Pekerja Asal Sulut yang Disiksa di Myanmar Diduga Korban TPPO Scam Online

Posted on

Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) mengungkap para pekerja yang dilaporkan mengalami penyiksaan di Myanmar diduga merupakan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) modus scam online atau penipuan online. Para pekerja itu diduga mengalami penipuan setelah perusahaan yang mempekerjakannya mengiming-imingi gaji tinggi.

“Kayaknya seperti itu (korban TPPO), mereka tenaga kerja ilegal. Mereka diiming-imingkan gaji dengan jumlah yang besar,” kata Asisten I Pemerintah Provinsi Sulut, Denny Mangala kepada wartawan, Kamis (17/7/2025).

Denny mengatakan, para pekerja itu direkrut oleh perusahaan dengan dalih dibawa ke Singapura dan Thailand. namun belakangan mereka justru dipekerjakan di Myanmar.

“Iya kayak ditipu, sampai di Myanmar dokumen paspor diambil, handphone diambil, (lalu) dipekerjakan (menjadi) scammer,” tuturnya.

Denny tidak merinci perusahaan yang mempekerjakan mereka. Namun para pekerja dibebankan target tinggi yang jika tidak dicapai akan mendapat kekerasan fisik.

“Mereka yang bekerja di Myanmar itu ada dua yakni pertama judi online, kedua bekerja scammer, tipu tipu di sana,” ucap Denny.

“Mereka diberikan target tapi jika tidak mencapai target mereka akan diperlakukan tidak manusiawi oleh perusahaan yang mempekerjakan mereka,” tambahnya.

Pemprov Sulut telah menerima banyak aduan dari orang tua pekerja tersebut. Para pekerja yang diduga mengalami kekerasan berasal dari berbagai daerah di Sulut, terutama dari Manado.

“Kalau yang dilaporkan secara langsung sudah lebih dari 10. Kalau barusan yang kita terima ini orang tua dari 4 anak di Myanmar. Tapi laporan dari mereka di perusahaan yang sama dengan mereka ada 10 orang Manado di situ,” jelas Denny.

Pemprov Sulut pun akan segera menyelidiki persoalan ini. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

“Keluarga (pekerja) tidak tahu siapa yang mengajak mereka. Mereka kan diajak lewat WA (WhatsApp), tidak tahu WA siapa. Kayaknya sudah ada jaringan,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, salah satu pemuda berinisial R (20) diduga mengalami penyiksaan di Myanmar. Orang tua R bernama Nixon Ringkuan pun mengadukan hal itu ke Kantor Gubernur Sulut pada Selasa (15/7).

“Mereka mendapat kekerasan fisik seperti dipukul, ditendang, ditempeleng. Awalnya belum tahu kerja apa, tapi setelah 3-4 bulan mereka bilang kerja sebagai scammer,” jelas Nixon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *