Tanggal 2 Oktober 2025 menandai sejumlah perayaan momen penting. Perayaan di tanggal ini, mulai skala nasional hingga internasional.
Di Indonesia, tanggal ini dikenal sebagai Hari Batik Nasional, ditetapkan sejak UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya dunia. Peringatan ini biasanya diisi dengan ajakan memakai batik sebagai bentuk kebanggaan terhadap identitas bangsa.
Selain itu, 2 Oktober juga bertepatan dengan Hari Tanpa Kekerasan Internasional dan Hari Hewan Ternak Sedunia. Keduanya mengingatkan masyarakat dunia untuk menjaga perdamaian dan memperhatikan keberlangsungan sektor peternakan.
Simak ulasan masing-masing peringatan di bawah ini!
Menukil buku Sekilas Sejarah dan Perkembangan Batik karya Alfi Syahrin, jejak awal batik diyakini berakar dari pakaian kulit kayu dengan corak penjuru angin yang dibawa nenek moyang bangsa Indonesia sekitar 2.500 tahun sebelum Masehi. Jejaknya juga terlihat pada arca-arca abad ke-7 hingga ke-9 yang ditemukan mengenakan kain bermotif batik.
Relief di candi-candi Buddha Dinasti Syailendra pada abad ke-8 juga ditemukan memuat motif batik seperti Kalpataru, lotus mekar, vas teratai, hingga berbagai bentuk hewan. Namun, pada masa ini belum diketahui teknik dan alat yang digunakan untuk membuat batik.
Baru pada tahun 1275, diduga alat canting sudah dikenal dan digunakan, terbukti dari batik pola gringsing di Kediri yang hanya bisa dibuat dengan canting. Catatan sejarah lain datang dari abad ke-16, ketika Thomas Stamford Raffles menyebut dalam bukunya bahwa batik sudah berkembang di Tuban.
Memasuki abad ke-19, batik pun mengalami lonjakan popularitas. Tahun 1850 muncul batik cap yang berkembang di Pekalongan, lalu pada 1900 batik mulai dikenal dunia setelah dipamerkan di Exposition Universelle di Paris oleh orang Eropa yang tinggal di Jawa.
Industri batik pun tumbuh pesat, bahkan pada 1920 tercatat sebagai penyerap tenaga kerja terbesar ketiga setelah industri besi dan tembaga. Sejak itu, lahirlah beragam motif baru seperti batik pagi sore (1925), terang bulan (1927), bond (1930), hingga Djawa Hokokai yang dipengaruhi Jepang pada 1942-1945.
Peran negara juga besar dalam memajukan batik. Pada 1950-an, Presiden Soekarno menggagas proyek batik dan mendorong pemasarannya hingga masuk mal. Puncaknya pada 1964, Indonesia menyewa gerai terbesar di New York World’s Fair untuk memamerkan batik ke dunia internasional.
Popularitas yang terus meningkat inilah yang akhirnya membuat UNESCO mengakui batik sebagai bagian dari Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia milik UNESCO pada 30 September 2009. Pengakuan resmi itu diberikan pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Menyusul hal tersebut, pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009. Sejak saat itu, setiap tahun masyarakat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional.
Mengutip laman Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian, peringatan Hari Batik Nasional biasanya disemarakkan dengan tema yang relevan setiap tahunnya. Pada 2025, pemerintah mengusung tema “Bangga Berbatik” sebagai upaya mendorong pengembangan industri batik dalam negeri.
Melansir laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hari Anti Kekerasan Internasional atau International Day of Non-Violence diperingati setiap 2 Oktober. Tanggal ini merujuk pada hari lahir Mahatma Gandhi, pemimpin gerakan kemerdekaan India sekaligus perintis filosofi anti-kekerasan.
Gandhi membantu memimpin India menuju kemerdekaan dengan berpegang teguh pada prinsip non-kekerasan. Sikapnya menginspirasi berbagai gerakan hak sipil dan perubahan sosial di seluruh dunia.
Keyakinan Gandhi terlihat jelas dalam aksinya, termasuk Pawai Garam pada 1930 yang menentang hukum Inggris secara damai. Ia percaya bahwa cara-cara yang adil akan melahirkan tujuan yang adil, sehingga kekerasan tidak bisa menjadi jalan menuju perdamaian.
Bagi Gandhi, kebebasan harus diperjuangkan tanpa kebencian dan tanpa kekerasan terhadap penjajah. Prinsip ini menjadikannya tokoh moral yang dihormati lintas bangsa, agama, dan generasi.
Nama Mahatma Gandhi pun dikenang luas tidak hanya di India, bahkan dianggap sebagai simbol moralitas dan perdamaian abad ke-21. Dunia mengenangnya sebagai teladan humanisme dan tolok ukur moral dalam menilai kehidupan publik, ide politik, maupun kebijakan pemerintah.
Atas dasar itu, Majelis Umum PBB melalui resolusi A/RES/61/271 pada 15 Juni 2007 menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Anti Kekerasan Internasional. Tujuan peringatan ini adalah menyebarkan pesan anti-kekerasan melalui pendidikan dan peningkatan kesadaran publik yang terinspirasi dari Mahatma Gandhi.
Dilansir dari laman World Animal Protection, peternakan pabrik tekah lama menjadi sorotan dunia karena dampaknya yang luas, baik terhadap kesejahteraan hewan maupun kelestarian lingkungan. Jutaan hewan hidup dalam kondisi sempit, penuh tekanan, dan diperlakukan layaknya mesin produksi demi memenuhi kebutuhan pangan murah yang terus meningkat.
Dampak industri peternakan pabrik pun sangat besar terhadap lingkungan, mulai dari deforestasi untuk lahan pakan hingga emisi gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim. Situasi ini turut memperparah kerusakan habitat satwa liar, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem yang sebenarnya menopang kehidupan manusia.
Untuk merespons kondisi tersebut, pada 1983 diciptakan Hari Hewan Ternak Sedunia yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang penderitaan hewan, menegaskan pentingnya nilai kasih sayang, kemanusiaan, serta perubahan pola pikir terhadap sistem pangan.
Selain menyoroti penderitaan hewan di peternakan modern, hari ini juga mengingatkan tentang keragaman genetik hewan ternak yang terancam hilang. Meski spesies hewan ternak secara umum tidak akan punah, beberapa jenis lokal atau warisan yang jumlahnya terus menurun membutuhkan perlindungan segera agar tetap lestari.
Hari Hewan Ternak Sedunia pada akhirnya mengajak masyarakat untuk lebih peduli bahwa hewan ternak adalah makhluk hidup yang memiliki rasa dan kesadaran, bukan sekadar komoditas. Dengan menghormati dan melindungi kesejahteraan mereka, masyarakat juga ikut menjaga keberlanjutan pangan, kesehatan manusia, serta masa depan Bumi.
Itulah daftar peringatan 2 Oktober 2025 beserta ulasannya. Semoga menambah wawasan!