DPRD Parepare Sidak Gudang Bulog Imbas Harga Beras Melonjak di Pasar

Posted on

DPRD Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di gudang Bulog usai menerima laporan warga terkait lonjakan harga beras. DPRD mendesak agar Bulog segera menstabilkan harga beras.

“Sidak ini kami lakukan karena ini laporan yang 2-3 hari ini yang sangat kencang. Baik telpon langsung diterima oleh masing-masing anggota DPRD maupun di media bertanya terkait dengan kenaikan harga beras,” ungkap Ketua DPRD Parepare, Kaharuddin Kadir kepada infoSulsel, Rabu (9/7/2025).

Kaharuddin mengatakan, lonjakan harga beras di Pasar menjadi perhatian DPRD karena menjadi kebutuhan dasar warga. Olehnya itu, dia mendesak Bulog untuk segera menstabilkan harga beras.

“Ya kan memang tugasnya Bulog itu menstabilkan harga. Di samping menyerap gabah petani, padi petani, dia juga menstabilkan harga,” ujarnya.

Saat sidak, DPRD mengecek ketersediaan stok beras di Bulog yang kerap jadi pemicu kenaikan harga. Namun, DPRD menemukan data stok beras di Bulog justru berlimpah.

“Jadi sebenarnya kalau kan banyak pendapat bahwa jangan-jangan gudang Bulog kita tidak ada cadangan stok. Ternyata tadi di sana stok yang ada itu tersedia 105 ribu ton. Jadi stoknya berlebih malah,” jelasnya.

DPRD mengatakan, pihak Bulog berjanji akan menyalurkan beras subsidi SPHP dalam waktu dekat. Badan Pangan Nasional (Bapanas) sudah menerbitkan surat untuk penyaluran beras SPHP.

“Kemarin tanggal 8 (Juli) sudah keluar suratnya untuk segera menyalurkan beras SPHP. Jadi tadi digambarkan bahwa untuk Parepare ada kurang lebih 40 pengecer. Masing-masing mendapatkan kuota 2 ton per pengecer,” paparnya.

Dia pun tetap akan menunggu kepastian dan melakukan pengawasan terkait penyaluran beras subsidi dan SPHP. Kaharuddin meminta warga untuk melaporkan jika ada pedagang yang menjual beras subsidi di atas harga ecer tertinggi (HET) yakni Rp 12.500 per kilogram.

“Kalau ada pengecer di antara 40 pengecer ini tidak menyalurkan sesuai dengan kuota yang didapatkan 2 ton, masyarakat boleh melaporkan. Melaporkan ke DPRD, melaporkan ke Bulog, dan lain-lain sebagainya,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, beras SPHP yang akan disalurkan itu jenisnya medium. Menurutnya, kualitas berasnya sudah layak untuk dikonsumsi masyarakat.

“Tapi jenis berasnya ini medium dengan broken maksimal 25 persen. Tadi kami diperlihatkan contoh berasnya bagus,” pungkas dia.

Dikonfirmasi terpisah, Pimpinan Cabang Bulog Parepare, Mohammad Junaedy mengaku sudah menerima surat dari Bapanas untuk penyaluran beras SPHP. Pihak Bulog akan menyalurkan beras SPHP dengan harga Rp 11 ribu per kilogram.

“Ambil di Bulog harga 11.000 per kg. Dan penjualan tidak boleh melewati harga HET (harga ecer tertinggi) beras medium yaitu maksimal 12.500 per kg,” imbuh dia.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya…

Junaedy memperkirakan penyaluran SPHP akan dimulai pekan depan. Dia berharap penyaluran beras SPHP di pengecer bisa menekan harga beras yang saat ini melonjak.

“Harapan kami secepatnya minggu ini sudah bisa salur. Harapannya bisa langsung menekan harga beras,” pungkas dia.

Sebelumnya diberitakan, Bulog Parepare menahan distribusi beras subsidi atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Hal itu menjadi salah satu pemicu lonjakan harga beras di pasar.

“Belum ada beras murah yang SPHP. Masih ditahan sama Bulog,” ungkap salah seorang pedagang beras bernama Rahma kepada infoSulsel, Selasa(8/7).

Situasi itu turut membuat lonjakan harga beras premium lokal di pasar menembus angka Rp 16 ribu per kilogram. Padahal harga sebelumnya di angka Rp 12 ribu per kilogram.