Akhir Damai Kasus Perusakan Rumah Gubernur PBD Saat Kerusuhan di Sorong baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Kasus perusakan rumah pribadi Gubernur Papua Barat Daya (PBD) Elisa Kambu saat kerusuhan di Kota Sorong imbas pemindahan 4 tahanan politik (tapol) kasus makar, berakhir damai. Elisa mencabut laporannya sehingga lima terduga pelaku dibebaskan.

Diketahui, kerusuhan terjadi di sejumlah titik di Kota Sorong pada Rabu (27/8/2025). Massa simpatisan menolak 4 anggota Negara Republik Federasi Papua Barat (NRFPB), tersangka kasus makar, untuk dipindahkan dan menjalani sidang di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Empat tahanan politik tersangka kasus makar masing-masing berinisial AGG, PR, MS, dan NM. Dalam kerusuhan tersebut, massa menutup jalan hingga merusak sejumlah fasilitas umum termasuk rumah pribadi Elisa Kambu.

“Saya minta aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas dan menangkap pelaku di balik aksi brutal yang terjadi di Kota Sorong,” tegas Elisa kepada wartawan di kantor gubernur Papua Barat Daya, Rabu (27/8) malam.

Polisi kemudian menangkap dan menahan 5 orang terduga pelaku perusakan rumah pribadi Elisa Kambu. Belakangan, Pemprov Papua Barat Daya bersama Forkopimda melakukan rekonsiliasi terkait perkara tersebut di Kantor Gubernur Papua Barat Daya, Senin (1/9).

Dalam mediasi yang turut dihadiri kepala suku, tokoh masyarakat hingga keluarga terduga pelaku, Elisa memaafkan para pelaku. Elisa juga secara resmi mencabut laporannya sehingga kelima pelaku dibebaskan dari tahanan.

“Tujuan kami adalah rekonsiliasi, saling meminta maaf dan memberi maaf atas situasi yang terjadi beberapa waktu lalu. Puji Tuhan, hari ini kita sudah menyepakati dan saya resmi mencabut laporan,” kata Elisa.

Dia mengungkapkan polisi awalnya menangkap 17 orang yang diduga terlibat kericuhan namun telah dipulangkan. Sementara 5 orang lainnya yang terlibat perusakan, menyusul dilepaskan dari tahanan, yakni Nyong Faidiban, Mingus Wafom, Musa Susim, Ebis Bisulu, dan Dedi Goram.

“Sebelumnya ada 17 tahanan yang lebih dulu dikembalikan ke keluarga, dan pada kesempatan ini lima orang terakhir ikut dibebaskan,” tuturnya.

Elisa berharap kelima terduga pelaku tidak mengulangi perbuatannya. Momen rekonsiliasi ini diharapkan menjadi momentum untuk kembali bersama-sama menjaga ketertiban dan keamanan di Papua Barat Daya.

“Saya juga menjadi korban dalam kasus tersebut, namun dalam pertemuan tadi menjadi momen rekonsiliasi antara keluarga tahanan, serta unsur Forkopimda,” ucap Elisa.

Dia memastikan kerusakan fasilitas umum dalam kerusuhan tersebut ditanggung oleh pemerintah. Termasuk kerusakan fasilitas di kantor Gubernur Papua Barat Daya.

“Untuk kerusakan kantor pemerintah, perbaikannya menjadi tanggung jawab pemerintah,” ujar Elisa.

Lima tahanan kasus perusakan rumah pribadi Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu meminta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan kelima tahanan saat rekonsiliasi di kantor Gubernur Papua Barat Daya.

“Saya maaf secara terbuka kepada Gubernur Papua Barat Daya. Akhir dari semua peristiwa ini, kami meminta maaf kepada Gubernur,” kata salah satu terduga pelaku, Elisa Bisulu kepada wartawan.

Elisa Bisulu berjanji tidak akan melakukan tindakan serupa. Dia juga mengajak empat rekannya yang lain untuk menahan diri.

“Kami berupaya supaya tidak ada lagi insiden yang anarkis. Kami juga mengimbau teman-teman yang lain agar menahan diri dan tidak mudah terprovokasi,” katanya.

Dia bersyukur kini bisa kembali ke keluarganya usai dilepas dari tahanan. Elisa Bisulu berterima kasih kepada gubernur Papua Barat Daya yang telah memberikan maaf.

“Dengan pembebasan ini, seluruh tahanan kasus dugaan perusakan kediaman Gubernur Papua Barat Daya kini telah dikembalikan ke keluarga masing-masing,” ucap Elisa Bisulu.

Kapolresta Sorong Kota Kombes, Kombes Amry Siahaan memastikan situasi di Kota Sorong kini kondusif. Lima terduga pelaku juga sudah menyesali dan meminta maaf atas perbuatannya.

“Lima orang terakhir ini kita kembalikan setelah ada pencabutan laporan dari gubernur. Mereka juga sudah membuat pernyataan. Semoga ke depan tidak ada lagi aksi serupa,” kata Amri.

Amri berharap, masyarakat ke depan bisa melakukan demonstrasi dengan tertib. Dia juga mengimbau warga tidak terprovokasi dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Kami aktif melakukan sosialisasi, baik di lapangan maupun melalui media sosial, agar masyarakat tidak ikut-ikutan dalam kegiatan yang tidak jelas kebenarannya,” bebernya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Elisa Cabut Laporan Usai Rekonsiliasi

5 Terduga Pelaku Perusakan Rumah Minta Maaf

Polisi Pastikan Situasi di Sorong Kondusif

Lima tahanan kasus perusakan rumah pribadi Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu meminta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan kelima tahanan saat rekonsiliasi di kantor Gubernur Papua Barat Daya.

“Saya maaf secara terbuka kepada Gubernur Papua Barat Daya. Akhir dari semua peristiwa ini, kami meminta maaf kepada Gubernur,” kata salah satu terduga pelaku, Elisa Bisulu kepada wartawan.

Elisa Bisulu berjanji tidak akan melakukan tindakan serupa. Dia juga mengajak empat rekannya yang lain untuk menahan diri.

“Kami berupaya supaya tidak ada lagi insiden yang anarkis. Kami juga mengimbau teman-teman yang lain agar menahan diri dan tidak mudah terprovokasi,” katanya.

Dia bersyukur kini bisa kembali ke keluarganya usai dilepas dari tahanan. Elisa Bisulu berterima kasih kepada gubernur Papua Barat Daya yang telah memberikan maaf.

“Dengan pembebasan ini, seluruh tahanan kasus dugaan perusakan kediaman Gubernur Papua Barat Daya kini telah dikembalikan ke keluarga masing-masing,” ucap Elisa Bisulu.

Kapolresta Sorong Kota Kombes, Kombes Amry Siahaan memastikan situasi di Kota Sorong kini kondusif. Lima terduga pelaku juga sudah menyesali dan meminta maaf atas perbuatannya.

“Lima orang terakhir ini kita kembalikan setelah ada pencabutan laporan dari gubernur. Mereka juga sudah membuat pernyataan. Semoga ke depan tidak ada lagi aksi serupa,” kata Amri.

Amri berharap, masyarakat ke depan bisa melakukan demonstrasi dengan tertib. Dia juga mengimbau warga tidak terprovokasi dengan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Kami aktif melakukan sosialisasi, baik di lapangan maupun melalui media sosial, agar masyarakat tidak ikut-ikutan dalam kegiatan yang tidak jelas kebenarannya,” bebernya.

5 Terduga Pelaku Perusakan Rumah Minta Maaf

Polisi Pastikan Situasi di Sorong Kondusif