Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyalurkan bantuan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) tahun 2025 kepada 215 rumah tangga tidak mampu. Ratusan rumah penerima bantuan tersebar di lima kabupaten, yakni Sidrap, Soppeng, Takalar, Wajo, dan Enrekang.
Bantuan BPBL tersebut berupa instalasi listrik rumah sederhana dengan empat titik lampu serta sambungan kWh meter PLN berdaya 450 VA bersubsidi. Sasaran penerima merupakan rumah tangga yang masuk dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1 hingga desil 3, sebagai kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah.
Kepala Dinas ESDM Sulsel Andi Eka Prasetia menyampaikan, BPBL merupakan program Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi untuk memenuhi kebutuhan dasar energi listrik sekaligus mendorong pemerataan akses energi. Pihaknya juga memberikan memberi bantuan pengadaan dan pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).
“Melalui program BPBL dan LTSHE, pemerintah ingin memastikan masyarakat, termasuk di wilayah terpencil dan kepulauan, dapat menikmati listrik yang layak guna menunjang aktivitas ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan,” ujar Andi Eka dalam keterangannya, Jumat (26/12/2025).
Eka menjelaskan, pelaksanaan program BPBL diawali dengan tahapan survei dan verifikasi calon penerima manfaat yang dilakukan sejak Juni 2025. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik mulai Juli hingga Oktober-November 2025 yang ditandai dengan penyerahan bantuan secara langsung kepada masyarakat penerima.
Selain program BPBL, Pemprov Sulsel juga melaksanakan program LTSHE sebanyak 207 unit di Kabupaten Sinjai, tepatnya di Kecamatan Pulau Sembilan. Program ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik berbasis energi terbarukan di wilayah yang belum terjangkau jaringan listrik PLN.
Bantuan LTSHE tersebut tersebar di dua desa, yakni Desa Pulau Padaelo sebanyak 162 unit dan Desa Pulau Persatuan sebanyak 45 unit. Program ini diharapkan menjadi solusi transisi energi sekaligus menjamin akses listrik yang berkelanjutan bagi masyarakat kepulauan.
Program BPBL dan LTSHE ini, lanjut Eka, diharapkan mampu mendukung percepatan pencapaian rasio elektrifikasi 100 persen di Sulawesi Selatan, meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), serta membuka peluang tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah kepulauan dan daerah terisolasi.
Demikian juga untuk mencapai rasio tersebut dengan dukungan dan kerjasama dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini PLN. Di Sulsel sendiri terdapat 1.500 unit SuperSUN PLN, adalah program inovasi energi bersih, yaitu sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro dengan penyimpanan energi (energy storage.
Program tersebut dirancang khusus untuk menyediakan listrik 24 jam di daerah terpencil atau 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Indonesia. Program ini menggantikan genset yang mahal dan bising dengan solusi ramah lingkungan, hemat biaya, dan anti-blackout.
“Melalui program ini, kami berharap dapat mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi baru, mendukung pendidikan, pengolahan hasil pertanian, serta pengembangan industri kecil masyarakat, sekaligus memperkuat pemanfaatan energi terbarukan di Sulawesi Selatan,” jelasnya.
Sebagai informasi, program BPBL yang dimulai sejak 2023 hingga 2025 totalnya sebanyak 562. Rinciannya, 2023 sebanyak 307 penerima, 2024 sebanyak 40 penerima dan 2025 sebanyak 215 penerima.
Sementara bantuan LTSHE dari 2023-2025 sebanyak 317 unit mencakup daerah Kabupaten Luwu Utara, Bone, Pinrang dan Sinjai. Adapula Bantuan Pengadaan dan Pemasangan Penerangan Jalan Tenaga Surya (PJUTS) 2023 sebanyak 10 set untuk daerah Kabupaten Jeneponto dan Luwu.
“Terima kasih Pak Gubernur atas bantuannya, saya senang sekali, Alhamdulillah. Saya selama ini tidak pernah mengira bahwa ada bantuan ini,” ucap salah satu warga penerima bantuan, Andi Handayani.
