Puasa Tasua dan Asyura merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Umat muslim yang melaksanakan dua puasa ini akan mendapatkan sejumlah fadhilah (keutamaan).
Lantas, apa saja fadhilah puasa Tasua dan Asyura?
Keutamaan puasa Tasua dan Asyura telah dijelaskan dalam berbagai hadits, salah satunya menyebutkan besarnya pahala bagi yang melaksanakannya. Selain mendapatkan imbalan pahala, amalan sunnah ini juga menjadi bentuk keteladanan terhadap sunnah Rasulullah SAW.
Nah untuk meningkatkan semangat mengerjakan puasa Tasua dan Asyura, berikut ini 8 fadhilah puasa Tasua dan Asyura yang dirangkum infoSulsel dari berbagai sumber. Yuk, disimak!
Berikut ini sejumlah fadhilah yang akan didapatkan umat muslim ketika mengerjakan puasa Tasua dan Asyura:
Fadhilah pertama puasa Tasua dan Asyura adalah termasuk puasa paling utama setelah Ramadhan. Menyadur buku “345 Sunnah Nabi Sehari-hari” karya Dr Raghib As-Sirjani disebutkan bahwa puasa di bulan Muharram merupakan amalan puasa terbaik setelah Ramadhan. Pernyataan ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ.
Artinya: “Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa bulan Muharram dan sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam.”
Fadhilah puasa Tasua dan Asyura selanjutnya, yakni diberi imbalan pahala sama dengan berpuasa selama 30 hari. Menurut penjelasan laman Nahdlatul Ulama (NU Online) disebutkan bahwa puasa sehari di bulan Muharram (termasuk puasa Tasua dan Asyura) akan diberi imbalan pahala sama dengan berpuasa selama 30 hari. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadits diriwayatkan Ibnu Abbas RA berikut:
Artinya: “Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak.
Fadhilah puasa Tasua dan Asyura lainnya adalah, puasa sunnah ini dilaksanakan di bulan Muharram. Dinukil dari buku “Kalender Ibadah Sepanjang Tahun” karya Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, Muharram sendiri termasuk dalam empat bulan haram (suci) selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab yang dimuliakan dalam Islam.
Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk berpuasa di empat bulan suci tersebut. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari al-Bahili yang dikutip dari laman NU Online:
أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)
Artinya: “Diriwayatkan dari al-Bahili: ‘Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?’ Rasulullah SAW bersabda: ‘Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?’ Al-Bahili menjawab: ‘Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).’ Rasulullah saw bersabda: ‘Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia’.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).
Salah satu fadhilah puasa Asyura adalah setiap umat muslim yang mengerjakan puasa ini akan diberi imbalan pahala 10.000 malaikat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka Allah SWT memberinya pahala 10.000 malaikat. Dan, barang siapa berpuasa di hari Asyura (10 Muharram), maka ia diberi pahala 10.000 orang berhaji dan berumrah dan 10.000 pahala orang mati syahid. Barangsiapa mengusap kepala anak- anak yatim di hari tersebut, maka Allah SWT menaikkan dengan setiap rambut satu derajat. Barangsiapa memberi makan kepada orang mukmin yang berbuka puasa di hari Asyura, maka seolah-olah ia memberi makan seluruh umat Rasulullah SAW yang berbuka puasa dan mengenyangkan perut mereka.”
Fadhilah dari puasa Asyura (10 Muharram) adalah karena amalan ini dijalankan pada waktu yang juga dimuliakan oleh umat beragama lain (Kaum Yahudi). Umat Islam sendiri mengerjakan puasa Asyura sebagai bentuk penghormatan atas kemenangan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa AS.
Hadits dari Ibnu Abbas dijelaskan bahwa:
Artinya: “Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, Rasulullah melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Nabi Muhammad bertanya, ‘Hari apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.’ Akhirnya, Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa daripada kalian.’ Kemudian, Nabi Muhammad SAW berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.” (HR. Muslim).
Menukil buku “Rahasia Puasa Sunah” oleh Ahmad Syahirul Alim, Lc, M Pd I, puasa Asyura merupakan puasanya para nabi dan umat-umat sebelum Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT. Hal ini terlihat dari kebiasaan orang-orang jahiliah di Mekah yang terbiasa melakukan puasa di hari Asyura.
Rasulullah SAW dan para sahabatnya pun tidak pernah tertinggal untuk melaksanakan puasa di hari ini. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari Muslim:
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْسٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
Artinya: “Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadan diturunkan maka pada mereka berpuasa bulan Ramadan, dan meninggalkan puasa Asyura. Barang siapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berbuka maka berbukalah.” (HR. Bukhari Muslim dari Aisyah RA)
Fadhilah lainnya dari puasa Asyura adalah diampuninya dosa setahun yang lalu bagi umat muslim yang mengerjakannya. Suatu ketika, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang keutamaan puasa Asyura, lalu beliau menjawab:
وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Artinya: “Dan puasa Asyura di sisi Allah Ta’ala akan menutupi (dosa-dosa) satu tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pada hari Asyura (10 Muharram) umat muslim dan kaum Yahudi mengerjakan puasa. Maka dari itu, sebagai pembeda, umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan puasa Tasua.
Dikutip dari buku “Tanya & Jawab Bersama Nabi: Kitab Islam” yang disusun oleh Lingkar Kalam, Rasulullah SAW pernah bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)
Artinya: “Ibnu Abbas RA berkata, Rasulullâh bersabda,’Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad)
Selain mendapat fadhilah puasa Tasua dan Asyura, umat muslim yang mengerjakan kedua puasa ini juga akan mendapat sejumlah manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa manfaat puasa Tasua dan Asyura untuk kesehatan manusia yang dikutip dari buku “Puasa Sebagai Terapi” oleh Dyayadi M T:
Meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini sebagaimana hadis Rasulullah SAW “… bahwa puasa itu adalah perisai. (HR. Bukhari-Muslim);
Demikianlah fadhilah puasa Tasua dan Asyura lengkap dengan manfaatnya bagi kesehatan manusia. Semoga bermanfaat, infoers!