Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Lengkap dengan Niat dan Waktu Pelaksanaannya

Posted on

Fenomena gerhana Bulan merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Umat Islam dianjurkan untuk mengisi momen ini dengan beribadah, salah satunya dengan melaksanakan shalat gerhana Bulan.

Disadur dari Jurnal Universitas Islam Bandung berjudul Fikih Salat Gerhana Menurut Imam Ibnu Hajar A-Haitami, para ulama sepakat hukum mengerjakan shalat gerhana Bulan adalah sunnah muakkad. Anjuran ini didasarkan pada hadits berikut ini:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُو (رواه البخاري)

Artinya: Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua ayat di antara ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana karena meninggal atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat gerhana, maka berdoalah kepada Allah dan lakukanlah salat (gerhana) sehingga cerah. (HR Bukhari)

Melalui shalat gerhana, umat Islam dapat merenungi kebesaran Allah dan juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Untuk itu, penting mengetahui tata cara atau ketentuan pelaksanaan shalat gerhana agar bisa mengerjakannya dengan khusyuk.

Masih merujuk sumber yang sama, shalat gerhana Bulan dapat dikerjakan secara individu, namun lebih utama jika dilakukan secara berjamaah. Meskipun demikian, shalat secara berjamaah bukan merupakan syarat sah dalam pelaksanaan shalat gerhana.

Dalam pelaksanaan shalat gerhana Bulan, tidak ada azan maupun iqamah sebagaimana shalat wajib. Sehingga gantinya, panggilan shalat gerhana Bulan ini dilakukan dengan seruan “Ash-shalaatu jaami’ah” sebagai tanda bahwa shalat akan segera dilaksanakan secara berjamaah.

Melansir laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), shalat gerhana Bulan dilaksanakan sebanyak dua rakaat dengan satu kali salam. Namun berbeda dari shalat sunnah pada umumnya, setiap rakaat dalam shalat gerhana Bulan ini dilakukan dengan dua kali rukuk.

Berikut bacaan niat shalat gerhana Bulan lengkap:

أُصَلِّي سُنَةَ لِخُسُوفِ القَمَرِ رَكْعَتَينِ إِمَامًا مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushallii sunnata li khusuufil qamar rak’ataini imaaman/makmuuman lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya berniat shalat sunnah gerhana Bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala.”

Adapun tata cara shalat gerhana Bulan yang disadur dari laman MUI dan Kementerian Agama (Kemenag) RI adalah sebagai berikut:

Menyadur buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh M Hamdan Rasyid, waktu pelaksaan shalat gerhana Bulan dimulai sejak munculnya gerhana. Shalat sunnah ini dapat dikerjakan selama gerhana masih berlangsung hingga Bulan kembali normal seperti semula.

Berdasarkan data dari laman BMKG, gerhana Bulan akan terjadi pada Minggu, 7 September 2025, mulai pukul 22.26 WIB hingga 03.56 WIB keesokan harinya. Adapun puncak gerhana total diprakirakan terjadi pada pukul 01.11 WIB.

Dengan demikian, shalat gerhana Bulan dapat dilaksanakan mulai Minggu, 7 September 2025 pukul 22.26 WIB hingga Senin, 8 September 2025 dini hari sekitar pukul 03.56 WIB.

Disadur dari Buku Induk Doa dan Zikir oleh Kasimun, selain melaksanakan shalat gerhana Bulan, umat muslim juga disunnahkan untuk memperbanyak doa kepada Allah SWT saat terjadi gerhana. Anjuran ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Rasulullah SAW bersabda:

فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ

Artinya: Apabila kalian melihat sesuatu dari hal tersebut, maka bergegaslah kalian untuk berzikir kepada-Nya dan berdoa kepada-Nya serta memohon ampunan-Nya.

Adapun bacaan doa yang bisa dipanjatkan ketika terjadi gerhana bulan terjadi adalah sebagai berikut sebagaimana dinukil dari laman Al-Azhar:

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا دَائِمًا طَاهِرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ وَ كُنَّا لَكَ عَبْدٌ

Arab Latin: Alhamdulillah hamdan daaiman thaahiran thayyiban mubarakan fiih. Mil’ussamawati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa bainahumaa, wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du. Ahaqqa maa qaalal ‘abdu, wa kunna laka ‘abdun.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, pujian murni, baik dan diberkati-Nya. Yang memenuhi langit dan memenuhi bumi dan memenuhi apa yang ada di antara mereka dan mengisi apa pun yang Anda inginkan. (Dia) yang paling berhak memanggil hamba dan kami semua adalah hamba.”

Demikianlah informasi mengenai ketentuan dan tata cara pelaksaan shalat gerhana Bulan. Semoga bermanfaat ya, infoers!

Ketentuan Shalat Gerhana Bulan

Niat Shalat Gerhana Bulan

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

Rakaat Pertama

Rakaat Kedua

Waktu Pelaksanaan Shalat Gerhana Bulan

Doa Gerhana Bulan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *