Apakah Hari Pahlawan 10 November 2025 Libur? Cek Ketentuan Resminya di Sini!

Posted on

Hari Pahlawan merupakan salah satu momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia yang diperingati setiap tanggal 10 November. Peringatan ini bertujuan untuk menghormati jasa dan pengorbanan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Menjelang 10 November 2025, tidak sedikit masyarakat mulai bertanya-tanya, “apakah Hari Pahlawan merupakan hari libur atau tidak?”. Pertanyaan ini wajar muncul lantaran peringatan nasional kerap ditetapkan sebagai hari libur nasional di Indonesia.

Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini akan menyajikan informasi yang meliputi:

Yuk, simak selengkapnya berikut ini!

Pemerintah telah mengatur hari libur sepanjang tahun 2025 dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025. Merujuk pada SKB tersebut, Hari Pahlawan tidak termasuk hari libur nasional maupun cuti bersama.

Hari Pahlawan sendiri ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959. Pada Keppres tersebut ditetapkan bahwa Hari Pahlawan merupakan salah satu daftar hari-hari nasional yang bukan hari libur.

Maka disimpulkan bahwa Hari Pahlawan 10 November 2025 bukan hari libur. Dengan demikian, seluruh instansi pendidikan, pemerintah, maupun swasta tetap beraktivitas seperti hari biasa pada Senin, 10 November 2025. Namun pada pagi hari, tetap menggelar upacara dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.

Hari Pahlawan merujuk pada puncak perlawanan masyarakat Indonesia pada pertempuran Surabaya yang pecah pada 10 November 1945. Pertempuran ini menjadi perang pertama antara Indonesia dan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan, sekaligus menjadi salah satu perang terbesar dalam sejarah revolusi nasional Indonesia.[1]

Peristiwa ini dipicu oleh kedatangan pasukan sekutu yang terdiri dari tentara Inggris dan Belanda, yang dikenal Nederlandsch-Indische Civiele Administratie (NICA) atau pemerintahan sipil Hindia Belanda di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Mereka datang untuk mengamankan tawanan perang dan melucuti senjata tentara Jepang.

Kemudian pada 27 Oktober 1945, pasukan yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby tersebut mendirikan pos pertahanan di berbagai titik kota. Mereka menyerbu penjara dan membebaskan tawanan perang yang ditahan oleh Indonesia.

Tidak hanya itu, pasukan sekutu juga menyuruh rakyat Surabaya menyerahkan senjata yang dimiliki. Namun, perintah itu justru langsung ditolak dengan tegas oleh Indonesia.

Pada 28 Oktober 1945, pasukan Indonesia di bawah komando Bung Tomo melancarkan serangan terhadap pos-pos pertahanan sekutu. Perlawanan tersebut berhasil merebut kembali sejumlah lokasi penting, hingga pada 29 Oktober 1945, kedua pihak sepakat melakukan gencatan senjata.

Meski begitu, bentrokan bersenjata antara masyarakat dan tentara Inggris tetap terjadi di beberapa tempat di Surabaya. Ketegangan memuncak ketika Brigadir Jenderal Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945 dan hal itu membuat Inggris marah besar.

Kematian Mallaby tersebut akhirnya memicu dikeluarkannya ultimatum oleh penggantinya yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. Ultimatum berisikan perintah kepada rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan sebelum pukul 06.00 pagi pada 10 November 1945.

Namun, rakyat Surabaya menolak tunduk sehingga pecahlah pertempuran besar yang berlangsung sekitar tiga minggu. Pertempuran tersebut membuat Surabaya berubah menjadi neraka, sekitar 20.000 pejuang Indonesia gugur, sementara dari pihak Inggris tercatat sekitar 1.600 prajurit tewas dan terluka.[2]

Keberanian dan pengorbanan rakyat Surabaya dalam pertempuran tersebut membuat kota Surabaya dijuluki sebagai “Kota Pahlawan”. Dari peristiwa inilah, tanggal 10 November kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, untuk mengenang semangat juang para pahlawan bangsa.

Beberapa tokoh penting yang berperan besar dalam pertempuran ini antara lain KH Hasyim Asy’ari, Gubernur Surabaya Suryo, Bung Tomo, dan Moestopo. Mereka menjadi simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman penjajahan kembali.[1]

Kementerian Sosial telah merilis Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025. Pedoman ini juga memuat tema dan logo resmi yang digunakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 2025.

Berikut tema dan logo Hari Pahlawan 2025:

Pemerintah mengusung tema “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan” pada peringatan Hari Pahlawan 2025. Tema ini mengandung pesan tentang semangat generasi penerus bangsa yang meneladani perjuangan para pahlawan dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan.

Semangat tersebut menjadi dorongan untuk terus bergerak maju dengan jiwa nasionalisme yang kuat, demi mewujudkan cita-cita besar menuju Indonesia Emas.

Logo Hari Pahlawan 2025 menggambarkan figur manusia yang tengah melangkah maju sebagai simbol generasi penerus yang berani bergerak menghadapi tantangan zaman. Gerakan maju tersebut mencerminkan progres, semangat juang, serta keteguhan hati rakyat Indonesia dalam melanjutkan cita-cita kemerdekaan.

Kemudian bendera Merah Putih yang berkibar melambangkan identitas nasional dan kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Warna merah mencerminkan keberanian para pejuang dan warna putih melambangkan ketulusan perjuangan, keduanya menjadi sumber semangat yang tidak pernah padam dalam setiap perjuangan.

Sementara warna merah dan biru yang digunakan dalam logo merepresentasikan semangat dan ketegasan dalam meneladani para pahlawan dan melanjutkan perjuangan menuju masa depan bangsa yang gemilang, Indonesia Emas.

Itulah ketentuan mengenai “apakah Hari Pahlawan 10 November 2025 libur?”. Semoga menjawab ya, infoers!

Referensi:

[1] Laman resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (DKJN Kemenkeu).

[2] Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan 2025 dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Apakah Hari Pahlawan 10 November 2025 Libur?

Sejarah Singkat Hari Pahlawan

Tema dan Logo Hari Pahlawan 2025

Tema Hari Pahlawan 2025

Logo Hari Pahlawan 2025