Sekda Sulsel: Risiko Memiliki Banyak Anak Bagi Orang Miskin

Posted on

Sekretaris Daerah Sulawesi Selatan (Sekda Sulsel) Jufri Rahman berbicara risiko memiliki banyak anak bagi orang miskin. Jufri menyebut orang miskin yang memiliki banyak anak berpotensi mewariskan kemiskinan.

“Mana yang lebih baik, orang yang miskin banyak anaknya atau orang kaya banyak anaknya? Kalau orang miskin banyak anaknya berarti itu mewariskan kemiskinan,” kata Jufri kepada wartawan, Jumat (16/5/2025).

Dia mengatakan rezeki memang merupakan urusan Tuhan. Namun, kondisi sosial dan ekonomi orang tua yang miskin sangat bergantung pada masa depan seorang anak.

“Saya tidak memasuki wilayah Tuhan, karena rezeki itu urusan Tuhan, tetapi dia dapat diramalkan,” ujarnya.

Jufri menjelaskan bahwa memiliki banyak anak dalam kondisi miskin berisiko memperpanjang lingkaran kemiskinan. Selain itu, kemiskinan dapat menyebabkan kurangnya asupan gizi, pendidikan, dan lingkungan tumbuh kembang terhadap anak.

“Kalau orang tuanya miskin, pasti kurang mampu memberikan asupan gizi, kurang mampu memberikan pendidikan yang layak, dan seterusnya, sehingga anaknya akan sama dengan status sosial orang tuanya,” ucap Jufri.

Dia menyebut hal itu sebagai bentuk pewarisan kemiskinan antargenerasi. Bahkan dalam istilah yang lebih ekstrem, kata dia, kondisi tersebut bisa disebut sebagai bentuk pengabadian kemiskinan.

“Itu namanya mewariskan kemiskinan. Maka kalau lebih ekstrem mengatakan mengabadikan kemiskinan,” katanya.

Sebaliknya, Jufri menilai keluarga kaya memiliki sumber daya yang cukup untuk membesarkan anak-anak yang berkualitas. Mulai dari pendidikan tinggi hingga asupan gizi yang baik dapat diberikan dengan mudah.

“Kalau orang kaya, silakan banyak anak. Kasih sekolah di luar negeri karena dia punya kemampuan, dapat makanan bergizi, sehingga generasi yang kita anggap berkualitas itu bisa terwujud,” ungkapnya.

Jufri menekankan bahwa pendapat ini merupakan pandangan pribadinya. Ia menyebut ini hanyalah pemikiran sederhana yang lahir dari akal sehat.

“Itu pendapat saya pribadi, berdasarkan common sense, pikiran sederhana saja,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Munafri ‘Appi’ Arifuddin juga mengimbau masyarakat kurang mampu untuk menunda bikin anak dengan mengikuti program keluarga berencana (KB). Hal tersebut ia sampaikan saat mendampingi Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Makassar, Kamis (8/5).

“Saya sampaikan ki kalau bapak-bapaknya, ibu-ibunya pekerjaannya masih semrawutan masih belum mampu mencukupi kehidupan keluarganya selama satu bulan. Tolong jangan selalu bikin anak, ada (program) KB,” papar Appi.

Appi mengatakan program kontrasepsi ini demi meningkatkan kualitas hidup. Dia mencontohkan penghasilan Rp 1 juta untuk lima anak yang tidak akan cukup memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

“Supaya kualitas keluarga ini bisa meningkat. Coba bayangkan, minta maaf ini, minta maaf sekali kalau penghasilannya cuma 1 juta 1 bulan lalu anaknya lima orang, bagaimana mau terpenuhi namanya gizinya, bagaimana mau terpenuhi namanya pakaiannya, makanan dan sebagainya,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *