Wali Kota Kendari Siska Karina Imran mengaku terinspirasi dengan sistem pengelolaan sampah dan lingkungan berkelanjutan di Singapura. Ia menyebut konsep Clean, Green and Blue negara tersebut bisa menjadi acuan konkret dalam mewujudkan kota Kendari yang bersih, hijau, dan ramah lingkungan.
Itu disampaikan Siska usai mengikuti sesi pembelajaran dan kunjungan lapangan dalam rangkaian Kursus Pemantapan Pemimpin Daerah (KPPD) 2025 di Singapura. Dalam kegiatan itu, para peserta, termasuk Siska mempelajari langsung tata kelola lingkungan dan pengelolaan sampah terintegrasi yang menjadi ciri khas negeri berjuluk ‘The Garden City’ tersebut.
Materi disampaikan oleh Director of Waste Infrastructure Operations & Management Division di National Environment Agency (NEA) Singapura, Mr. Colin Goh. Ia menekankan bahwa keterbatasan lahan menjadi alasan utama pemerintah setempat menerapkan inovasi pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular secara ketat.
“Jika tingkat pembuangan seperti saat ini berlanjut, TPA Semakau akan mencapai kapasitas maksimum pada tahun 2035,” ujar Colin Goh.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Singapura, kata dia, bertumpu pada tiga pilar utama yakni pemerintah sebagai pengarah kebijakan, industri sebagai inovator, dan masyarakat sebagai penggerak perubahan. Kampanye seperti Say Yes to Waste Less dan Recycle Right dinilai berhasil membentuk budaya tanggung jawab lingkungan di tingkat rumah tangga.
Negara itu menghasilkan sekitar 18 ribu ton sampah per hari. Dari jumlah itu, 50 persen didaur ulang, 48 persen diubah menjadi energi listrik, dan sisanya diolah menjadi material konstruksi ramah lingkungan melalui inovasi NEWSand.
TPA Semakau sendiri menjadi ikon unik karena dibangun di atas laut dengan konsep ramah lingkungan. Luasnya mencapai 350 hektar dan kini juga difungsikan sebagai pusat riset serta ekowisata.
Dalam kunjungan lapangan, Siska dan peserta KPPD juga meninjau fasilitas modern TuasOne Waste-to-Energy Plant. Fasilitas itu mampu mengolah 3.000 ton sampah per hari dan menghasilkan 2.800 MWh listrik. Teknologi pengolahan gas buangnya membuat proses insinerasi tetap aman bagi lingkungan.
“Kami melihat bagaimana disiplin, teknologi, dan kesadaran publik berpadu untuk menciptakan kota yang bersih dan berkelanjutan. Pengalaman ini menjadi inspirasi bagi kami untuk memperkuat arah pembangunan Kendari agar tidak hanya tumbuh, tetapi juga hijau dan ramah lingkungan,” ujar Siska.
Pemerintah Kota Kendari kini berkomitmen mengadopsi prinsip keberlanjutan dalam setiap kebijakan pembangunan. Dengan semangat pembelajaran dari Singapura, Kendari diarahkan tumbuh menjadi kota modern yang maju, hijau, dan berdaya saing lingkungan.
