Renungan Harian Katolik Jumat, 16 Mei: Santo Ubaldus, Uskup dan Pengaku Iman

Posted on

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Jumat, 16 Mei 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Berdoa dan membaca ayat Alkitab berisi renungan merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai bentuk rasa syukur atas berkatnya.

Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Kisah Para Rasul 13: 26-33; Mazmur 2: 6-7, 8-9, 10-11; Yohanes 14: 1-6; dan Wahyu 17: 1-18.

Simak, yuk!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Ubaldus.

Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.

Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat.

Dan meskipun mereka tidak menemukan sesuatu yang dapat menjadi alasan untuk hukuman mati itu, namun mereka telah meminta kepada Pilatus supaya Ia dibunuh.

Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur.

Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.

Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini.

Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita,

Telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.

“Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!”

Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.

Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.

Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.”

Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia!

Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar.

Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.”

Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?”

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: “Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.

Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.”

Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.

Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”

Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.

Lalu kata malaikat itu kepadaku: “Mengapa engkau heran? Aku akan mengatakan kepadamu rahasia perempuan itu dan rahasia binatang yang memikulnya, binatang yang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh itu.

Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi.

Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,

Ketujuhnya adalah juga tujuh raja: lima di antaranya sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang, dan jika ia datang, ia akan tinggal seketika saja.

Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan.

Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu adalah sepuluh raja, yang belum mulai memerintah, tetapi satu jam lamanya mereka akan menerima kuasa sebagai raja, bersama-sama dengan binatang itu.

Mereka seia sekata, kekuatan dan kekuasaan mereka mereka berikan kepada binatang itu.

Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.”

Lalu ia berkata kepadaku: “Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang, dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.

Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu, sampai segala firman Allah telah digenapi.

Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi.

Ubaldus adalah seorang anak yatim yang kelak dikenal sebagai Uskup pemberani dan pencinta perdamaian. Sejak kecil, ia diasuh oleh pamannya yang menjabat sebagai Uskup di Gubio.

Didikan sang paman menumbuhkan benih panggilan hidup imamat dalam diri Ubaldus. Ia sangat terinspirasi oleh cara hidup pamannya dan berusaha keras untuk menapaki jalan serupa.

Setelah ditahbiskan menjadi imam, Ubaldus ditugaskan sebagai pastor di paroki Katedral dan bergabung dengan komunitas biara Kanonik Regulir. Ia menjalani hidup imamatnya dengan tekun, penuh doa dan karya.

Karena kesucian hidupnya, ia dipercaya uskup untuk memulihkan tata tertib Dewan Kanonik. Tugas berat ini dijalankannya dengan tapa dan doa yang mendalam, karena ia yakin bahwa dirinya hanyalah alat Tuhan.

Kebijaksanaan dan ketekunannya membuahkan hasil: ketertiban berhasil dipulihkan dan para Kanonik kembali hidup sesuai aturan biara. Meski sejak muda mendambakan kehidupan sunyi sebagai pertapa, Ubaldus justru diangkat menjadi Uskup Gubio menggantikan pamannya.

Jabatan ini dijalaninya dengan sabar, bijaksana, dan penuh doa. Ia menjadi gembala yang tangguh bagi umatnya.

Saat terjadi kekacauan di kota, Ubaldus berani berdiri di antara dua pihak yang berseteru, meredakan pertikaian meski nyawanya terancam. Ketika Gubio diserang oleh pasukan Kaisar Frederik Barbarosa, Ubaldus menghadapi langsung para serdadu Jerman dan berhasil membujuk sang kaisar untuk tidak melanjutkan penaklukan.

Di tengah pelayanannya, Ubaldus menanggung penderitaan karena penyakit yang terus dideritanya selama bertahun-tahun. Namun ia tetap setia, tabah, dan penuh sukacita dalam tugasnya sebagai gembala. Ia wafat pada tahun 1160, meninggalkan teladan keberanian, kesetiaan, dan kasih bagi umatnya.

Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga bermanfaat ya!

Renungan Harian Katolik Hari Ini Jumat, 16 Mei 2025

Kisah Para Rasul 13: 26-33

Mazmur 2: 6-7, 8-9, 10-11

Yohanes 14: 1-6

Wahyu 17: 1-18

Santa Ubaldus, Uskup dan Pengaku Iman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *