Bagi umat Katolik renungan harian mengajak umat untuk merenungkan bacaan Kitab Suci dan membangun relasi pribadi dengan Tuhan. Renungan Katolik biasanya disertai dengan bacaan dan doa.
Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa setiap berkat yang kita terima juga membawa tanggung jawab yang tidak kecil. Entah itu dalam pekerjaan, pelayanan, atau keluarga, Tuhan menaruh kepercayaan kepada kita untuk mengelola dengan bijak dan penuh kasih.
Renungan Katolik Rabu, 22 Oktober 2025 mengangkat tema “Tanggung Jawab Besar” dikutip dari buku Bahasa Kasih. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.
Yuk, disimak!
Berikut bacaan hari ini:
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.
Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Nyanyian ziarah Daud. Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ?biarlah Israel berkata demikian?
jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita,
maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita;
maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita,
maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.
Terpujilah TUHAN yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
Jiwa kita terluput seperti burung dari jerat penangkap burung; jerat itu telah putus, dan kitapun terluput!
Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.”
Kata Petrus: “Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?”
Jawab Tuhan: “Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.
Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia.
Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan.
Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”
Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.” -Luk. 12:48
Beberapa kali saya berbincang dengan suami bahwa semakin tinggi jabatan seseorang, semakin tinggi pula tanggung jawabnya. Dan semakin besar gaji mereka biasanya akan semakin besar pula resiko pekerjaan mereka.
Tentang hal itu ternyata sudah disampaikan oleh Yesus melalui bacaan Injil hari ini. Sayangnya, masih banyak orang yang haus jabatan dan mudah iri dengan pencapaian jabatan orang lain, tanpa memahami bahwa banyak yang dituntut dari jabatan tinggi mereka.
Suami saya seorang karyawan kantoran biasa, bekerja 8 jam setiap hari, dan rata-rata selalu pulang tepat waktu. Dia sering bercerita kalau para atasannya hampir selalu tidak bisa pulang tepat waktu.
Bukan karena mereka tidak ingin, tapi karena mereka tidak bisa, disebabkan banyaknya pekerjaan yang masih harus mereka selesaikan. Padahal selama ini saya selalu berpikir kalau mereka yang memiliki jabatan tinggi tidak perlu susah payah bekerja, hanya perlu melakukan pekerjaan ringan seperti menanda tangani dokumen atau yang lain.
Namun ternyata tidak sesederhana itu, seperti beberapa bulan lalu ketika kantor suami mengadakan program pensiun dini massal, yang paling pusing dan stress adalah mereka yang memiliki jabatan tinggi.
Memang secara gaji mereka mendapatkan jauh lebih besar dari karyawan biasa, namun mereka juga memikul tanggung jawab besar, nasib perusahaan dan karyawan bergantung pada setiap keputusan mereka.
Itu sebabnya jika kita menginginkan sesuatu yang besar, maka kita harus siap pula dengan tanggung jawab yang besar.
Jika kita melihat orang lain dengan pencapaian hebat, tidak perlu merasa iri, melainkan kita juga harus tetap bersiap, agar ketika tiba waktunya kita menerima berkat yang besar, kita pun sudah siap untuk menerima tanggung jawab yang besar pula.
Siapkah kita menerima tanggung jawab yang besar?
Salome adalah isteri Zebedeus dan ibu kandung rasul Yakobus tua dan Yohanes. Sejak di Galilea, ia sudah menjadi pengikut dan pelayan Yesus.
Bersama dengan Maria, ibu Yesus, dan wanita-wanita lainnya, Salome setia kepada Yesus Sang Guru sampai pada peristiwa salib di Golgotha (bdk. Mrk 15:40-41). Ia juga salah seorang wanita yang mengunjungi makam Yesus (Mrk 16:1).
Ada ahli Kitab Suci mengidentifikasi Salome sebagai saudari Maria, ibu Yesus (Yoh 19:25).
Contardo dikenal sebagai mahaguru ilmu hukum yang sangat terkenal di Universitas Pavia, Italia. Bagi dia Santo Paulus adalah inspirator hidup dan karyanya.
Begitu seluruh karya baktinya sebagai mahaguru diilhami oleh semangat dan cara hidup rasul Paulus. Ia ramah dan tabah serta menjadi teman sekaligus pendamping setia para mahasiswa dalam usaha belajarnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1902.
Uskup tua ini teguh imannya meskipun terus-menerus menghadapi kebengisan para penguasa kafir. Tatkala prajurit-prajurit kafir mengunci gerejanya, ia dengan tenang berkata: “Tuhan bersemayam di dalam hati setiap manusia, bukan di dalam gedung gereja itu.”
Meskipun situasi gawat meliputinya setiap saat, ia tetap bersemangat mengumpulkan umatnya untuk beribadat meskipun di luar gereja. Melihat itu gubernur menuntut agar piala-piala dan Kitab-kitab Suci untuk ibadat diserahkan untuk dimusnahkan.
Filipos dengan tegas menolak tuntutan gubernur kafir itu. Akibatnya, ia bersama diakon Hermes ditangkap dan didera dan selama tujuh bulan dikurung di dalam penjara untuk disiksa.
Ketika tiba saatnya mereka menjalani hukuman mati, mereka begitu lemah sehingga terpaksa diusung ke tempat pembakaran. Hari berikutnya seorang Kristen lain, Severus namanya, menjalani nasib yang sama. Ketiga martir ini dihukum mati pada tahun 304.
Kedua gadis cilik ini menjadi korban suatu perkawinan campur agama, Islam dan Katolik. Ayah tiri mereka beragama Islam, sedangkan ibunya beragama Kristen Katolik.
Oleh ayahnya mereka dipaksa mengingkari imannya dan memeluk agama Islam pada waktu tentara-tentara Islam menguasai negeri Spanyol. Karena mereka menolak desakan ayahnya, mereka dipenggal kepalanya di Huesca, Spanyol pada tahun 851.
Demikian renungan harian Katolik Rabu, 22 Oktober 2025 dengan bacaannya. Semoga Tuhan Memberkati Kita.