Aparat TNI menembak mati 18 anggota Organisasi Papua Merdeka (OMP) anak buah Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya dan Josua Waker di Intan Jaya, Papua Tengah. Penembakan itu dipicu ulah OMP memprovokasi warga terkait kedatangan TNI yang hendak memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi.
Dansatgas Media Koops Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono mengatakan kontak tembak antara satuan tugas (Satgas) TNI dengan gerombolan OPM terjadi sejak Selasa (13/5) pagi. Peristiwa itu terjadi di sejumlah kampung di Distrik Sugapa.
“Kontak tembak antara aparat keamanan dari satuan tugas (Satgas) TNI dengan gerombolan OPM berlangsung sejak Selasa pagi terjadi di beberapa kampung di Distrik Sugapa,” kata Letkol Iwan dalam keterangannya, Kamis (15/5/2025).
Iwan menuturkan baku tembak kembali terjadi pada Rabu (14/5) sekitar pukul 04.00 WIT. Peristiwa itu terjadi saat TNI memasuki Distrik Sugapa, tepatnya Kampung Titigi, Ndugusiga, Jaindapa, Sugapa Lama, dan Zanamba.
“TNI berhasil mensterilkan wilayah Kampung Sugapa Lama dan Kampung Bambu Kuning dari aktivitas kelompok bersenjata yang dipimpin oleh tokoh separatis Daniel Aibon Kogoya, Undius Kogoya, dan Josua Waker,” bebernya.
“Berdasarkan laporan resmi di lapangan, sebanyak 18 anggota kelompok bersenjata tewas, dan sejumlah barang bukti berhasil diamankan,” lanjutnya.
Barang bukti yang diamankan aparat TNI di antaranya 1 pucuk senjata organik AK-47, 1 pucuk senjata rakitan, puluhan butir amunisi berbagai kaliber. Kemudian busur dan anak panah, bendera bintang kejora, serta alat komunikasi.
Iwan menuturkan operasi ini menjadi langkah penting dalam menghadirkan kembali rasa aman bagi masyarakat. Pihaknya juga memastikan proses pembangunan serta pelayanan publik dapat berjalan tanpa gangguan.
“Seluruh personel TNI yang terlibat dilaporkan dalam kondisi aman dan lengkap. Saat ini pasukan masih bersiaga di beberapa sektor guna mengantisipasi kemungkinan pergerakan kelompok yang tersisa,” bebernya.
Iwan mengungkapkan aparat TNI menjalankan misi damai dengan memasuk sejumlah kampung di Distrik Sugapa. Misi itu terkait pelayanan kesehatan, edukasi dan pengamanan rencana pembangunan jalan ke Hitadipa.
“Namun, kedatangan mereka justru dimanipulasi oleh kelompok bersenjata OPM dengan menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup, dan menyebarkan informasi bahwa kedatangan TNI akan mengancam nyawa masyarakat,” ungkap Iwan.
Dia menambahkan OPM memang kerap melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil, pembakaran rumah, penyanderaan guru dan tenaga kesehatan. OMP juga merusak fasilitas umum dan mengganggu proyek pembangunan.
“Bahkan, dalam beberapa kejadian, kelompok ini melibatkan warga sipil dan anak-anak untuk kepentingan operasional mereka,” pungkasnya.