Kepala SDN 20 Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) Firman Suaib mengajukan pengunduran diri gegara terlibat cekcok dengan 4 guru di sekolah. Keputusan itu membuat sejumlah orang tua (ortu) siswa melakukan aksi demonstrasi menolak Firman mundur dari jabatannya dan mengancam memindahkan anaknya.
Sejumlah ortu siswa melakukan aksi unjuk rasa di halaman SDN 20 Parepare pada Selasa (18/11/2025). Mereka tampak membawa spanduk bertuliskan penolakan pengunduran diri Firman dari kursi kepala sekolah.
Para ortu siswa juga berorasi meminta pihak Disdikbud Parepare untuk tidak memindahkan Firman. Setelah menyampaikan aspirasi, para ortu diminta ikut mediasi yang melibatkan Sekretaris Disdikbud Parepare Johansah, kepsek dan empat guru yang sempat terlibat cekcok.
“Kami mempertahankan kepala sekolah kami, karena anak-anak kami sudah merasa nyaman dengan kepala sekolah mereka. Kami menolak kepsek mengundurkan diri,” kata salah satu ortu siswa bernama Bulan kepada wartawan.
Bulan mengungkapkan, kepala sekolah ingin mengundurkan diri karena kerap diintimidasi dan dilaporkan oleh oknum guru. Menurutnya, kepala sekolah sudah merasa tidak nyaman dan capek selalu diadukan.
“Sudah capek katanya, selalu diintimidasi, guru yang intimidasi. Kami minta juga 4 guru itu dipindahkan saja supaya tenang sekolah,” katanya.
Para ortu mengancam untuk memindahkan anaknya dari sekolah jika kepala sekolah itu dipindahkan. Mereka juga mengancam akan menyegel sekolah hingga mogok belajar.
“Apabila kepala sekolah itu dikeluarkan dari SDN 20, anak kita ambil (anak) masing-masing dipindahkan di sekolah tempat lain. Sekolah ini mogok dan ditutup,” tegas Bulan.
Menurutnya, SDN 20 Parepare mengalami banyak perkembangan selama dipimpin oleh Firman. SDN 20 dulunya dikenal sebagai sekolah pembuangan siswa yang tidak diterima di tempat lain.
“Luar biasa prestasinya SD 20 selama Kepala Sekolah (Firman Suaib) ini yang menjabat sekarang. Sekolah pembuangan dulu ini sebelum dia, kepala sekolahnya,” tuturnya.
Disdikbud Parepare melakukan mediasi antara kepala sekolah dan guru yang terlibat cekcok setelah ortu siswa menggelar demonstrasi. Hasilnya, Firman Suaib batal mundur dari kursi Kepala Sekolah SDN 20 Parepare.
“Tidak (mundur). Itu kan persoalan mengundurkan diri, persoalan individu. Tetapi kan kita sudah sampaikan begitu. Artinya mudah-mudahan dari hasil pertemuan kita ini, akhirnya selesailah masalah,” kata Sekretaris Disdikbud Parepare, Johansah kepada infoSulsel.
Johansah menegaskan persoalan kepala sekolah dengan guru di SDN 20 Parepare sudah dituntaskan melalui mediasi. Dalam mediasi tersebut, kepala sekolah, guru dan orang tua siswa diminta saling memahami dan memperbaiki komunikasi.
“Tadi kita sudah mediasi, apa maunya orang tua siswa, apa maunya kepala sekolah, apa maunya guru, kita masing-masing menyadari. Kalau sudah menyadari masing-masing tupoksinya dan kekurangannya, maka itulah yang diperbaiki,” bebernya.
Dia mengungkapkan pihaknya tetap akan memantau situasi di SDN 20 Parepare. Kepala sekolah dan guru yang sempat terlibat cekcok akan dijatuhi sanksi jika melanggar kesepakatan damai.
“Nanti kita tindak lanjuti kalau selesai ini, kalau tidak ada perubahan. Karena tetap Dinas Pendidikan akan memantau terus ini. Sesuai dengan kesepakatan tadi,” jelasnya.
Dia berharap persoalan kepala sekolah dan guru SDN 20 Parepare itu tidak berlanjut lagi. Sehingga aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut bisa kembali berjalan kondusif.
“Ya, mudah-mudahan pertemuan terakhir ini, Pak. Pertemuan terakhir. Karena saya sudah tegas tadi sampaikan,” imbuhnya.
“Saya sudah sampaikan bahwa kalau memang tidak mau damai di sini, tidak ada penyelesaian. Kalau mutasi kepala sekolah, guru juga harus dimutasi supaya tidak merasa bahwa saya ini hebat,” lanjutnya.
Kepala SDN 20 Parepare, Firman Suaib mengaku akan kembali merangkul guru yang sempat terlibat cekcok dengannya. Dia juga mengaku tidak pernah menyalahkan guru dalam persoalan ini.
“Saya tidak pernah merasa benar, tidak pernah merasa menyalahkan guru. Sekarang saya, bagaimana menyetop ini masalah, baru saya berangkul kembali,” katanya.
Firman tidak mau jika guru-gurunya dipindahkan atas tuntutan ortu siswa. Dia mengatakan keberhasilan SDN 20 juga berkat kerjasama dengan para guru.
“Iye betul (disukai ortu siswa). Saya tidak mau juga guru-guru keluar, kalau atas tuntutannya. Tetap saya merangkul,” ujarnya.
Dia pun mengakui sempat mengundurkan diri karena ingin membangun Taman Kanak-kanak (TK). Selain itu, dia berniat mundur karena ingin lebih dekat dengan orang tuanya.
“Rencana ada sekolah TK yang ingin saya bangun. Jadi itu mungkin alasan yang pertama dulu. Kedua, orang tua saya sudah tua, saya mau merangkul kembali,” ucapnya.
Firman tidak berbicara banyak terkait masalahnya dengan sejumlah guru di sekolah. Dia menuturkan masalah itu diselesaikan secara internal.
“Saya mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa beritahu. Ini masalah internal,” imbuhnya.
Dia mengapresiasi dukungan ortu siswa atas kinerjanya mengembangkan SDN 20. Namun dia menegaskan kemajuan sekolah juga dibantu oleh para guru.
“Itu mungkin karena selama saya menjabat di sini, banyak prestasi yang saya lakukan. Sebenarnya terlibat juga guru-guru yang kemarin. Sehingga orang tua merasa bahwa kalau saya keluar dari sini orang tua murid keberatan,” bebernya.
Ortu Siswa Ancam Pindahkan Anak
Kepsek Batal Mundur Usai Mediasi
Kepsek Pastikan Rangkul Guru
Disdikbud Parepare melakukan mediasi antara kepala sekolah dan guru yang terlibat cekcok setelah ortu siswa menggelar demonstrasi. Hasilnya, Firman Suaib batal mundur dari kursi Kepala Sekolah SDN 20 Parepare.
“Tidak (mundur). Itu kan persoalan mengundurkan diri, persoalan individu. Tetapi kan kita sudah sampaikan begitu. Artinya mudah-mudahan dari hasil pertemuan kita ini, akhirnya selesailah masalah,” kata Sekretaris Disdikbud Parepare, Johansah kepada infoSulsel.
Johansah menegaskan persoalan kepala sekolah dengan guru di SDN 20 Parepare sudah dituntaskan melalui mediasi. Dalam mediasi tersebut, kepala sekolah, guru dan orang tua siswa diminta saling memahami dan memperbaiki komunikasi.
“Tadi kita sudah mediasi, apa maunya orang tua siswa, apa maunya kepala sekolah, apa maunya guru, kita masing-masing menyadari. Kalau sudah menyadari masing-masing tupoksinya dan kekurangannya, maka itulah yang diperbaiki,” bebernya.
Dia mengungkapkan pihaknya tetap akan memantau situasi di SDN 20 Parepare. Kepala sekolah dan guru yang sempat terlibat cekcok akan dijatuhi sanksi jika melanggar kesepakatan damai.
“Nanti kita tindak lanjuti kalau selesai ini, kalau tidak ada perubahan. Karena tetap Dinas Pendidikan akan memantau terus ini. Sesuai dengan kesepakatan tadi,” jelasnya.
Dia berharap persoalan kepala sekolah dan guru SDN 20 Parepare itu tidak berlanjut lagi. Sehingga aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut bisa kembali berjalan kondusif.
“Ya, mudah-mudahan pertemuan terakhir ini, Pak. Pertemuan terakhir. Karena saya sudah tegas tadi sampaikan,” imbuhnya.
“Saya sudah sampaikan bahwa kalau memang tidak mau damai di sini, tidak ada penyelesaian. Kalau mutasi kepala sekolah, guru juga harus dimutasi supaya tidak merasa bahwa saya ini hebat,” lanjutnya.
Kepsek Batal Mundur Usai Mediasi
Kepala SDN 20 Parepare, Firman Suaib mengaku akan kembali merangkul guru yang sempat terlibat cekcok dengannya. Dia juga mengaku tidak pernah menyalahkan guru dalam persoalan ini.
“Saya tidak pernah merasa benar, tidak pernah merasa menyalahkan guru. Sekarang saya, bagaimana menyetop ini masalah, baru saya berangkul kembali,” katanya.
Firman tidak mau jika guru-gurunya dipindahkan atas tuntutan ortu siswa. Dia mengatakan keberhasilan SDN 20 juga berkat kerjasama dengan para guru.
“Iye betul (disukai ortu siswa). Saya tidak mau juga guru-guru keluar, kalau atas tuntutannya. Tetap saya merangkul,” ujarnya.
Dia pun mengakui sempat mengundurkan diri karena ingin membangun Taman Kanak-kanak (TK). Selain itu, dia berniat mundur karena ingin lebih dekat dengan orang tuanya.
“Rencana ada sekolah TK yang ingin saya bangun. Jadi itu mungkin alasan yang pertama dulu. Kedua, orang tua saya sudah tua, saya mau merangkul kembali,” ucapnya.
Firman tidak berbicara banyak terkait masalahnya dengan sejumlah guru di sekolah. Dia menuturkan masalah itu diselesaikan secara internal.
“Saya mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa beritahu. Ini masalah internal,” imbuhnya.
Dia mengapresiasi dukungan ortu siswa atas kinerjanya mengembangkan SDN 20. Namun dia menegaskan kemajuan sekolah juga dibantu oleh para guru.
“Itu mungkin karena selama saya menjabat di sini, banyak prestasi yang saya lakukan. Sebenarnya terlibat juga guru-guru yang kemarin. Sehingga orang tua merasa bahwa kalau saya keluar dari sini orang tua murid keberatan,” bebernya.
