Siswa SD di Pinrang Dibanting Teman Anak Polisi, Ortu Minta Pelaku Di-DO

Posted on

Siswa SD berinisial A (7) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah 4 bulan tidak masuk sekolah karena trauma usai diduga dibanting temanya inisial G (7) yang merupakan anak polisi. Orang tua (ortu) korban pun menuntut agar pelaku dijatuhi sanksi drop out (DO) atau dikeluarkan dari sekolah.

“Saya sebagai orang tua mau kalau ini anak (pelaku) dikeluarkan dari sekolah. Anak saya trauma dan tidak mau ke sekolah jika masih ada ini anak (pelaku),” kata ibu korban, Fadhillah kepada infoSulsel, Selasa (25/11/2025).

Fadhillah ingin pelaku dikeluarkan agar anaknya bisa kembali ke sekolah tanpa rasa trauma. Dia menegaskan anaknya mengalami trauma dan tidak mau bertemu dengan pelaku.

“Kalau anak ini tidak di sekolah, saya punya alasan membujuk anak saya kembali ke sekolah. Makanya itu permintaan saya ke pihak sekolah,” bebernya.

Dia menuturkan pelaku memang dikenal anak yang nakal di sekolah. Fadhilah mengungkapkan beberapa guru tidak mau menjadi anak wali dari siswa tersebut.

“Pengakuan gurunya ke saya, ini anak (pelaku) dihindari (nakal) dan dihindari untuk menjadi anak wali kelasnya,” bebernya.

Dia menambahkan persoalan tersebut sempat dimediasi oleh pihak kelurahan dan kepolisian di kantor kelurahan. Saat itu, pihak sekolah dan yayasan berjanji akan mengeluarkan pelaku dari sekolah.

“Hasil pertemuan, pihak sekolah dan yayasan janji ini anak (pelaku) akan dikeluarkan dari sekolah sebagai bentuk permintaan kami selaku korban. Namun kami tunggu-tunggu hingga sebulan, malah pihak sekolah yang ingkar janji tidak mengeluarkan pelaku,” bebernya.

Sementara Ketua Yayasan Lentera Muthia Indonesia yang menaungi SD Islam Terpadu AI-Insan, Erwin mengatakan kasus dugaan penganiayaan itu sudah diproses. Pelaku dijatuhi sanksi skorsing dan tidak dikeluarkan seperti permintaan pihak korban.

“Jadi kan sempat ada permintaan orang tua korban agar ini anak (pelaku) dikeluarkan dari sekolah dan kami tidak bisa tempuh itu. Kami berikan sanksi skorsing 2 pekan mulai kemarin,” katanya saat dikonfirmasi infoSulsel.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa itu terjadi di SD Islam Terpadu AI-Insan Pinrang pada 28 Juli 2025. Korban A sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Lasinrang Pinrang kemudian dirujuk ke RS Unhas, Makassar.

“Anak saya sempat dirawat setelah dirujuk dari RS Lasinrang ke RS Unhas. Kini harus kontrol yang saya tidak tahu sampai kapan begini terus,” kata Fadhilah kepada infoSulsel, Senin (24/11).

Dia menuturkan anaknya mengalami pembengkakan di leher hingga ginjalnya bermasalah. Korban sudah 4 bulan tidak masuk sekolah karena trauma dan menjalani perawatan.

“Ini anakku trauma kalau sebut sekolah. Dia bilang takut ketemu itu anak jahat. Ini sejak Juli sampai sekarang atau kurang lebih sudah 4 bulan tidak pernah ke sekolah,” jelasnya.