Pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nabire, Papua Tengah, tidak memenuhi standar hingga tiga kali dibobol warga binaan dalam setahun. Terbaru, 15 narapidana (napi) kabur dari Lapas Nabire dengan memanjat pagar menggunakan tali dan balok.
Dari catatan infocom, hingga September 2025 ada 3 kasus napi kabur dari Lapas Nabire. Pada 11 Mei, ada 3 napi yang merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) kabur, kemudian pada 3 Juni sebanyak 19 napi kabur yang 11 di antaranya anggota KKB.
Kasus terbaru pada Senin (29/9) sekitar pukul 07.04 WIT, sebanyak 15 napi kabur dengan memanjat pagar. Kepala Lapas Nabire, Edi Saputra mengakui kaburnya napi mencoreng sistem pengaman di Lapas Nabire.
“Peristiwa ini bukan yang pertama. Dalam tahun 2025, pelarian seperti ini sudah terjadi sebanyak tiga kali. Tentunya ini sangat memukul kami semua, termasuk masyarakat sekitar,” kata kepada wartawan, Senin (29/9/2025).
Edi mengatakan kondisi bangunan Lapas Nabire memang tidak memenuhi standar keamanan. Sebab dinding pembatas hanya satu lapis dan dapat dijangkau oleh warga binaan.
“Kondisi fisik Lapas Nabire tidak memenuhi standar keamanan. Tembok keliling hanya satu lapis dan langsung bersentuhan dengan area warga binaan. Hal ini membuat peluang pelarian cukup besar,” bebernya.
Dia berencana mengajukan penambahan pagar lapas agar peristiwa serupa tidak terulang. Edi menyebut idealnya ada pagar pembatas, area steril dan pagar luar.
“Ke depan kami akan mengusulkan penambahan pagar sesuai standar, termasuk pagar pembatas, area steril, dan pagar luar. Jumlah petugas jaga juga sangat minim,” katanya.
Selain itu, Edi juga mengungkap bahwa jumlah petugas lapas atau sipir dengan warga binaan tidak seimbang. Pasalnya 200-an warga binaan hanya dipantau oleh 5 petugas.
“Idealnya, untuk jumlah penghuni mencapai lebih dari 200 orang, dibutuhkan sekitar 20 petugas. Namun saat kejadian, hanya lima petugas yang berjaga. Ini jelas sangat tidak seimbang,” lanjutnya.
Edi menambahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Nabire untuk melakukan pengejaran terhadap tahanan yang kabur. Dia juga meminta Polres Nabire memasukkan para tahanan tersebut sebagai daftar pencarian orang (DPO).
“Kami sudah mengirim surat ke Polres agar menerbitkan DPO untuk 15 tahanan itu,” pungkasnya.
Kapolres Nabire AKBP Samuel Tatiratu mengaku langsung mendatangi Lapas Nabire usai menerima laporan napi kabur. Dia menyebut napi kabur terlibat kasus narkoba, pencurian hingga pembunuhan.
“Mereka (napi) pakai net voli dan kayu dipaku seperti tangga untuk panjat. Kayu model tangga, tapi bukan kaki dua, kaki satu itu yang satu balok itu yang digunakan untuk kabur,” kata Samuel Tatiratu kepada infocom, Senin (29/9).
Samuel mengatakan polisi mengamankan barang bukti yang digunakan para napi itu melarikan diri. Dia menyebut para tahanan itu menggunakan balok yang dirangkai menggunakan tali net voli hingga menyerupai tangga.
“Itu tali dengan balok 55 yang dipakai sedemikian rupanya bisa naik gitu. Semua menyerupai tangga yang satu saja itu. Tangga satu kaki yang digunakan sebagai tempat pijakan untuk naik,” terangnya.
Dia menuturkan 5 orang petugas lapas juga telah dimintai keterangan terkait kaburnya napi tersebut. Lima petugas tersebut diperiksa karena sedang bertugas saat para napi kabur.
“Sementara untuk interogasi awal terhadap lima sipir itu kita sudah laksanakan. Pendalamannya kan sementara ini baru kejadian, pendalaman kan berjalan,” katanya.
Samuel menambahkan tim gabungan dari Polda hingga Brimob kini fokus mengejar para napi yang kabur. 15 napi yang kabur kini masuk daftar pencarian orang (DPO).
“Kita sekarang sudah melakukan pengejaran terhadap narapidana yang melarikan diri. Satuan gabungan dari Polda, Polres, dan Brimob,” bebernya.
15 Napi Kabur Pakai Net Voli-Balok
Berikut 15 narapidana yang kabur dari Lapas Nabire:
Kapolres Nabire AKBP Samuel Tatiratu mengaku langsung mendatangi Lapas Nabire usai menerima laporan napi kabur. Dia menyebut napi kabur terlibat kasus narkoba, pencurian hingga pembunuhan.
“Mereka (napi) pakai net voli dan kayu dipaku seperti tangga untuk panjat. Kayu model tangga, tapi bukan kaki dua, kaki satu itu yang satu balok itu yang digunakan untuk kabur,” kata Samuel Tatiratu kepada infocom, Senin (29/9).
Samuel mengatakan polisi mengamankan barang bukti yang digunakan para napi itu melarikan diri. Dia menyebut para tahanan itu menggunakan balok yang dirangkai menggunakan tali net voli hingga menyerupai tangga.
“Itu tali dengan balok 55 yang dipakai sedemikian rupanya bisa naik gitu. Semua menyerupai tangga yang satu saja itu. Tangga satu kaki yang digunakan sebagai tempat pijakan untuk naik,” terangnya.
Dia menuturkan 5 orang petugas lapas juga telah dimintai keterangan terkait kaburnya napi tersebut. Lima petugas tersebut diperiksa karena sedang bertugas saat para napi kabur.
“Sementara untuk interogasi awal terhadap lima sipir itu kita sudah laksanakan. Pendalamannya kan sementara ini baru kejadian, pendalaman kan berjalan,” katanya.
Samuel menambahkan tim gabungan dari Polda hingga Brimob kini fokus mengejar para napi yang kabur. 15 napi yang kabur kini masuk daftar pencarian orang (DPO).
“Kita sekarang sudah melakukan pengejaran terhadap narapidana yang melarikan diri. Satuan gabungan dari Polda, Polres, dan Brimob,” bebernya.