Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyarankan permukiman di sekitar Pekuburan Beroangin, Kecamatan Tallo, Makassar, ditertibkan demi mencegah maraknya tawuran. BNNP menilai penertiban itu bisa menjadi langkah konkret, terutama karena ada rumah yang berdiri tanpa Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di lokasi.
Kepala BNNP Sulsel Brigjen Budi Sajidin mulanya menyinggung faktor peredaran narkoba di balik maraknya aksi tawuran warga. Dia juga menyinggung ada tiga daerah yang menjadi basis kelompok peredaran narkoba di Tallo.
“Tawuran dan konflik sosial awalnya dari peredaran narkoba. Beberapa minggu atau bulan yang lalu ada pembakaran rumah, pembakaran motor, tawuran antarkampung di tiga daerah kampung narkoba itu berawal dari narkoba,” ujar Brigjen Budi Sajidin kepada wartawan, Rabu (26/11/2025).
Budi mengaku telah berkoordinasi dengan Polda Sulsel dan Pemkot Makassar untuk melakukan penindakan. Menurutnya, persoalan ini memang perlu ditangani melalui kerja sama berbagai pihak.
“Menyelesaikan kampung narkoba itu tidak bisa sekali pekerjaan itu selesai, mesti harus berkelanjutan,” kata Budi.
“Jadi kemarin kita razia bersama turunkan kurang lebih 454 personel gabungan itu tidak bisa hanya sekali selesai, harus berkelanjutan dengan Pemda setempat,” ungkapnya.
Budi Sajidin lantas menyinggung sebagian lahan Pekuburan Beroangin yang dialihfungsikan menjadi lahan pembangunan rumah tanpa IMB. Menurutnya, lokasi itulah kerap menjadi tempat kejadian perkara (TKP) perang kelompok antara warga dari Kampung Sapiria dan Kampung Lorong Borta.
“Itu di depan area itu kan kuburan, kuburan itu di belakang rumah-rumah kumuh, itu kuburan juga sebetulnya,” kata Budi Sajidin.
“Kalau Pemda mau membersihkan kampung tersebut, kan itu tidak ada IMB-nya, itu bisa kita rapikan, itu area sebetulnya bukan pemukiman,” tegas Budi.
Dia juga menilai perlu ada upaya pembinaan terhadap kelompok masyarakat di lokasi. Hal ini sebagai salah satu jalan untuk mengubah citra permukiman tersebut yang kerap disebut sebagai ‘kampung narkoba’.
“Untuk kampung narkoba kita berupaya dengan bapak Kapolda dengan Pemda baik Kota Makassar maupun Provinsi untuk bersama-sama mengubah kampung narkoba itu menjadi kampung yang produktif,” paparnya.
“Syukur-syukur menjadi kampung yang menjadi penghasil kopi atau di situ orangnya jadi ahli elektronik tukang servis, kita akan rubah minimal tidak jadi sarang narkoba di situ,” tambah Budi.
Perang kelompok di Kecamatan Tallo sudah kerap terjadi dengan melibatkan warga dari Kampung Sapiria dan Lorong Borta. Salah satu insiden tawuran mengakibatkan seorang warga asal Sapiria terkena tembakan pada Minggu (16/1).
Korban sempat mendapat perawatan di rumah sakit namun meninggal dunia pada Selasa (18/11). Kematian korban tersebut mengakibatkan tawuran kembali pecah hingga menyebabkan 13 rumah dibakar.
“Kelompok dari Sapiria atau yang mendukung korban atau kelompok dari korban melakukan penyerangan terhadap kelompok Borta. Nah dari peristiwa penyerangan ini, mengakibatkan terbakarnya 13 rumah,” jelas Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Didik Supranoto kepada wartawan, Senin (24/11).
Polisi yang melakukan penyelidikan telah menangkap pria berinisial CB (36) yang merupakan pelaku penembakan. Selain itu ada enam pelaku pelaku pembakaran berinisial RM (18), MR (18), SU (18), AQ (17), SP (20) dan FD (16).
Selain itu, seorang remaja berinisial MH (16) juga dilaporkan meninggal ditembak orang tidak dikenal (OTK) di Jalan Tinumbu Lorong 148, Makassar, Jumat (21/11) dini hari. Remaja itu diduga hendak menyerang kelompok lain saat terjadi tawuran di lokasi.
“Hasil penyelidikan sementara pelaku belum terindifikasi dan masih dicari,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Devi Sujana, Sabtu (22/11).
