Desain arsitektur di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), ternyata menyimpan sejumlah makna mendalam. Stadion akan dibangun berstandar internasional, namun arsitekturnya tetap menampilkan unsur lokal yang mewakili identitas masyarakat Sulsel.
Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu) pun telah merilis desain arsitektur Stadion Sudiang Makassar berkapasitas 27.000 penonton. Proyek stadion senilai Rp 674,9 miliar tersebut rencananya akan dimulai tahun ini.
“Sebenarnya dalam desain stadion stadion ini sudah bertaraf internasional,” ungkap Kepala Satker Prasarana Strategis Sulsel Ditjen Prasarana Strategis Kemenpu, Iwan kepada infoSulsel, Senin (13/10/2025).
Dari desain arsitektur yang dirilis, Stadion Sudiang berdiri kokoh dengan atap melingkar dan tribun skema single seat. Sekeliling bangunan stadion dihiasi dengan taman yang ditumbuhi pepohonan hingga dilengkapi lokasi parkir.
Kemegahan stadion bertambah dengan desain arsitektur yang mengadaptasi simbol budaya maritim khas Sulsel. Arsitektur stadion mengadopsi karakteristik kapal tradisional legendaris dari suku Bugis-Makassar, yakni Pinisi.
“Arsitektur fasadnya itu mengambil Pinisi, kapal Pinisi yang sedang berlayar. Jadi terlihat itu (motif) segitiga-segitiga kecil itu seolah-olah adalah layar-layar Pinisi,” ungkap Iwan.
Arsitektur Stadion Sudiang yang terinspirasi dari kapal Pinisi turut ditampilkan lewat pola garis bergelombang. Menurut Iwan, bentuk ini menyiratkan kapal Pinisi yang menerjang gelombang samudera.
“Sementara bentuk gelombang daripada itu adalah samudera, sehingga secara arsitektur ini mengadopsi para pelaut yang menggunakan kapal pinisi sedang menghadapi gelombang besar,” terangnya.
Iwan kembali menegaskan, desain stadion melambangkan ketangguhan pelaut yang berlayar menggunakan kapal Pinisi. Bangunan Stadion yang berdiri kokoh menjadi simbol ketangguhan dan semangat masyarakat Sulsel.
“Ketangguhan para pelaut-pelaut Makassar itulah yang diambil menjadi simbol daripada fasad arsitekturnya itu. Pokoknya kalau dilihat itu (motif arsitekturnya) terlihat ada gelombang, segitiga itu asumsinya adalah simbol daripada layar Pinisi,” jelas Iwan.
Stadion Sudiang akan dilengkapi fasilitas yang menunjang kenyamanan pendukung. Iwan lantas menyinggung adanya usulan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman agar stadion dilengkapi ruangan khusus untuk keluarga atau family room.
“Jadi memang itu adalah keinginan Pak Gubernur dan kami sudah sampaikan ke pihak perencana, ya nanti kalau memang ada penyesuaian mungkin pascakontrak, baru mereka akan melakukan penyesuaian,” tuturnya.
Di dalam stadion pun direncanakan disediakan ruangan penonton kelas bisnis. Fasilitas ini akan dibuat menyerupai kafe atau restoran agar pengunjung bisa menikmati makanan dan minuman sambil menonton pertandingan sepakbola.
“Kelas bisnis ini tidak terlihat seperti orang menonton bola, tetapi sama dengan tempat kafe. Jadi orang sambil ngopi, sambil juga menonton bola. Terlihat seperti restoran saja,” ucap Iwan.
Stadion juga akan dilengkapi musala dan akses khusus yang membedakan area umum dengan area eksklusif. Namun pihaknya akan kembali mendiskusikan fasilitas penunjang stadion, termasuk yang menjadi usulan gubernur Sulsel.
“Kami akan coba berdiskusi lagi keinginan Pak Gubernur bagaimana. Jika memang kami bisa mengadopsinya, cara mengadopsinya itu bagaimana secara teknis. Tapi kalau jumlah musala sudah cukup banyak,” imbuhnya.
Iwan menjelaskan, pembangunan Stadion Sudiang Makassar merupakan proyek kolaborasi lintas instansi. Kementerian PU bertanggung jawab membangun infrastruktur atau bangunan utama stadion.
“Kementerian PU ini pure (murni) hanya membangun stadion. Jadi, sampai parameter luarnya itu dibangun oleh Kementerian PU dengan anggaran yang beredar itu,” ucap Iwan.
Sementara pembangunan akses jalan menuju Stadion Sudiang menjadi kewenangan Pemkot Makassar. Pemprov Sulsel selain menyediakan lahan, juga bertanggung jawab menyediakan lokasi parkir.
“Di dalam (kawasan Stadion Sudiang) ini kan ada banyak sekali yang harus dikerjakan. Contoh, akses masuk stadion itu, kewenangan itu ada di kota (Pemkot Makassar),” paparnya.
“Nah sementara provinsi (Pemprov Sulsel) ini lebih kepada di kawasan bagian olahraganya, area parkirnya, tamannya, plazanya. Ini bagian dari pemerintah provinsinya. Selain itu juga penataan pedagang,” tambah Iwan.
Iwan mengaku rencana pembagian kewenangan ini sempat dibahas saat pertemuan di Jakarta pada 6-9 Oktober lalu. Namun pembagian tugas ini masih akan dikaji lebih lanjut sebelum disepakati lewat dalam penandatanganan nota kesepahaman.
Diketahui, Stadion Sudiang Makassar dianggarkan sebesar Rp 674,9 miliar di APBN Kemenpu. Proyek tersebut dikerjakan dengan skema multiyears contract atau kontrak tahun jamak periode 2025-2027.
Proyek ini masih dalam proses tender meski pembangunannya ditargetkan dimulai akhir tahun ini. Berdasarkan skema penganggarannya, Stadion Sudiang Makassar baru ditargetkan rampung pada 2027 mendatang.
Kepala Dispora Sulsel Suherman mengatakan, Stadion Sudiang Makassar dibangun khusus untuk pertandingan sepakbola. Hal ini berdasarkan perencanaan pembangunan stadion yang tidak dilengkapi dengan lintasan atletik.
“Spesifikasi stadion, kapasitasnya akan mencapai 27.000 penonton dengan single seat seluruhnya. Tidak ada lintasan atletik, stadion full, jadi stadion ini khusus untuk sepak bola,” ungkap Suherman kepada infoSulsel, Jumat (10/10).
Namun Suherman memastikan seluruh fasilitas atau sarana penunjang Stadion Sudiang berstandar internasional. Lampu untuk pencahayaan stadion pun berstandar FIFA.
“Semua fasilitasnya menggunakan standar internasional FIFA, lapangan, termasuk pencahayaan, lampunya, kursi penonton (single seat), bench pemain, ruang ganti atau locker room berstandar internasional,” jelasnya.
Stadion Dilengkapi Fasilitas Kelas Bisnis
Kolaborasi Bangun Akses Jalan-Parkir
Stadion Sudiang Tanpa Lintasan Atletik
Iwan menjelaskan, pembangunan Stadion Sudiang Makassar merupakan proyek kolaborasi lintas instansi. Kementerian PU bertanggung jawab membangun infrastruktur atau bangunan utama stadion.
“Kementerian PU ini pure (murni) hanya membangun stadion. Jadi, sampai parameter luarnya itu dibangun oleh Kementerian PU dengan anggaran yang beredar itu,” ucap Iwan.
Sementara pembangunan akses jalan menuju Stadion Sudiang menjadi kewenangan Pemkot Makassar. Pemprov Sulsel selain menyediakan lahan, juga bertanggung jawab menyediakan lokasi parkir.
“Di dalam (kawasan Stadion Sudiang) ini kan ada banyak sekali yang harus dikerjakan. Contoh, akses masuk stadion itu, kewenangan itu ada di kota (Pemkot Makassar),” paparnya.
“Nah sementara provinsi (Pemprov Sulsel) ini lebih kepada di kawasan bagian olahraganya, area parkirnya, tamannya, plazanya. Ini bagian dari pemerintah provinsinya. Selain itu juga penataan pedagang,” tambah Iwan.
Iwan mengaku rencana pembagian kewenangan ini sempat dibahas saat pertemuan di Jakarta pada 6-9 Oktober lalu. Namun pembagian tugas ini masih akan dikaji lebih lanjut sebelum disepakati lewat dalam penandatanganan nota kesepahaman.
Diketahui, Stadion Sudiang Makassar dianggarkan sebesar Rp 674,9 miliar di APBN Kemenpu. Proyek tersebut dikerjakan dengan skema multiyears contract atau kontrak tahun jamak periode 2025-2027.
Proyek ini masih dalam proses tender meski pembangunannya ditargetkan dimulai akhir tahun ini. Berdasarkan skema penganggarannya, Stadion Sudiang Makassar baru ditargetkan rampung pada 2027 mendatang.
Kepala Dispora Sulsel Suherman mengatakan, Stadion Sudiang Makassar dibangun khusus untuk pertandingan sepakbola. Hal ini berdasarkan perencanaan pembangunan stadion yang tidak dilengkapi dengan lintasan atletik.
“Spesifikasi stadion, kapasitasnya akan mencapai 27.000 penonton dengan single seat seluruhnya. Tidak ada lintasan atletik, stadion full, jadi stadion ini khusus untuk sepak bola,” ungkap Suherman kepada infoSulsel, Jumat (10/10).
Namun Suherman memastikan seluruh fasilitas atau sarana penunjang Stadion Sudiang berstandar internasional. Lampu untuk pencahayaan stadion pun berstandar FIFA.
“Semua fasilitasnya menggunakan standar internasional FIFA, lapangan, termasuk pencahayaan, lampunya, kursi penonton (single seat), bench pemain, ruang ganti atau locker room berstandar internasional,” jelasnya.