Tanggal 5-6 Juli Puasa Apa? Ini Jadwal dan Keutamaan yang Berlimpah Pahala

Posted on

Hari ini, Sabtu 5 Juli 2025 dan Minggu, 6 Juli 2025 banyak umat muslim menjalan puasa. Karena itu, banyak yang bertanya ‘tanggal 5 dan 6 Juli puasa apa?’

Seperti diketahui saat ini umat muslim tengah berada di bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam Hijriah. Salah satu amalan yang dianjurkan di bulan ini adalah mengerjakan puasa sunnah. Amalan ini merupakan amalan istimewa dengan ganjaran pahala yang berlimpah bagi yang menjalankannya.

Nah, untuk mengetahui hari ini tanggal 5 dan 6 Juli puasa apa, simak penjelasannya berikut ini lengkap dengan keutamaan dan bacaan niatnya!

Mengacu pada kalender Islam Hijriah tahun 2025 yang dirilis Kemenag RI, saat ini umat muslim tengah berada di bulan Muharram, bulan pertama dalam Kalender Islam. Adapun pada tanggal 5 dan 6 Juli 2025 bertepatan dengan tanggal 9 dan 10 Muharram 1447 H.

Melansir buku Rahasia Puasa Sunnah oleh Ahmad Syahirul Alim, tanggal 9 dan 10 Muharram adalah hari yang sangat istimewa dalam Islam. Hari Ini dikenal dengan istilah Tasua dan Asyura.

Adapun puasa pada tanggal 5 dan 6 Juli 2025 ini adalah puasa Tasua (puasa 9 Muharram) dan puasa Asyura (10 Muharram). Puasa ini disebutkan adalah puasa yang tak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah dan dikerjakan oleh para nabi sebelumnya.

Hal ini disampaikan oleh Aisyah RA:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٍ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Artinya: “Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah, Nabi SAW juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadan diturunkan maka pada mereka berpuasa bulan Ramadan, dan meninggalkan puasa Asyura. Barang siapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berbuka maka berbukalah.” (HR. Bukhari Muslim dari Aisyah RA)

Puasa Tasua dan puasa Asyura adalah jenis puasa sunnah yang memiliki keutamaan yang luar biasa dalam Islam. Di antaranya adalah mendapatkan pahala puasa 30 hari, diampuni dosa selama setahun, hingga pahala 10.000 malaikat.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rincian pahala dan keutamaan puasa Tasua dan Asyura yang dikerjakan pada tanggal 9-10 Muharram:

Salah satu keistimewaan utama dari puasa Tasua dan Asyura adalah kedudukannya sebagai puasa sunnah paling utama setelah Ramadhan. Dalam buku 345 Sunnah Nabi Sehari-hari karya Dr. Raghib As-Sirjani, disebutkan bahwa puasa di bulan Muharram termasuk amalan terbaik setelah bulan Ramadhan. Hal ini dikuatkan dengan hadits riwayat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa bulan Allah, yaitu Muharram, dan sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim)

Keistimewaan puasa Tasua dan Asyura lainnya adalah ganjaran pahala yang sangat besar. Dalam penjelasan yang dikutip dari laman NU Online, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa satu hari berpuasa di bulan Muharram akan mendapatkan balasan seperti berpuasa selama 30 hari. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA:

“Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr).

Fadhilah puasa Tasua dan Asyura juga terletak pada waktu pelaksanaannya, yaitu di bulan Muharram, yang termasuk salah satu dari empat bulan haram (bulan suci) dalam Islam bersama Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Dalam buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dijelaskan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak puasa pada bulan-bulan ini.

NU Online juga mengutip hadits dari al-Bahili, yang menggambarkan anjuran Rasulullah SAW terkait puasa di bulan-bulan mulia:

صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ

Artinya: “Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, serta puasalah pada bulan-bulan haram.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan lainnya)

Fadhilah puasa Asyura yang luar biasa juga dijelaskan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW menyebutkan pahala yang besar bagi mereka yang berpuasa di hari Asyura:

“Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan barang siapa berpuasa di hari Asyura, maka ia diberi pahala 10.000 orang yang berhaji dan berumrah serta 10.000 pahala orang yang mati syahid. Barang siapa mengusap kepala anak yatim di hari itu, maka Allah SWT mengangkat derajatnya sesuai jumlah rambut yang disentuh. Dan siapa yang memberi makan orang mukmin untuk berbuka, maka seolah-olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan membuat kenyang mereka.” (HR. Ibnu Abbas)

Hari Asyura memiliki nilai sejarah yang penting, sebab kaum Yahudi pun memperingatinya sebagai hari kemenangan Nabi Musa AS. Dalam hadits riwayat Muslim, Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa saat Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat kaum Yahudi berpuasa di hari Asyura. Ketika ditanya alasannya, mereka menjawab:

“Ini adalah hari baik, hari ketika Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya. Maka Nabi Musa pun berpuasa sebagai bentuk syukur.”

Maka Rasulullah SAW bersabda: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian,” lalu beliau pun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. (HR. Muslim)

Dalam buku Rahasia Puasa Sunah karya Ahmad Syahirul Alim, Lc., M.Pd.I., disebutkan bahwa puasa Asyura merupakan praktik yang telah dilakukan oleh para nabi dan umat terdahulu sebelum Islam datang. Bahkan kaum Quraisy di masa jahiliah juga terbiasa berpuasa di hari Asyura.

Hadits dari Aisyah RA, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, menyebutkan:

“Hari Asyura adalah hari yang dipuasai oleh Quraisy pada masa jahiliah. Rasulullah SAW juga berpuasa pada hari itu. Ketika beliau tiba di Madinah, beliau tetap berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. Namun ketika kewajiban puasa Ramadhan diturunkan, beliau meninggalkan puasa Asyura. Siapa yang ingin berpuasa, silakan berpuasa. Dan siapa yang tidak ingin, boleh meninggalkannya.”

Keistimewaan puasa Asyura yang sangat besar juga disebutkan dalam hadits riwayat Muslim. Saat Rasulullah SAW ditanya mengenai keutamaan puasa Asyura, beliau menjawab:

وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: “Aku berharap kepada Allah, puasa pada hari Asyura bisa menghapuskan dosa setahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim)

Sebagai bentuk pembeda dari kebiasaan puasa kaum Yahudi di hari Asyura, Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk juga berpuasa sehari sebelumnya, yakni hari Tasua (9 Muharram). Dalam buku Tanya & Jawab Bersama Nabi: Kitab Islam yang disusun oleh Lingkar Kalam, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ

Artinya: “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakanlah dengan kaum Yahudi, puasalah juga sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR. Ahmad)

Dikutip dari buku “Kalender Ibadah Sepanjang Tahun” karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut niat puasa Tasua dan Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَسُعَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Arab Latin: Naiwaitu shauma tasu’aa-i sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Tasu’a karena Allah Ta’ala.”

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُرَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Arab Latin: Naiwaitu shauma ‘aasyura sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta’ala.”

Nah, demikianlah penjelasan tentang puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 5 dan 6 Juli 2025, yakni puasa Tasua (9 Muharram) dan puasa Asyura (10 Muharram). Semoga menjawab ya!

Tanggal 5 dan 6 Juli 2025 Puasa Apa?

Apa Keutamaan dan Pahala Puasa Tasua dan Asyura?

1. Termasuk Puasa Sunnah yang Paling Utama Setelah Ramadhan

2. Mendapat Pahala Setara Puasa 30 Hari

3. Dikerjakan di Bulan yang Dimuliakan dalam Islam

4. Pahala Setara 10.000 Malaikat dan Orang Syahid

5. Hari yang Dimuliakan Juga oleh Kaum Yahudi

6. Puasa yang Sudah Dikerjakan Para Nabi dan Umat Sebelumnya

7. Menghapus Dosa Setahun Sebelumnya

8. Puasa Tasua sebagai Pembeda dari Kaum Yahudi

Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura

Niat Puasa Tasua

Niat Puasa Asyura