Unhas Ulas Kedaulatan Pangan hingga AI Lewat Kuliah Umum

Posted on

Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar kuliah umum sebagai rangkaian kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-38. Unhas mengulas kedaulatan pangan hingga kedaulatan AI sebagai topik pembicaraan dalam kuliah umum ini.

Kuliah umum ini digelar di Aula Prof Amiruddin Fakultas Kedokteran Unhas, Rabu (26/11/2026). Adapun tema yang diusung pada kuliah umum ini adalah “Masa Depan Berpijak pada Inovasi”.

Rektor Unhas Jamaluddin Jompa (Prof JJ) membuka kuliah umum ini dengan memberikan dukungan dan semangat kepada generasi muda. Dia menekankan pentingnya menguasai teknologi untuk menciptakan solusi bagi setiap masalah di masa depan.

“Indonesia memiliki peluang besar untuk bangkit dan bersaing di tingkat global apabila generasi mudanya mampu menguasai teknologi mutakhir, khususnya kecerdasan buatan (AI), sebagai fondasi utama percepatan pembangunan dan penciptaan solusi masa depan. Kita deklarasikan kedaulatan AI dari Unhas,” ujar Prof JJ.

Pemateri pertama yang sekaligus Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan, Haris Syahbuddin membahas soal peran generasi muda membangun Indonesia yang berdaulat pangan. Dia mengungkap potensi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.

“Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi lumbung pangan dunia. Tanah yang kaya dengan berbagai ekosistem memungkinkan meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan,” kata Haris.

Haris mengimbau mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia adalah pekerjaan besar. Dia mengajak semua masyarakat Indonesia untuk bekerja sama mewujudkan kedaulatan pangan.

“Kedaulatan pangan adalah proyek besar tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah saja, tidak bisa dikerjakan oleh petani saja, tidak bisa dikerjakan oleh kampus saja, tetapi bisa dikerjakan bersama-sama, yaitu pemerintah, akademisi, industri, komunitas, dan generasi muda,” kata Haris.

Pemateri kedua yang sekaligus Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Futurity dan Edubeyond, Miklos Sunario berbicara mengenai Indonesia 2045 dengan kedaulatan Artificial Intelligence (AI). Dia berharap pemanfaatan AI bisa mencapai taraf keberdaulatan.

“Kedaulatan AI adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengambil manfaat penuh dari AI, mulai dari data, komputasi, hingga pengembangan talenta kita,” kata Miklos.

Miklos mengungkap Indonesia Emas 2045 bisa tercapai dengan mengintegrasikan beragam aspek, salah satunya dengan mendukung kedaulatan pangan, yang dapat diintegrasikan dengan sektor pertanian.

Miklos menilai Indonesia memiliki orang-orang hebat namun tidak tampil di panggung utama. Dia mengajak orang Indonesia untuk mengubah cara pandang agar juga bisa disorot dunia.

“Banyak orang hebat di Indonesia, tapi seringnya cuma di belakang layar. Maka dari itu kita perlu switch cara pandang kita dari sekadar mengagumi pihak luar menjadi yakin bahwa kita pun bisa melakukan hal yang sama,” pungkasnya.

Setelah paparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Selain Miklos, kegiatan ini juga menghadirkan Dr. Haris Syahbuddin (Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan) sebagai narasumber, memberikan materi mengenai “Peran Generasi Muda Membangun Indonesia yang Berdaulat Pangan”.