, Sulawesi Selatan (Sulsel), menyoroti bantuan seragam sekolah gratis untuk siswa jenjang SD dan SMP. DPRD menemukan bantuan baju seragam sekolah gratis yang rusak dan kebesaran.
Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pendidikan Kebudayaan (Disdikbud) Parepare di ruang Komisi II DPRD Parepare, Rabu (27/8). Pertemuan yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Parepare, Satria Parman Agoes Mante itu turut dihadiri pihak penyedia seragam sekolah.
“Kemarin kan banyak riak-riak di lapangan, baik dari ukuran yang banyak tidak cocok. Setelah kami konfirmasi tentu sampai hari ini itu memungkinkan untuk ditukar,” kata Parman kepada infoSulsel usai rapat, Rabu (27/8/2025).
Parman mengungkapkan, warga mengeluhkan kualitas seragam sekolah gratis melalui media sosial. Pihaknya pun memanggil Disdikbud Parepare dan penyedia untuk memberikan klarifikasi.
“Makanya kami meng-crosscheck langsung dengan memanggil penyedia barangnya. Kita memastikan barang yang dipasok itu sesuai dengan spek yang diminta oleh dinas pendidikan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, bantuan seragam sekolah gratis untuk SD-SMP ditargetkan sebanyak 5.000 siswa. Bantuan per siswa itu nilainya sekitar Rp 1 juta.
“SD itu indeksnya Rp 800 ribu untuk anak SD. Karena ada perlengkapan sekolah ditambah ada sepatu dan tas, berarti kurang lebih 1 juta,” ujarnya.
Parman meminta agar penyaluran bantuan seragam itu bisa tepat sasaran dan sesuai kebutuhan siswa. Dia menyarankan agar seragam yang lebih bisa disalurkan ke sekolah swasta.
“Di aplikasi pendaftaran itu kan sudah mencantumkan ukuran baju, ukuran sepatu. Itulah menjadi dasar acuannya mereka membuat nota pesanan,” katanya.
“Malah karena barang yang ada sudah lebih. Kita menyarankan untuk dibagi habis menyasar ke sekolah-sekolah swasta,” lanjut Parman.
Sementara itu, Kadisdikbud Parepare, Makmur akan menukar semua baju atau sepatu yang rusak dan kebesaran. Dia mengatakan, pihak penyedia bersedia untuk menukar bantuan yang rusak atau kebesaran.
“Jadi itu yang sampai saat ini ada anak yang tidak cocok, ada yang mungkin kebesaran, atau ada kekecilan, itu tetap kita ganti semua. Ditukar semua,” kata Makmur.
Makmur mengaku, bantuan seragam sekolah itu belum tersalurkan semua. Dia juga akan mendata siswa yang menerima bantuan seragam rusak atau kebesaran.
“Yang tersalur itu sekitar 90%. Dan tetap kita tunggu itu mereka yang merasa bahwa kekecilan, kebesaran, atau ada yang rusak, karena ada informasinya tadi bahwa ada robek, itu tetap kami tunggu untuk ditukar,” ungkapnya.