Guru Besar FKM Unhas Puji 4 Program Kesehatan Gubernur Sulsel demi Pacu IPM

Posted on

Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof dr Veni Hadju mengapresiasi 4 program strategis bidang kesehatan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) . Empat program tersebut dinilai bisa memacu peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Empat program tersebut adalah Aksi Stop Stunting (ASS), Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB), Mobile Intensive Care Unit (MICU), dan Andalan Hati Melayani. Program itu sebelumnya diluncurkan di Baruga Asta Cita Rujab Gubernur Sulsel pada Jumat (25/7) lalu.

“Harapannya stunting bisa menurun secara konsisten dari tahun ke tahun,” harap Veni Hadju dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).

Veni menganggap program di bidang kesehatan bisa mendorong peningkatan IPM di Sulsel. Dia menyebut Sulsel saat ini masih memiliki tantangan setelah angka IPM masih berada di angka 72,13 berdasarkan data BPS 2024.

Hal ini dinilai dan masih memerlukan percepatan untuk menyamai provinsi-provinsi maju lainnya di Indonesia. Veni mengakui adanya celah IPM Sulsel dengan daerah lain, terutama di bagian barat Indonesia.

“Posisi Sulsel memang masih jauh tertinggal dengan provinsi lainnya khususnya di wilayah barat Indonesia. Dapat dimaklumi karena beberapa Indikator yang digunakan terlihat Sulsel masih rendah,” ujar Veni.

Veni juga menekankan perlunya rencana pengembangan wilayah yang holistik agar setiap pemukiman baru terintegrasi dengan akses pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi. Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat Sulsel juga menjadi tantangan besar.

“Jumlah anak DO (putus sekolah) atau tidak bersekolah pada usia wajib belajar masih tinggi. Ini juga menjadi hambatan peningkatan IPM di Sulsel,” tambahnya.

Veni menjelaskan, tantangan utama dalam meningkatkan IPM di Sulsel adalah disparitas wilayah yang masih cukup tinggi serta tingkat pendidikan masyarakat yang perlu ditingkatkan. Apalagi masih banyaknya angka putus sekolah pada usia wajib belajar.

Dia menekankan perlunya pemihakan pembangunan kepada daerah-daerah sulit jangkau serta rencana pengembangan wilayah yang holistik. Hal ini agar setiap pemukiman baru terintegrasi dengan akses pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.

“Namun, upaya perbaikan untuk keadilan akses pendidikan, kesehatan, dan sosial harus terus ditingkatkan. Banyak faktor yang berpengaruh dan semuanya ini memerlukan komitmen yang tinggi dari pimpinan daerah. Setiap program harus dievaluasi dan dicari upaya perbaikan yang terus menerus. Data yang valid sangat diperlukan dan kesabaran mencari solusi yang tepat sangat dibutuhkan,” jelas Veni.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, empat program di bidang kesehatan merupakan program jangka panjang. Program tersebut untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

“Program ini bukan proyek sesaat. Ini bagian dari reformasi kesehatan berbasis keadilan sosial, agar seluruh masyarakat, tanpa kecuali, mendapat hak pelayanan yang manusiawi dan bermartabat,” tegas Andi Sudirman.

Keempat program tersebut secara langsung menargetkan komponen IPM yang mencakup kesehatan (diukur dengan umur harapan hidup saat lahir), pendidikan, dan standar hidup layak. Melalui intervensi langsung ke sektor esensial, Pemprov Sulsel menargetkan kenaikan IPM yang stabil setiap tahunnya.

Di satu sisi, upaya Andi Sudirman dalam menekan angka stunting diklaim telah membuahkan hasil signifikan. Menteri Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji juga mengapresiasi capaian Sulsel dalam menurunkan prevalensi stunting.

“Sudah turun, dulu 27 persen, sekarang 23 persen, turun 4,1 persen. Berarti keren, nomor dua se-Indonesia setelah Jawa Barat,” ujar Wihaji saat menghadiri kegiatan di Makassar pada Minggu (27/7) lalu.