Warga mendesak polisi menangkap pelaku bentrokan di area pekuburan Beroanging, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Para warga ingin agar ada efek jera karena bentrokan serupa sudah berulang kali terjadi.
“Maksud saya, kalau memang bisa seperti itu, kenapa diadakan penangkapan supaya mereka ada efek jera,” ujar Lurah Lembo, Sattu Ali kepada infoSulsel, Senin (3/11/2025).
Sattu mengatakan pihaknya telah berupaya melakukan antisipasi sebelum bentrokan kembali terjadi. Dia mengaku sudah mengumpulkan RT/RW serta orang tua anak-anak untuk dimediasi agar tidak terlibat dalam bentrokan.
“Sebenarnya antisipasi kami, kami kumpulkan RT/RW dan mediasi orang tua anak-anak. Kami cuma bisa mengimbau kepada masyarakat agar jangan melakukan kegiatan seperti itu. Kalau penangkapan kan bukan ranahnya kami,” katanya.
Menurutnya, desakan warga agar pelaku ditangkap muncul karena mereka kerap melihat video bentrokan yang beredar di media sosial. Dalam video, sejumlah pelaku tampak membawa senjata tajam hingga busur.
“Itu semua masukan warga kami yang ada di situ, RT/RW kami yang ada di situ, ‘Pak Lurah, kenapa tidak ditangkap mereka?’,” ucapnya.
Sattu menuturkan bentrokan di pekuburan Beroanging sudah terjadi 3 kali dalam sepekan terakhir. Dia menyebut insiden itu bahkan melibatkan anak-anak yang ikut memicu ketegangan.
“Hampir rata-rata pemulanya itu dimulai dari anak-anak kecil. Jadi, awalnya itu anak-anak saling melempar, saling bunyi petasan. Nanti memanas, kalau banyak, baru ada orang dewasa,” bebernya.
Sattu mengaku telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menambah pengamanan di lokasi. Dia bahkan berharap agar posko penjagaan bisa didirikan di lokasi untuk mencegah bentrokan kembali terjadi.
“Saya selalu koordinasi sama Koramil, sama Kapolsek, bagaimana ini karena warga minta penambahan Brimob, siapa tahu ditempatkan posko di Sapiria. Kapolsek bilang kami ajukan dulu permintaan ke pimpinan,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi membenarkan pihaknya telah mendapat usulan dari lurah untuk membangun pos pengamanan di sekitar lokasi bentrok. Menurutnya, langkah itu akan dikomunikasikan ke pimpinan.
“Saya dengar seperti itu. Jadi ada lurah, inisiatifnya lurah, itu untuk membangun pos di situ. Nanti kami akan komunikasi dengan pimpinan kami,” ujarnya.
Syamsuardi menegaskan pihaknya telah melakukan patroli rutin dan pendekatan dengan tokoh masyarakat untuk meredam situasi. Dia juga memastikan pelaku bentrok akan diburu setelah proses penyelidikan rampung.
“Jadi, kami intensifkan untuk melaksanakan patroli rutin ke sana untuk antisipasi,” katanya.
“Akan diburu pelakunya. Sudah ada nama-namanya itu. Nama-nama yang sudah dikantongi akan diupayakan dilakukan penangkapan,” lanjutnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Diberitakan sebelumnya, bentrok antarwarga pecah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beroanging, Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, Kamis (30/10) siang. Sejumlah orang saling serang menggunakan parang hingga busur.
“Iya, begitu mi itu di sana. Pakai parang, pakai anu (busur), begitu mi itu,” ujar Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi kepada infoSulsel, Jumat (31/10).
Syamsuardi menuturkan bentrok tersebut bukan kali pertama terjadi di lokasi itu. Bentrokan melibatkan 2 kelompok pemuda yang berasal dari wilayah berbeda yakni dari Borong Taipa (Borta) dan Sapiria.
Syamsuardi menegaskan pihaknya telah melakukan patroli rutin dan pendekatan dengan tokoh masyarakat untuk meredam situasi. Dia juga memastikan pelaku bentrok akan diburu setelah proses penyelidikan rampung.
“Jadi, kami intensifkan untuk melaksanakan patroli rutin ke sana untuk antisipasi,” katanya.
“Akan diburu pelakunya. Sudah ada nama-namanya itu. Nama-nama yang sudah dikantongi akan diupayakan dilakukan penangkapan,” lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, bentrok antarwarga pecah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Beroanging, Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, Kamis (30/10) siang. Sejumlah orang saling serang menggunakan parang hingga busur.
“Iya, begitu mi itu di sana. Pakai parang, pakai anu (busur), begitu mi itu,” ujar Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi kepada infoSulsel, Jumat (31/10).
Syamsuardi menuturkan bentrok tersebut bukan kali pertama terjadi di lokasi itu. Bentrokan melibatkan 2 kelompok pemuda yang berasal dari wilayah berbeda yakni dari Borong Taipa (Borta) dan Sapiria.







