Remaja berinisial A (17) tega melecehkan dan membunuh bocah perempuan berusia 5 tahun hingga mayatnya dibuang dalam kondisi terbungkus karung di (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra). Pelaku sempat menghilangkan jejak kejahatannya dengan berpura-pura ikut dalam pencarian saat korban dilaporkan hilang.
Kejadian tragis itu bermula saat korban bermain di sebuah kebun yang tidak jauh dari kediamannya di Kecamatan Mowila pada Kamis (11/9) sore. Korban lalu mencari temannya yang disangka berada di rumah pelaku yang merupakan tetangga korban sendiri.
“Korban ini dia datang secara sukarela ke rumah pelaku, tapi dia datang untuk mencari temannya,” ujar Kasat Reskrim Polres Konawe Selatan Laode M Jefri Hamzah kepada infocom, Senin (15/9/2025).
Korban pun mencari di tiap sudut rumah setelah diizinkan pelaku yang tinggal bersama neneknya. Saat berada di kamar pelaku, korban tiba-tiba ditarik secara paksa.
“Pelaku ini dia langsung tarik tangannya korban ke dalam kamar. Sempat berontak, tapi pelaku langsung angkat korban ke atas kasur,” tuturnya.
Pelaku panik setelah korban berteriak dan melakukan perlawanan. Pelaku khawatir teriakan korban terdengar oleh neneknya yang berada dalam rumah.
“Wajah korban ini langsung dibekap sama pelaku pakai bantal, karena dia sudah teriak dan berontak. Dan dia takut jangan sampai nenek pelaku dia dengar,” ucap Jefri.
Mirisnya, pelaku melakukan pelecehan seksual terhadap korban yang sudah tidak sadarkan diri. Pelaku kembali panik mendapati korban yang sudah tidak bernyawa.
“Intinya itu sudah tidak sadarkan diri saat pelaku lakukan pelecehan. Setelah pelaku panik korban tidak sadar, pelaku lalu memasukkan jasad korban ke dalam koper,” paparnya.
Jasad korban yang tersimpan dalam kamar pelaku baru dikeluarkan dari koper pada Jumat (12/9) sekitar pukul 02.00 Wita. Pelaku lalu memindahkan jenazah bocah perempuan itu ke dalam karung.
“Karung berisi jasad korban itu lalu dibuang pelaku. Dia buang sekitar 200 meter dari rumahnya. Dia hanya keluar pakai penerangan korek pergi buang di belakang rumahnya,” jelas Jefri.
Kabar hilangnya bocah tersebut membuat keluarga korban melapor ke polisi hingga dilakukan pencarian mulai Jumat (12/9) pagi. Pelaku ternyata ikut dalam pencarian bersama warga.
“Pelaku ini dia sempat juga pura-pura ikut proses pencarian,” ungkap Jefri.
Pelaku berupaya menipu tim yang melakukan pencarian agar tidak sampai mengarah ke lokasi jasad korban dibuang. Pencarian hari pertama terhadap korban pun tidak membuahkan hasil.
“Ketika tim pencarian mengarah ke lokasi pembuangan, dia (pelaku) coba arahkan untuk bergeser ke lokasi lain,” ujarnya.
Keesokan harinya, pencarian berlanjut tanpa keterlibatan pelaku yang beralasan sedang berkebun. Jasad korban yang terbungkus karung akhirnya ditemukan di sebuah kebun pada Sabtu (13/9) sekitar pukul 07.30 Wita.
Jenazah korban pun dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kendari untuk diautopsi. Dari hasil pemeriksaan ada luka di bagian alat vital korban yang menguatkan adanya dugaan pelecehan.
“Untuk fisik luar, ada luka lecet di lutut korban. Hasil pemeriksaan yang bersangkutan mati lemas. Kematian korban kurang dari 48 jam,” beber Jefri.
Keberadaan pelaku diketahui setelah polisi menurunkan unit satwa atau anjing K9 tidak lama setelah jasad korban ditemukan. Anjing pelacak yang dikerahkan mengarah ke kediaman pelaku.
“Pelacakan mengarah ke satu titik setelah (anjing pelacak) kita berikan pakaian korban. Arahnya ke salah satu rumah warga berinisial A,” kata Kapolres Konawe Selatan AKBP Febry Sam kepada wartawan, Minggu (14/9).
Dari hasil pemeriksaan di rumah pelaku ditemukan barang-barang milik korban di dalam kamar. Barang bukti yang diamankan mengindikasikan dugaan pelecehan seksual terhadap korban.
“Motif awal kita temukan pelecehan seksual. Jadi di TKP kita sudah amankan barang bukti bantal, selimut, sandal korban, celana dalam korban,” terangnya.
Rumah pelaku sempat digeruduk warga setelah penangkapan. Namun polisi sudah lebih dulu mengamankan keluarga pelaku untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat Mowila khususnya Desa Tolu Wonua untuk tidak melakukan langkah-langkah yang bertentangan dengan hukum,” imbuh Febry.
Pelaku Pura-pura Ikut Cari Korban
Anjing Pelacak Endus Jejak Pelaku
Keberadaan pelaku diketahui setelah polisi menurunkan unit satwa atau anjing K9 tidak lama setelah jasad korban ditemukan. Anjing pelacak yang dikerahkan mengarah ke kediaman pelaku.
“Pelacakan mengarah ke satu titik setelah (anjing pelacak) kita berikan pakaian korban. Arahnya ke salah satu rumah warga berinisial A,” kata Kapolres Konawe Selatan AKBP Febry Sam kepada wartawan, Minggu (14/9).
Dari hasil pemeriksaan di rumah pelaku ditemukan barang-barang milik korban di dalam kamar. Barang bukti yang diamankan mengindikasikan dugaan pelecehan seksual terhadap korban.
“Motif awal kita temukan pelecehan seksual. Jadi di TKP kita sudah amankan barang bukti bantal, selimut, sandal korban, celana dalam korban,” terangnya.
Rumah pelaku sempat digeruduk warga setelah penangkapan. Namun polisi sudah lebih dulu mengamankan keluarga pelaku untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Kami mengimbau kepada masyarakat Mowila khususnya Desa Tolu Wonua untuk tidak melakukan langkah-langkah yang bertentangan dengan hukum,” imbuh Febry.