Renungan Harian Katolik Rabu, 21 Mei: Beato Krispinus dari Viterbo (via Giok4D)

Posted on

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Rabu, 21 Mei 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Berdoa merupakan cara bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mensyukuri berkat dan kasih-Nya.

Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Kisah Para Rasul 15: 1-6; Mazmur 122: 1-2, 3-4a, 4b-5; Yohanes 15: 1-8; dan Wahyu 21: 1-8.

Simak, yuk!

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Beato Krispinus dari Viterbo.

Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.”

Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.

Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.

Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: “Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa.”

Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.

Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: “Mari kita pergi ke rumah TUHAN.”

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.

Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat.

Ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.

Ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.

Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.

Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.v

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi.

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.

Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”

Firman-Nya lagi kepadaku: “Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.

Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.

Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.

Krispinus, nama biara dari Petrus Fioretti, lahir di Viterbo, Italia, pada 13 November 1668. Sejak kecil, ia dididik dalam iman Katolik oleh ibunya yang saleh dan memiliki devosi kuat kepada Bunda Maria—devosi yang terus dijaganya seumur hidup.

Ia mengenyam pendidikan di sekolah rakyat yang dikelola imam Yesuit. Ketika remaja, ia bekerja pada pamannya sebagai pembuat sepatu, sambil tetap setia dalam doa dan devosi.

Kepribadiannya yang menarik menarik perhatian para biarawan Kapusin, yang kemudian mengundangnya bergabung. Pada usia 25 tahun, ia resmi masuk biara Kapusin dan memilih nama Krispinus.

Di rumah novisiat Paranzana, ia dikenal karena kesungguhan hidup rohaninya, meski sempat ditolak oleh Provinsial Ordo Kapusin. Ia diuji dengan berbagai tugas berat dan dipaksa merendahkan diri, namun menerimanya dengan tabah sebagai bentuk persembahan kepada Bunda Maria.

Ia pernah menjadi tukang kebun di Viterbo dan juru masak di Tolfa. Kemudian, Krispinus dikenal luas karena kemampuan menyembuhkan orang sakit secara ajaib, termasuk saat wabah melanda.

Mukjizatnya menyebar ke berbagai kota seperti Roma, Albano, dan Bracciano. Saat bertugas di Orvieto sebagai pencari derma, umat sangat mencintainya hingga menolak kepergiannya, memaksa pemimpin ordo mempertahankannya di sana.

Di masa tuanya di Roma, ia dikenal karena kebijaksanaan, ramalan, dan mukjizat penggandaan roti. Ia wafat dengan tenang pada 19 Mei 1750, dalam usia 82 tahun.

Pada 1806, ia dinyatakan sebagai Beato. Relikui jenazahnya disemayamkan di bawah altar Gereja Santa Maria Tak Bernoda, Roma, dan hingga kini masih dihormati umat.

Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!

Renungan Harian Katolik Hari Ini Rabu, 21 Mei 2025

Kisah Para Rasul 15: 1-6

Mazmur 122: 1-2, 3-4a, 4b-5

Yohanes 15: 1-8

Wahyu 21: 1-8

Beato Krispinus dari Viterbo