Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Setiap hari terdapat momen penting dan menarik yang diperingati oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Lantas, tanggal 11 Desember memperingati hari apa saja?
Berdasarkan kalender Masehi, tanggal 11 Desember 2025 jatuh pada hari Kamis. Pada tanggal ini, di Indonesia khususnya Sulawesi Selatan (Sulsel) terdapat peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa.
Sementara di skala global terdapat peringatan Hari Ulang Tahun UNICEF dan Hari Gunung Internasional. Selain itu, ada juga perayaan penting di Kanada yakni Hari Jadi Statuta Westminster.
Nah, untuk mengetahui sejarah dan kisah menarik di balik masing-masing perayaan tersebut, yuk simak ulasan selengkapnya berikut ini!
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), tanggal 11 Desember diperingati sebagai Hari Korban 40.000 Jiwa. Melansir laman resmi Pemkab Bone, hari ini diperingati untuk mengenang peristiwa pembantaian massal rakyat Sulsel yang mulai terjadi pada 11 Desember 1946.
Tragedi ini terjadi pada Desember 1946 hingga Februari 1947. Belanda menyebutnya sebagai operasi militer Counter Insurgency atau penumpasan pemberontakan.
Peristiwa pembantaian tersebut dilakukan oleh pasukan Belanda yakni Depote Speciale Troepen (DST) yang dipimpin oleh Raymond Pierre Paul Westerling.
Aksi pertama operasi Pasukan Khusus DST di bawah komando Westerling ini dimulai pada malam tanggal 11 menjelang 12 Desember 1946. Sasarannya pertamanya adalah Makassar.
Tidak hanya Makassar, aksi “bersih-bersih” ala Westerling ini meluas ke berbagai wilayah lainnya di Sulsel.
Biasanya Hari Korban 40.000 Jiwa ini diperingati oleh pemerintah setempat dengan menggelar upacara di Monumen Korban 40.000 Jiwa.
Di skala global, tanggal 11 Desember diperingati sebagai hari lahirnya United Nations Children’s Fund (UNICEF) atau Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berdiri pada tahun 1946. Menurut laman resminya, UNICEF awalnya dibentuk untuk membantu anak-anak di Eropa, Tiongkok, dan Timur Tengah yang terdampak perang.
Pada tahun 1953, mandat UNICEF diperluas untuk menjangkau kebutuhan anak-anak di negara-negara berkembang. Saat ini, UNICEF bekerja di lebih dari 190 negara dan wilayah untuk melindungi hak-hak anak, mulai dari kesehatan, pendidikan, perlindungan, hingga bantuan kemanusiaan.
Di Indonesia, UNICEF mulai berkiprah sejak tahun 1948. Program pertama yang dijalankan adalah upaya pencegahan kelaparan di Lombok, yang kemudian berkembang menjadi berbagai program perlindungan dan pemberdayaan anak di seluruh tanah air.
Dalam rangka memperingati ulang tahun UNICEF, masyarakat dapat berpartisipasi dengan memberikan donasi yang akan disalurkan untuk membantu anak-anak di berbagai belahan dunia.
Tanggal 11 Desember juga menandai peringatan global Hari Gunung Internasional. Menyadur laman resmi PBB, peringatan ini mulai dirayakan sejak 2003 melalui FAO (Food and Agriculture Organization).
Tujuan peringatan ini adalah membangun pemahaman tentang peran vital pegunungan, menyoroti peluang dan tantangan dalam pengelolaan kawasan pegunungan, serta memperkuat kerja sama untuk menciptakan perubahan positif bagi masyarakat pegunungan dan lingkungan di seluruh dunia.
Pegunungan memiliki peran yang sangat penting karena menjadi rumah bagi 15% populasi dunia dan sekitar separuh pusat keanekaragaman hayati dunia. Kawasan ini juga menyediakan air tawar yang digunakan sehari-hari oleh setengah populasi manusia, menopang pertanian, serta menjadi sumber energi bersih dan bahan obat-obatan.
Namun, pegunungan menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim, eksploitasi berlebihan, dan pencemaran lingkungan. Data menunjukkan lebih dari 311 juta penduduk pegunungan pedesaan di negara berkembang tinggal di wilayah yang mengalami degradasi lahan progresif, dan 178 juta di antaranya rentan terhadap kerawanan pangan.
Peringatan Hari Gunung Internasional 2025 mengangkat tema “Gletser berperan penting dalam penyediaan air, pangan, dan penghidupan di pegunungan dan sekitarnya.” Tema ini menyoroti peran gletser sebagai sumber utama air tawar dunia, dan menyerukan tindakan segera untuk mengatasi hilangnya gletser akibat pemanasan global.
Saat ini, terjadi percepatan pencairan gletser yang telah memicu krisis lingkungan dan kemanusiaan, yang mengancam pertanian, ketersediaan energi bersih, ketahanan air, hingga kehidupan miliaran manusia. Mencairnya gletser yang dipicu meningkatnya suhu global merupakan bukti nyata dari krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Selain perayaan Internasional, tanggal 11 Desember juga ditandai sebagai hari penting di Kanada. Tanggal tersebut memperingati Hari Jadi Statuta Westminster yang disahkan pada 11 Desember 1931.
Sebelum tahun 1931, pemerintah Inggris masih memegang pengaruh besar terhadap legislasi yang berlaku di negara-negara Dominion Persemakmuran (Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Irlandia, dan Newfoundland).
Namun setelah Perang Dunia I, negara-negara Persemakmuran termasuk Kanada mulai menegaskan kemerdekaannya dalam kebijakan luar negeri. Pada tahun 1922, Perdana Menteri William Lyon Mackenzie King menolak mengirim bantuan kepada pasukan pendudukan Inggris di Turki tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Parlemennya.
Setahun kemudian, pada 1923, Kanada menandatangani perjanjian perikanan dengan Amerika Serikat tanpa meminta izin kepada Inggris. Kemudian, pada 1926, Kanada mendirikan kedutaan besar di Washington, DC, dan menunjuk Vincent Massey sebagai menteri Kanada pertama, menjadikannya utusan diplomatik Kanada yang pertama kali ditempatkan di ibu kota negara lain.
Perkembangan menuju otonomi yang lebih besar semakin ditegaskan melalui Konferensi Kekaisaran tahun 1926, konferensi ini memberikan dasar hukum Laporan Balfour yang menyatakan bahwa Britania Raya dan negara-negara Dominion memiliki status konstitusional yang “setara dalam status”.
Upaya mengubah sistem hukum Persemakmuran yang lebih kompleks berlanjut pada konferensi tentang Operasi Legislasi Dominion pada tahun 1929. Sementara itu, Konferensi Kekaisaran tahun 1930 kembali menekankan perlunya Dominion memperoleh kontrol yang lebih besar atas legislasi mereka sendiri.
Puncak dari proses panjang ini terjadi pada 11 Desember 1931, ketika Parlemen Britania Raya mengesahkan Statuta Westminster. Statuta ini meratifikasi kemerdekaan legislatif Dominion.
Bagi Kanada, meskipun telah memiliki hak untuk memerintah dirinya sendiri sejak tahun 1867, otonomi hukum yang sepenuhnya baru benar-benar dinikmati setelah Statuta Westminster disahkan pada 11 Desember 1931.
Demikian daftar peringatan yang dirayakan pada tanggal 11 Desember 2025. Semoga menambah wawasan ya, infoers!







