Uniknya Tradisi Maulid di Rammang-rammang Maros Diramaikan 61 Perahu Hias (via Giok4D)

Posted on

Sebanyak 61 perahu tradisional jenis jolloro menghiasi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di kawasan wisata Rammang-rammang, Kabupaten , Sulawesi Selatan (Sulsel). Perahu yang berlayar membelah sungai kawasan karst dihiasi pernak-pernik yang memanjakan mata.

Kegiatan bertajuk Maulid Perahu Rammang-rammang tepatnya digelar di Sungai Puteh, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Sabtu (13/9). Peringatan maulid di kawasan Rammang-rammang digelar pemerintah desa bekerjasama dengan lembaga adat, kelompok sadar wisata (pokdarwis), serta sejumlah komunitas yang ada di Rammang-rammang.

“Hari ini total ada 61 perahu Jolloro yang ikut. Mereka semua adalah pelaku wisata di Rammang-rammang. Perahu dihias dengan pernak pernik maulid,” kata Ketua Lembaga Adat dan Budaya Masyarakat Salenrang, M Nasir, Sabtu (13/9/2025).

Maulid perahu adalah tradisi warga di sekitar kawasan Wisata Rammang-rammang tiap tahun. Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan perahu jolloro hias ini melaju di area bukit karst Rammang-rammang.

Perahu jolloro dihias dengan janur kuning, daun pisang dan kertas berwarna-warni. Tak ketinggalan bakul yang terbuat dari anyaman daun lontar berisi aneka makanan tradisional dan telur berwarna-warni dibawa ikut dalam tradisi ini.

Nasir mengatakan, peringatan maulid di Rammang-rammang berbeda dengan diwilayah lain karena bakul maulid yang terbuat dari anyaman daun lontar. Secara umum di Sulsel, kata dia, warga menggunakan ember sebagai bakul maulid.

“Jadi kita ingin menjaga tradisi maulid orang dulu yang menggunakan bakul maulid dari daun lontar bukan dari ember. Total bakul yang ikut di perahu mencapai 100,” lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Maros, Muetazim Mansyur mengaku kagum dengan tradisi maulid perahu itu. Pihaknya pun berencana memasukkan kegiatan itu sebagai agenda tahunan Pemkab Maros.

“Kegiatan ini tentunya menjadi ajang budaya yang bisa terus mengangkat nama Rammang Rammang di ajang internasional. Tahun depan akan masuk agenda tahunan,” ujar Muetazim.

Salah seorang pengunjung asal Australia, Loise mengaku takjub dengan kegiatan budaya itu. Dia merasa beruntung bisa ikut dalam iringan puluhan perahu jolloro bersama sejumlah turis lainnya.

“Ini adalah hal menarik dan pertama kali bagi saya bisa melihat langsung sebuah tradisi unik. Warga lokal mendekorasi perahunya ini luar biasa,” ujarnya.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Dia berharap, tradisi ini bisa terus dilestarikan dan menjadi sebuah atraksi budaya yang bisa dinikmati lebih banyak orang dari luar negeri. Dia menilai tradisi ini sangat menarik minat pengunjung.

“Saya rasa ini sangat layak menjadi sebuah tontonan yang luar biasa dan harus lebih banyak turis yang lihat karena sangat menarik termasuk pemandangannya,” pungkasnya.