Cerita Legislator Saat Gedung DPRD Makassar Dibakar, Komputer Pribadi Dijarah

Posted on

Anggota DPRD Makassar Fraksi PDI Perjuangan Udin Saputra Malik menceritakan saat gedung DPRD Makassar dibakar massa saat aksi unjuk rasa. Komputer pribadi di ruangannya hilang dijarah sedangkan mobilnya selamat dari amukan massa.

Udin menjelaskan, demo terjadi saat Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin membacakan jawaban atas pandangan fraksi dari rancangan APBD Perubahan. Rapat paripurna kemudian buru-buru ditutup usai staf melapor massa menggeruduk masuk gedung pada Jumat (29/8) malam.

“Pada malam hari itu, kira-kira jam 21.00 malam, (paripurna) mau ditutup tiba-tiba orang dari belakang sudah informasi bahwa massa menggeruduk masuk, anarkis di bawah sudah masuk ke ruang-ruang komisi,” kata Udin kepada infoSulsel, Jumat (5/9/2025).

Sejumlah anggota DPRD Makassar termasuk wali kota berhasil dievakuasi sebelum massa masuk dalam ruangan hingga mulai membakar gedung. Namun komputer pribadi milik Udin yang ada di ruangan fraksi hilang.

“Kalau saya tidak terbakar ji mobil ku. Komputer pribadi ji, ada saya taruh komputer pribadi di ruangan, itu dijarah, hilang,” kata Udin.

Udin mengaku saat itu ke kantor untuk menghadiri rapat paripurna sempat diantar oleh sopirnya. Namun, istrinya menelepon meminta sopir untuk membeli susu anaknya.

“Saya cuma di-drop. Waktu saya dibawa, tiba-tiba istri saya menelepon, nitip (dibelikan) susu buat anakku. Terus saya suruh mi supirku pulang, pergi beli susu,” katanya.

Dia lantas menelepon sopirnya untuk tidak kembali ke DPRD Makassar karena situasi tidak kondusif. Udin sendiri langsung menyelamatkan diri melalui pintu belakang DPRD Makassar.

“Pas kejadian, saya suruh supirku, ‘jangan ko kembali’. Terus (saat kejadian) saya dijemput oleh motor,” ujar Udin.

Sebaliknya, kata Udin, anggota Fraksi PDIP Andi Tenri Uji justru diantar motor karena menduga jalanan macet saat itu. Namun belakangan, sopirnya diminta datang untuk menjemputnya sebelum massa berdatangan.

“Kalau ibu Tenri terbalik, dia datang (ke kantor DPRD Makassar) pakai motor, pas mau pulang minta dijemput pakai mobil. Jadi mobilnya ikut dibakar massa,” katanya.

Diketahui, Polda Sulsel telah menetapkan 29 tersangka kerusuhan berujung kantor DPRD Makassar dan DPRD Sulsel dibakar. Kebakaran di DPRD Makassar sendiri mengakibatkan 3 orang meninggal dunia.

Data dari Polda Sulsel, 6 orang dari 29 tersangka merupakan anak di bawah umur. Khusus kericuhan di DPRD Sulsel, melibatkan 14 tersangka, yakni RN (19), RHM (22), MIS (17), RND (21), MR (20), AFJ (23), SNK (22), AFR (20), MRD (18), MRZ (20), MHS (21), AMM (22), MAR (21) dan AY (23).

Sementara tersangka kerusuhan di DPRD Makassar masing-masing berinisial MYR (31), AG (30), GSL (18), MAP (20), ASW (18), MS (23), FTR (16), MAF (16), RMT (19), ZM (22), MI (22), FDL (18), MAY (15), IA (16) dan MNF (17). Para tersangka diamankan Polrestabes Makassar.