Nah di bawah ini infoSulsel telah menyajikan panduan lengkap tata cara sholat Idul Adha, mulai dari niat hingga salam.
Yuk, simak dan pahami!
Berikut ini panduan lengkap sholat Idul Adha yang dikutip dari buku “Risalah Tuntunan Sholat Lengkap” oleh Drs. Moh. Rifa’i:
Sebelum memulai sholat, umat muslim perlu untuk berniat. Adapun niat sholat Idul Adha adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ سُنَّةَ العِيدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Nawaitu an usholli sunnat al-‘iid rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya: Saya niat sholat sunnah Idul Adha dua rakaat karena Allah Ta’ala.
Setelah berniat, sholat Idul Adha dimulai dengan takbiratul ihram, yaitu mengucapkan:
اللهُ أكْبَرُ
Arab Latin: Allahu Akbar
Artinya: “Allah Maha Besar,”
Setelah mengucapkan takbiratul ihram, disunnahkan membaca doa iftitah sebagaimana dalam sholat lainnya. Berikut bacaan doa iftitah:
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Arab Latin: Allahu akbar kabiiraa wal hamdu lillahi katsiiraa washub-haanallahi bukratan wa ashiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassa maawaati wal ardla haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wama maati lillahi rabbil aalamiina. Laasyriika lahu wabidzaalika umirtu wa anaa minal muslimin.
Artinya: “Allah Maha Besar lagi sempurna Kebesaran-Nya, segala pugi bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagi-Nya. Dan aku dari gologan orang muslimin.
Setelah membaca doa iftitah, imam maupun makmum melanjutkan dengan takbir zawaid (takbir tambahan) sebanyak tujuh kali. Pada setiap takbir, disunnahkan untuk mengangkat kedua tangan seperti takbiratul ihram.
Setelah setiap takbir, dianjurkan membaca dzikir pujian berikut:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ .
Arab Latin: Subḥānallāhi wal-ḥamdulillāhi wa lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar”.
Setelah melaksanakan tujuh kali takbir dan membaca dzikir tersebut, selanjutnya membaca surat Al-Fatihah.
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم . مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ . إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ . اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ . صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Arab Latin: Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lillahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na’budu waiyyaaka nasta’iin. Ihdinash shirraathal musthaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim. Ghairil maghduubi ‘alaihim waladl-dlaalliin.
Artinya: “Dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang maha pengasih dan penyayang. Yang menguasai hari kemudian. Pada-Mu lah aku mengabdi dan kepada-Mu lah aku meminta pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Bagaikan jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat.”
Setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat pendek. Dianjurkan membaca surat Qaf atau surat Al-A’la.
Contoh bacaan surat Al-A’la:
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَىٰ (1) ٱلَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ (2) وَٱلَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ (3) وَٱلَّذِيٓ أَخْرَجَ ٱلْمَرْعَىٰ (4) فَجَعَلَهُۥ غُثَآءً أَحْوَىٰ (5) سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنسَىٰٓ (6) إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۚ إِنَّهُۥ يَعْلَمُ ٱلْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ (7) وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ (8) فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكْرَىٰ (9) سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ (10) وَيَتَجَنَّبُهَا ٱلْأَشْقَى (11) ٱلَّذِي يَصْلَى ٱلنَّارَ ٱلْكُبْرَىٰ (12) ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ (13) قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ (14) وَذَكَرَ ٱسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ (15) بَلْ تُؤْثِرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا (16) وَٱلْـَٔاخِرَةُ خَيْرٌۭ وَأَبْقَىٰٓ (17) إِنَّ هَـٰذَا لَفِى ٱلصُّحُفِ ٱلْأُولَىٰ (18) صُحُفِ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ (19)
Arab Latin: Sabbihisma rabbikal Alaa. Alladzii khalaqa fa sawwaa. Walladzii qaddara fa hadaa. Walladzii akhrajal mar ‘aa. Fa ja ‘alahuu gusaa ‘an ahwaa. Sanuqri ‘uka fa laa tansaa. Illaa maa syaa ‘allaah, innahuu ya’ lamul jahra wa maa yakhfaa. Wa nuyassiruka lil yusraa. Fa zakkir in nafa ‘atiz zikraa. Sayazzakkaru may yakhsyaa. Wa yatajannabuhal asyqaa. Alladzii yashlannaaral kubraa. Summa laa yamuutu fhaa wa laa yahyaa. Qad aflaa man tazakkaa. Wa dzakarasma rabbihii fa shallaa. Bal tu’ siruunal hayaatad dun yaa. Inna haazaa lafis shuhufil uulaa. Suhufi ibraahiima wa musaa. Suhufi ibraahiima wamuusaa.
Setelah membaca surat pendek, maka selanjutnya mengangkat kedua tangan untuk takbir. Kemudian membungkukkan badan dengan posisi punggung rata dan sejajar dengan kepala, sambil kedua tangan memegang lutut.
Dalam posisi rukuk, disunnahkan membaca tasbih berikut sebanyak tiga kali:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
Arab Latin: Subhaana rabbiyal ‘adzhiimi wabihamdihi (3 kali)
Artinya: “Maha suci Tuhan Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya.”
Setelah rukuk, bangkit dengan posisi tegak sambil mengangkat kedua tangan seperti saat takbir, kemudian membaca:
سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Arab Latin: Sami’allaahu liman hamidah
Artinya: “Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”
Pada waktu berdiri tegak (i’tidal) terus membaca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ
Arab Latin: Rabbanaa lakal hamdu mil ussamawaati wamil ul ardli wamil u maa syi’ta min syai’in ba’du.
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, bagi Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”
Setelah i’tidal, lanjutkan dengan sujud dengan meletakkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung kaki ke tempat sujud. Ketika turun dari posisi berdiri ke sujud, membaca tasbih berikut:
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Arab Latin: Subhaana rabbiyal a’laa wabihamdihi (3 kali)
Artinya: “Maha Suci Tuhan, serta memujilah aku kepada-Nya.”
Setelah sujud, kemudian duduk serta membaca “Allahu Akbar”. Dalam posisi duduk, membaca doa berikut:
رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى
Arab Latin: Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fuannii.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.”
Setelah duduk di antara dua sujud, lanjutkan dengan sujud kedua. Caranya sama seperti sujud pertama dan bacaan yang sama:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Arab Latin: Subhaana rabbiyal a’laa wabihamdihi (3 kali)
Artinya: “Maha Suci Tuhan, serta memujilah aku kepada-Nya.”
Pada rakaat kedua, sesudah berdiri, lakukan takbir sebanyak lima kali. Setiap takbir disunnahkan mengangkat kedua tangan dan setelahnya membaca dzikir tasbih yang sama seperti pada rakaat pertama.
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ .
Arab Latin: Subḥānallāhi wal-ḥamdulillāhi wa lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar”.
Setelah selesai takbir lima kali, lanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek. Diutamakan untuk membaca surat Al-Ghāsyiyah.
Kemudian lanjutkan dengan rukun sholat seperti pada rakaat pertama, yaitu rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, hingga sujud kedua.
Setelah sujud kedua, duduk untuk melaksanakan tahiyat akhir. Pada posisi duduk ini, pantat tidak bertumpu pada kaki kiri, melainkan langsung duduk di lantai dengan posisi kaki kiri ditekuk dan dimasukkan ke bawah kaki kanan.
Berikut bacaan tasyahud atau tahiyat akhir yang dibaca:
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍمُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَسَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ. وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كََمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمِ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Arab Latin: Attahiyyaatul mubaarakaatush sholawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabarakaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad. Kamaa shallaita ‘alaa sayyidina Ibraahima wa ‘alaa aali sayiidinaa Ibraahimm wabaarik ‘alaa sayyidina Muhammad wa’alaa aali sayyidina muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa Ibraahim fil’aala miina innaka hamiidun majiid.
Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji dan Maha mulia.”
Jari telunjuk pada tangan kanan diarahkan dan diluruskan ke depan saat mengucapkan kalimat “Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah” dan tetap dalam posisi tersebut sampai selesai membacanya.
Setelah selesai membaca tahiyat akhir, sholat ditutup dengan salam. Caranya adalah menengok ke kanan kemudian ke kiri sambil mengucapkan:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Arab Latin: Assalaamu alaikum wa rahmatullah
Artinya: “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
Bacaan ini diucapkan masing-masing saat wajah menengok ke kanan dan kemudian ke kiri. Dengan salam ini, maka sholat Idul Adha yang dikerjakan sudah selesai.
Demikianlah panduan lengkap tata cara sholat Idul Adha. Semoga membantu!