Disdik Sulsel Minta Siswa dan Guru Hafal Al-Qur’an Minimal Juz 30

Posted on

Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel) mengeluarkan edaran yang meminta siswa hingga guru di tingkat SMA/SMK/SLB beragama Islam untuk menghafal Al-Qur’an miminal satu juz. Hafalan tersebut minimal bisa terealisasi untuk juz 30.

Program ini dituangkan dalam Surat Edaran Disdik Sulsel Nomor 100.3.4/3300/DISDIK tentang Hafalan Al-Qur’an bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa yang beragama Islam di tingkat SMA/SMK/SLB di Sulsel. Dalam surat edaran tersebut, juga diatur strategi bertahap untuk siswa.

“Ini program bukan bisa memberikan punishment, bukan program yang menentukan lulus tidaknya anak sekolah. Bukan juga menentukan naik kelasnya anak sekolah. Ini adalah program lanjutan terkait pemberantasan buta aksara Al-Qur’an di Sulsel,” ujar Kepala Disdik Sulsel Iqbal Nadjamuddin kepada wartawan, Jumat (20/6/2025).

Iqbal menyebut program hafalan ini akan dilaksanakan dalam bentuk ekstrakurikuler yang wajib diikuti. Target minimal adalah hafalan juz 30, baik untuk siswa maupun guru dan kepala sekolah.

“Kita nanti membuat ekskulnya ini. Diwajibkan nanti anak-anak supaya ada hafalannya. Minimal kalau mereka tamat itu ada hafalan. Kita minta hafalan paling mudah itu juz 30. Yang lainnya nanti terserah,” katanya.

Dalam edaran, kata Najamuddin, diatur untuk kelas XII menghafal juz 30 hingga tamat. Kemudian, kelas XI menghafal juz 30 dan juz 29. Adapun kelas X menghafal juz 30, dilanjutkan juz 29 dan juz 28 saat naik kelas.

Iqbal menambahkan evaluasi hafalan dilakukan lewat kerja sama sekolah dengan pihak luar, seperti Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) maupun pondok pesantren. Nantinya, cabang dinas akan mengawasi jalannya program di masing-masing sekolah.

“Silakan nanti guru-guru, sekolah-sekolah, bekerja sama nanti bagaimana nanti pengujiannya. Bisa dengan BKPRMI di kabupaten-kabupaten, bisa dengan pondok pesantren. Nanti cabang dinas yang memantau, mengontrol, program ini jalan atau tidak,” terangnya.

Iqbal berharap dengan anak-anak belajar agama, tingkat kekerasan di masyarakat bisa berkurang. Menurutnya, jika kembali pada nilai-nilai agama, berbagai perilaku negatif dapat lebih terkendali.

“Saya sebenarnya berharap, mudah-mudahan, anak-anak ketika belajar agama, artinya ini bisa menurunkan tingkat kekerasan. Saya kira kalau kita kembali ke agama, hal-hal itu bisa kita kendalikan,” ucapnya.