Pasien Anak Penuhi RS di Makassar karena Kena ISPA-Diare Efek Pancaroba

Posted on

Sejumlah rumah sakit (RS) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dipenuhi pasien anak yang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga diare. Kondisi itu diduga akibat pancaroba atau peralihan musim yang membuat kondisi kesehatan anak rentan menurun.

“Yang banyak itu ISPA dan diare,” ujar Manajer Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ananda Makassar dr M Ismail kepada infoSulsel, Kamis (2/10/2025).

Menurut Ismail, perubahan cuaca dari kemarau ke penghujan membuat anak-anak lebih rentan sakit. Kondisi fisik yang menurun membuat mereka mudah terpapar virus.

“Perubahan dari cuaca ini menyebabkan juga anak-anak ini rentan. Daya tahan menurun, capek mungkin di sekolah. Terpapar virus, penularannya sesama teman,” katanya.

Ismail mengungkapkan pasien anak membeludak dalam tiga pekan terakhir hingga ruang perawatan penuh. Pasien pun harus menunggu di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebelum mendapat kamar.

“Untuk kondisinya sekarang ini, sampai 3 minggu terakhir, memang lagi penuh-penuhnya. Kapasitas bed IGD anak itu selalu full. Sementara pasien yang kita mau dorong ke atas (ruang perawatan) lagi full juga. Jadi, memang kondisinya lagi banyak-banyaknya,” ungkapnya.

Dia menyebut kapasitas ruang perawatan anak di RSIA Ananda berjumlah 18 kamar. Pihaknya lantas mengalihkan pasien ke unit lain yang bisa digunakan pasien anak.

“Selebihnya kita bisa ubah. Kan, pasien ibu, bedah, dan lain juga ada. Jadi, kalau pasien membeludak, kita bisa pindahkan yang bisa ditempati anak. Kita buka kamar anak di unit tertentu,” ucapnya.

Kondisi serupa juga terjadi di RSIA Paramount Makassar. Humas RSIA Paramount Makassar Sarfhiana Haerat mengungkapkan keluhan pasien anak didominasi demam yang diduga akibat pancaroba.

“Info dari teman-teman medis dikarenakan pancaroba. Kebanyakan demam,” ucapnya.

Sarfhiana mengakui ruangan perawatan anak RSIA Paramount saat ini penuh. Sebanyak 28 unit tempat tidur yang tersedia seluruhnya sudah terisi pasien.

“Full. Kami punya 100 tidur. Jumlah bed untuk anak itu 28. Iya, full (yang 28 bed),” bebernya.

Menurut Sarfhiana, peningkatan pasien anak bersifat fluktuatif. Namun, pekan ini antrean pasien di IGD lebih banyak dari biasanya.

“Fluktuatif. Untuk di UGD itu 8 bed. Sementara ini tadi di jam 8 ada 3 orang yang menunggu untuk rawat inap. Ada trennya, siklusnya. Minggu ini memang anak yang lebih banyak pasien,” terangnya.

Diketahui, sejumlah orang tua pasien anak di Makassar mesti mengantre untuk mendapatkan kamar perawatan. Mereka menunggu berjam-jam hingga seharian karena ruangan perawatan penuh.

Di RSIA Ananda, misalnya, tidak semua pasien anak langsung mendapat kamar perawatan. Orang tua pasien mengaku diberitahu pihak RS bahwa ruang perawatan sedang penuh.

Salah satu orang tua pasien, Fatmawati mengungkapkan anaknya hanya bisa ditangani di IGD. Dia membawa anaknya dari BTN Naura, Kabupaten Gowa ke RSIA Ananda dengan keluhan muntaber.

“Saya dari BTN Naura, Gowa. Muntaber anakku. Belum (masuk kamar perawatan). Cuma ditangani di IGD. Tidak tidur di (ruang perawatan) karena tidak ada tempat tidurnya,” katanya kepada infoSulsel, Kamis (2/10).

Pengakuan serupa juga disampaikan Rahmi, orang tua pasien anak lainnya. Dia datang ke di RSIA Ananda sejak Senin (29/9) malam membawa anaknya yang sakit.

“Saya ke sini Senin jam 11 malam. Saya itu malam memang full sekali. Saya masuk memang sudah banyak pasien di IGD. Tapi, diterima karena masih ada bed kosong. Itupun saya antrean ke-9,” ungkapnya.

Rahmi menuturkan anaknya baru bisa mendapatkan kamar perawatan pada Selasa (30/9) sore. Selama hampir sehari penuh, dia menunggu di IGD bersama pasien lain.

“Yang kamar perawatan katanya full. Jadi, saya Selasa sore sekitar jam setengah 3 baru bisa masuk. Saya diarahkan ke kamar perawatan,” ucapnya.

Diketahui, sejumlah orang tua pasien anak di Makassar mesti mengantre untuk mendapatkan kamar perawatan. Mereka menunggu berjam-jam hingga seharian karena ruangan perawatan penuh.

Di RSIA Ananda, misalnya, tidak semua pasien anak langsung mendapat kamar perawatan. Orang tua pasien mengaku diberitahu pihak RS bahwa ruang perawatan sedang penuh.

Salah satu orang tua pasien, Fatmawati mengungkapkan anaknya hanya bisa ditangani di IGD. Dia membawa anaknya dari BTN Naura, Kabupaten Gowa ke RSIA Ananda dengan keluhan muntaber.

“Saya dari BTN Naura, Gowa. Muntaber anakku. Belum (masuk kamar perawatan). Cuma ditangani di IGD. Tidak tidur di (ruang perawatan) karena tidak ada tempat tidurnya,” katanya kepada infoSulsel, Kamis (2/10).

Pengakuan serupa juga disampaikan Rahmi, orang tua pasien anak lainnya. Dia datang ke di RSIA Ananda sejak Senin (29/9) malam membawa anaknya yang sakit.

“Saya ke sini Senin jam 11 malam. Saya itu malam memang full sekali. Saya masuk memang sudah banyak pasien di IGD. Tapi, diterima karena masih ada bed kosong. Itupun saya antrean ke-9,” ungkapnya.

Rahmi menuturkan anaknya baru bisa mendapatkan kamar perawatan pada Selasa (30/9) sore. Selama hampir sehari penuh, dia menunggu di IGD bersama pasien lain.

“Yang kamar perawatan katanya full. Jadi, saya Selasa sore sekitar jam setengah 3 baru bisa masuk. Saya diarahkan ke kamar perawatan,” ucapnya.