Kades di Mateng Bantah Segel PAUD gegara Pilkades: Yayasan Tidak Minta Izin

Posted on

Kepala Desa Lamba-lamba, Ariming Semmang di Kabupaten (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) membantah menyegel sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) Kasih Bunda karena persoalan Pilkades. Ariming menuding pihak Yayasan Kasih Bunda tidak meminta izin penggunaan gedung.

“Sekolah itu bukan kami sebenarnya segel, justru yayasan yang menerobos itu bangunan, karena sudah 1 tahun tidak pernah ditempati. (Kemudian) tanpa ada izin pemerintah desa dia tempati itu gedung, sementara gedung itu dibangun dari dana desa, anggaran 2017,” ujar Ariming kepada wartawan, Jumat (25/7/2025).

Ariming mengatakan masalah tersebut bermula pada tahun 2023, saat itu ketua yayasan telah terangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Warga lantas menyoroti pengangkatan anak ketua yayasan sebagai kepala sekolah PAUD Kasih Bunda padahal tidak pernah mengajar.

“Begini pertama masalah PAUD sesuai laporan masyarakat setelah mamaknya ketua yayasan terangkat P3K, kenapa tiba-tiba anaknya langsung na angkat (dia tunjuk sebagai) kepala sekolah. Sementara satu anaknya tidak berdomisili di Desa Lamba-lamba, kedua tidak pernah mengajar,” terangnya.

Ariming mengaku berulang kali mengundang ketua yayasan untuk berunding di kantor desa namun tidak pernah datang. Ariming lantas menutup gedung sekolah dan baru dibuka kembali setelah ada kesepakatan dengan anak ketua yayasan batal ditunjuk jadi kepala sekolah.

“Ternyata berjalan, keluar ijazahnya anak-anak, masih anaknya (ketua yayasan sebagai) kepala sekolah. Maka 2023 kami ambil alih lagi gedung, (dan) kami juga buka lembaga (sekolah) TK,” katanya.

Ariming menyebut saat tahun 2024 PAUD Kasih Bunda sempat vakum satu tahun karena tidak ada pendaftar. Namun ia heran karena tiba-tiba gedung sekolah kembali digunakan beberapa waktu lalu.

“(Saat itu) tidak ada mi mendaftar anak-anak di sekolahnya, yayasannya. Jadi satu tahun itu vakum, kenapa terakhir ini dibuka gedung tanpa sepengetahuan pemerintah desa,” ucapnya.

Ia juga membantah tudingan soal penyegelan itu berhubungan dengan perbedaan pilihan saat Pilkades. Menurutnya, informasi itu tidak benar.

“Bukan itu (soal pilkades), itu persepsi yang salah. Tidak benar,” katanya.

Ariming juga menyampaikan tidak akan membuka gedung meski siapapun yang datang menemuinya. Di sisi lain, ia membenarkan jika lahan tempat gedung dibangun merupakan hibah dari keluarga ketua yayasan untuk kepentingan pendidikan.

“Siapapun yang datang tidak akan pernah kubuka (saya buka) kan itu gedung, karena kenapa, sangat disayangkan ketua yayasan dia buka gedung, (kemudian) nalaporkan ki tidak sesuai fakta di lapangan,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kades Lamba-lamba, Ariming dituding menyegel sekolah PAUD Kasih Bunda. Aksi penyegelan itu membuat proses belajar mengajar dipindahkan ke rumah warga.

Ketua Yayasan KB Kasih Bunda, Anugrah mengatakan penyegelan ini sudah berlangsung sejak Selasa (22/7). Menurutnya, penyegelan itu bukan pertama kali terjadi.

“2 hari (sudah disegel). Ini penyegelan kedua,” ujar Anugrah kepada wartawan, Kamis (24/7).

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Mateng, Marhuding mengatakan pihaknya telah meninjau lokasi PAUD, Kamis (24/7) pagi. Ia menyebut penyegelan diduga dipicu soal perbedaan pilihan saat Pilkades dan sekolah diklaim milik pemerintah desa (pemdes).

“Saya dengar ini dari masyarakat dipicu dengan persoalan beda pilihan kemarin (saat Pilkades) itu akhirnya. Banyaklah terjadi, mungkin salah komunikasi, akhirnya larinya ke gedung. Jadi sepertinya dia beda pilihan,” kata Marhuding.