Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, buka suara terkait jenazah tukang ojek bernama Munandar Samania (23) yang dibonceng motor gegara jalan menuju rumah duka rusak parah. Pemkab mengaku kesulitan melakukan perbaikan jalan karena efisiensi anggaran.
“Iya, ada efisiensi anggaran,” ujar Kepala Dinas PUPR Bone Bolango Nirwan Utiarahman kepada infocom, Selasa (26/8/2025).
Dia mengaku akan mengkaji lebih lanjut kondisi keuangan daerah untuk perbaikan jalan tersebut. Dia juga berencana mengusulkan perbaikan jalan itu melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
“Nanti kita usulkan lagi pekerjaan akses jalan itu dan insyaallah kita usulkan tahun depan kalau ada TMMD. Kita usulkan untuk jalan yang viral itu Kecamatan Pinogu sampai Kecamatan Suwawa Timur panjang jalannya yang (rusak) memang 40 sampai 50 kilometer,” jelasnya.
Di sisi lain, Nirwan mengungkapkan bahwa jalan di Kecamatan Pinogu masuk wilayah Taman Nasional Nani Wartabone. Pemkab tidak bisa membuka akses jalan tersebut agar bisa dilalui roda empat.
“Jalan ke sana tidak bisa dibuka jalur untuk roda empat dari lokasi Kecamatan Suwawa Timur menuju Kecamatan Pinogu. Di sana pakai portal ada batas portal, misalnya perbaikan jalan tinggi ada syaratnya dan tidak bisa dilewati kendaraan roda empat ada syarat-syaratnya,” imbuhnya.
“Karena wilayah taman nasional kan. Di sana itu kan jalan hutan lindung, kita pemerintah daerah ada PKS (perjanjian kerja sama) bersama dengan Taman Nasional Nani Wartabone,” lanjutnya.
Untuk diketahui, tukang ojek itu meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Jumat (22/8). Jenazahnya kemudian dibawa warga dengan cara dibonceng motor ke rumah duka di Desa Tilonggibila, Kecamatan Pinogu, Bone Bolango.
“Iya, (jenazah) itu diangkut pakai motor ojek dari Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur sampai Desa Tilonggibila, Kecamatan Pinogu,” ujar Kepala Desa Tilonggibila Max Lagibu kepada infocom, Sabtu (23/8).
Dia mengungkapkan akses jalan ke desa tersebut hanya bisa dilalui sepeda motor. Jenazah tukang ojek itu dibonceng motor sejauh kurang lebih 50 kilometer dari Desa Tulabolo sampai ke rumah duka di Desa Tilonggibila.
“Ya, dengan keadaan jalan yang rusak masih seperti itu dan akses jalan transportasinya hanya motor. Sekitar 49 sampai 50 kilometer sampai ke lokasi dan ada beberapa sungai kecil di lewati sebanyak 4 sungai kecil,” jelasnya.