Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Selasa, 24 Juni 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Berdoa merupakan cara bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mensyukuri berkat dan kasih-Nya.
Untuk itu, ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan adalah Yesaya 49: 1-6; Mazmur 139: 1-3, 13-14ab, 14c-15; Kisah Para Rasul 13: 22-26; Lukas 1: 57-66, 80; dan Yeremia 1: 4-10, 17-19.
Simak, yuk!
Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan beserta kisah Santo Yohanes, Pembatis.
Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.
Ia berfirman kepadaku: “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.”
Tetapi aku berkata: “Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.”
Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya?maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku?,firman-Nya:
Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,
Tetapi ibunya berkata: “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”
Kata mereka kepadanya: “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”
Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.
Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: “Namanya adalah Yohanes.” Dan merekapun heran semuanya.
Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.
Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.
Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”
Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.”
Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.
Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam.
Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.
Ayah Yohanes adalah Zakarias, seorang imam di Yerusalem. Ibunya, Elisabet, berasal dari keturunan Harun.
Kedua orang tuanya dikenal saleh, tetapi hingga usia tua mereka belum dikaruniai anak karena Elisabet mandul. Meski usia mereka semakin menipis harapan, mereka tetap setia berharap kepada Tuhan dan terus berdoa.
Doa mereka akhirnya dikabulkan Tuhan. Suatu hari, saat Zakarias mendapat giliran melayani Tuhan di Bait Allah, tampaklah Malaikat Gabriel kepadanya.
Malaikat itu berkata, “Jangan takut, Zakarias, karena Allah telah mendengar doamu. Istrimu, Elisabet, akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan engkau harus menamainya Yohanes.
Ia akan berjalan mendahului Tuhan dengan roh dan kuasa Elia. Ia akan membuat hati para ayah berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang benar, serta menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya” (Luk 1:5-25).
Zakarias menjadi bisu karena ia ragu dan tidak percaya pada kabar malaikat itu. Ia baru dapat berbicara kembali ketika Yohanes lahir, tepat saat nama Yohanes diberikan kepada bayi itu.
Kelahiran Yohanes membuat banyak orang bertanya, “Akan menjadi apakah anak ini kelak?” Sebab tangan Tuhan nyata menyertai dia.
Tugas Yohanes, sebagaimana tertulis dalam Injil, adalah menjadi bentara Al-Masih, Yesus Kristus Sang Penebus. Kuasa roh dalam dirinya sudah terasa sejak ia ada dalam kandungan, sebagaimana terlihat dalam peristiwa perjumpaan Maria dan Elisabet (Luk 1:39-45).
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Hidup dan peran Yohanes selalu berkaitan erat dengan pribadi Yesus, Al-Masih. Ia adalah utusan Allah yang mendahului kedatangan-Nya.
Bahkan, Yesus menyebut Yohanes sebagai nabi, bahkan lebih besar daripada nabi-nabi sebelumnya. Kelahiran Yohanes menjadi sumber kegembiraan bagi banyak orang.
Seperti nabi-nabi lain yang sering ditolak dan dianiaya oleh umat yang mereka diutus untuk menegur, Yohanes pun mengalami nasib tragis. Atas perintah Herodes, raja wilayah Yudea, Yohanes ditangkap dan dipenjarakan karena ia mengecam Herodes yang mengambil Herodias, istri saudaranya Filipus, menjadi istrinya.
Akhirnya, atas bujuk rayu Herodias, Herodes memerintahkan agar Yohanes dipenggal kepalanya (Mat 14:1-12; Luk 9:7-9). Setelah kematian Yohanes, tugasnya selesai, dan saat itulah Yesus mulai tampil di hadapan umum untuk mewartakan datangnya Kerajaan Allah.
Demikianlah renungan harian Katolik untuk dijadikan panduan dalam beribadah. Semoga Tuhan memberkati, ya!