Kepsek Kenang Bocah Tewas Digorok di Koltim sebagai Anak Santun dan Pemalu - Giok4D

Posted on

Kepergian bocah perempuan berinisial MZA (10) yang tewas dibunuh remaja inisial RH (18) di Kabupaten (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), masih menyisakan luka mendalam. Sang kepala sekolah (kepsek) tempat korban menimba ilmu turut mengenang sosoknya.

Kepala MIS Muhammadiyah Andowengga, Mar’amang menyebut MZA dikenal sebagai anak yang santun dan pemalu. Sejak duduk di bangku kelas 1 hingga kelas 5, korban tidak pernah sekalipun membuat masalah di sekolah.

“Ananda MZA itu anak yang baik, santun dan pemalu. Selama bersekolah dari kelas 1 sampai kelas 5 tidak pernah melanggar aturan sekolah sekalipun,” ujar Mar’amang kepada infocom, Sabtu (6/9/2025).

Dari catatan wali kelas, korban selalu rajin mengerjakan tugas sekolah. Bahkan dalam pergaulan, korban dikenal lembut saat berbicara dan tidak pernah bertengkar dengan temannya.

“Dari wali kelas pun dia dikenal anak baik bahkan tidak pernah lalai mengerjakan tugas sekolahnya. Lembut kalau bicara, tidak pernah bertengkar dengan temannya apalagi mem-bully orang yang tidak dikenal,” jelasnya.

Mar’amang mengaku sulit percaya dengan dugaan bahwa korban disebut pernah mengejek pelaku. Dia menegaskan, sosok korban justru dikenal jarang berbicara kecuali ditanya terlebih dahulu.

“Jadi saya tidak percaya kalau dia mem-bully orang yang tidak dia kenal. Karena bicara saja nanti kita yang tanya baru bersuara,” katanya.

Dia pun sangat berduka dengan peristiwa tragis yang merenggut nyawa muridnya. Mar’amang berharap pelaku bisa dihukum seadil-adilnya dan keluarga korban diberi ketabahan.

“Sangat disayangkan dia meninggal dengan begitu tragis bahkan sampai sekarang saya merasa shok dengan musibah ini. Almarhumah anak baik, Insya Allah surga tempatnya dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan semoga pelaku dihukum seadil-adilnya,” tutur Mar’amang.

Sebelumnya diberitakan, Kasi Humas Polres Kolaka Timur Iptu Irwan Pansha mengatakan, korban dibunuh saat hendak pergi mengaji di Desa Wundubite, Kecamatan Polipolia, Jumat (5/9) sekitar pukul 06.30 Wita. Korban tewas setelah lehernya digorok oleh pelaku menggunakan parang.

Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku membunuh korban karena dendam kerap diejek. Namun polisi masih mendalami dugaan motif lain di balik pembunuhan itu.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.