Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menyiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi musim kemarau. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengoperasikan pompa air baku di kawasan Moncongloe, Kabupaten Maros.
“Terkait antisipasi musim kemarau, jadi dari sejak dini, ya. Dua bulan yang lalu dipimpin oleh Pak (Plt) Direktur Keuangan (Nanang Supriyatno) meninjau langsung ke lokasi sumber air baku kita di Moncongloe, Maros,” ujar Plt Direktur Utama PDAM Makassar Hamzah Ahmad saat konferensi pers di Kantor PDAM Makassar, Jumat (8/8/2025).
Dia mengatakan hasil peninjauan itu mendorong PDAM menyiapkan pompa lebih awal. Langkah ini diambil untuk berjaga-jaga jika sumber air utama di Lekopancing mengalami penurunan.
“Dari hasil peninjauan Pak Direktur bersama tim di lapangan diputuskan untuk lebih awal menyiapkan pompa air baku. Jadi, mengantisipasi ketika Lekopancing debit air bakunya itu berkurang. Ini yang dilakukan oleh manajemen,” bebernya.
Hamzah menyebut pompa yang dipasang di Moncongloe sudah aktif dengan kapasitas cukup besar. PDAM memastikan pasokan air baku tetap aman meski terjadi gangguan di Lekopancing.
“Pompa itu (di Moncongloe) sudah beroperasi kapasitasnya itu 600 liter per info sampai 900 liter per info. Kalau misalnya Lekopancing ada trouble, dengan kapasitas di Moncongloe ini, saya kira air baku kita ini tidak ada masalah. Jadi, pompa itu sudah bekerja di Moncongloe. Kami sudah antisipasi itu mengenai air baku untuk kemarau,” jelasnya.
Hamzah menambahkan PDAM juga mengupayakan koneksi jaringan pipa di dua titik penting. Kedua titik itu adalah Pa’baeng-baeng dan Pongtiku yang dinilai krusial untuk suplai air ke wilayah utara Makassar.
“Kemudian, antisipasi yang sebenarnya yang bisa berjalan, tidak ada lagi keraguan-keraguan, adalah ketika Pongtiku ini sudah terkoneksi. Kenapa kita usahakan Pa’baeng-baeng terkoneksi, kemudian kita usahakan Pongtiku terkoneksi, itu adalah mengantisipasi suplai air di utara kota dan musim kemarau,” bebernya.
Dia menjelaskan koneksi pipa yang tengah diupayakan memiliki kapasitas besar. Pipa di Pa’baeng-baeng berdiameter 700 mm, sementara di Pongtiku mencapai 1.000 mm.
“Koneksi di Pa’baeng-baeng adalah pipa 700 mm, kemudian di Pongtiku adalah pipa 1.000 mm. Nah, kalau dua pipa ini terkoneksi dengan baik, permasalahan air pada musim kemarau itu tidak … kecuali Bili-Bili ada force majeure,” tuturnya.
Lebih lanjut, Hamzah mengatakan bendungan Bili-Bili juga memiliki kapasitas besar hingga 6.000 liter per info yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air. Namun, yang baru dimanfaatkan masih sekitar sepertiganya.
“Bili-Bili ini kapasitasnya adalah 6.000 liter per info. Jadi, yang termanfaatkan hingga saat ini itu baru sekitar 2.000 sekian liter per info oleh tiga PDAM. PDAM Makassar, PDAM Gowa. Jadi, masih ada cadangan yang bisa kita manfaatkan. Sisa koneksi jaringan pipa kita untuk ke wilayah pelayanan Makassar,” paparnya.
Di sisi lain, Hamzah juga mengungkap kendala administratif yang tengah diurus PDAM. Saat ini pihaknya sedang mengajukan penambahan kuota izin pengambilan air baku ke pemerintah pusat.
“Nah, tentu air baku tersedia, tetapi ada administrasi juga harus kita selesaikan. Sementara ini dalam pengurusan penambahan kuota pengambilan air batu,” sebutnya.
Dia menegaskan bahwa pengambilan air tidak bisa dilakukan sembarangan. Pihaknya harus mengantongi izin resmi dari instansi terkait.
“Karena itu air batu tidak asal, ada izin kayak, harus ada hasil izin pengambilan air. Kami sekarang ini posisinya 1.600 liter per info yang diberikan ini pemerintah. Yang mestinya idealnya kami dikasih izin 3.000 liter per info. Ini sementara kita usahakan,”urainya.